I'm Sorry, Zayn [21]

1.9K 182 57
                                    

Don't forget to press vote, thank you.

(REVISI 05072020)

Authors

To : Zayn

Zayn, maaf jika kau kembali aku sudah tak ada dirumahmu.
Bukan mauku, bukan..
Hanya saja aku kembali ditempatkan dengan pilihan yang amat sulit.

Aku ingin memperjuangkanmu, sungguh..
Tapi keadaan tidak mendukungku, membuatku berhenti untuk memperjuangkanmu..

Jika saja aku mempunyai cara untuk melawan dia, aku sangat ingin melawannya.
Aku mencintaimu Zayn, sangat!

Terima kasih atas semua kenyamanan yang kau berikan kepadaku..
Terima kasih sudah bisa menerimaku selama ini.

Kau harus tahu, bahwa aku sangat mencintaimu.
Aku memilihnya bukan karena aku tidak mencintaimu..
Tapi karena aku tak bisa, jika harus merasakan ibu membenciku.

Percayalah kita akan kembali bersama.
Dan jika kita kembali nanti, kuharap cintamu akan tetap sama seperti saat ini.

I love you, and always bigger..

- Bee.

Lelaki itu meremas kertas yang berada dalam tangannya.
Hatinya sakit.
Sakit saat mengetahui wanitanya pergi meninggalkannya dan menaruh lubang besar pada hatinya.

"Aku akan tetap mencintaimu, Bee." Lirihnya pelan. Dia tak sadar, kalau air mata sudah menghiasi hazel indahnya. Memijat keningnya pelan, pikirannya kembali memutar kenangan indah bersama sang kekasih.

Senyum dan tawa Bianca selalu menjadi hal yang paling ia tunggu jika ingin bertemu dengan wanitanya.
Tak lupa dengan segala perhatian Bianca yang membuatnya mampu mengunci hatinya hanya untuk Bianca seorang.
Bahkan Perrie-mantan kekasihnya yang kemarin sempat dekat kembali dengannya disaat ia sedang menjauh dari Bianca, tak sanggup mengambil kembali hati Zayn.

Tak ada yang bisa ia lakukan, selain dari merelakan.
Tak mudah untuknya bisa menerima kepergian Bianca begitu saja.
Walau sesaat, tapi cinta mereka sudah menyatu tak terlepaskan.

Dia tersenyum kecut saat matanya memandang kotak beludru kecil yang baru saja ia keluarkan dari saku jas-nya.

"Aku akan menyimpannya, sampai kau kembali padaku nanti." Gumamnya kecil.

Ya, Zayn sudah merencanakan semuanya.
Dia sudah berniat ingin melamar Bianca. Walaupun dia tidak menginginkan pernikahan dalam waktu dekat, tapi dia ingin mengikat Bianca dengan cara melamarnya.
Namun, semua itu pupus terbawa angin yang berhembus menerpanya.
Entah kemana angin itu membawa semua angannya, tapi itu cukup membuat hati lelaki itu terluka.

Bianca's

Aku kembali memasuki rumah ini dengan air mata yang terus berlinang. Bukan aku takut akan semua sikap kasar Harry, aku hanya merasa bersalah karena meninggalkan Zayn begitu saja.

"Jangan terus menangis, Anna." Ucap Harry yang berada disampingku, membantu membawakan koper kedalam kamarku. Aku enggan menatapnya, berbicarapun aku tak mau.

"Apa hobi barumu adalah menangis sekarang?" Tanyanya lagi sambil memegang pipiku, aku menolehkan wajahku sehingga tangannya yang memegang pipiku terlepas.

"Jangan membuatku emosi, Anna."

"Biarkan aku sendiri, Harry. Kumohon." Lirihku kepadanya, aku bisa mendengar dia membuang nafasnya kasar.

"Baiklah, tapi jangan sampai kau melewatkan makan malammu. Ah, maksudku makan malam kita. Karena aku akan mengajakmu makan malam diluar nanti."
Aku hanya mengangguk kepadanya. Aku kembali terisak disaat dia sudah keluar dari kamarku, meratapi nasib sial-ku yang tak kunjung selesai hingga saat ini.

TWO HEARTS IN ONE HOME | Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang