Fuck Yourself [29]

1.8K 164 53
                                    

Don't forget to press vote, thank you.

(REVISI 26072020)

Bianca's

"Sudahlah Bee, jangan menangis."

"Aku merindukanmu Zayn." Jawabku sambil terus terisak didalam dekapannya. Dekapan yang selama ini selalu aku rindukan, dan kini kembali ku rasakan.

"Aku juga merindukanmu." Jawabnya membuat hatiku kian sesak. "Kenapa kau pergi? Kenapa kau pergi dariku?" Tanyaku. Bodoh. Dia pergi karena kau, Bianca. Kenapa kau masih bertanya juga.

"Kau yang memilih untuk pergi. Dan tak ada yang bisa aku lakukan selain ikut pergi dari kehidupanmu."

"Maafkan aku, Zayn. Kumohon."

"Tak ada yang perlu dimaafkan, semua bukan salahmu. Keadaan yang memaksa kita untuk berpisah." Ujarnya. Bukannya merasa tenang, aku justru semakin menjadi. Isakkan ku kian mengeras. Aku menggenggam erat kemeja yang Zayn kenakan.

"Apa kau sudah mempunyai kekasih baru?" Tanyaku menyelidik, aku tahu, tak seharusnya aku menanyakan ini. Tapi rasa penasaranku sangat besar kepadanya.

"Ya." Dua huruf itu membuatku semakin hancur. Memang itu haknya, tapi aku masih belum bisa menerima kenyataan kalau Zayn mencintai wanita lain.

"Siapa?" Tanyaku dengan hati yang berdebar.
Sesak, itu yang aku rasakan saat ini.

"Bayang-bayang dirimu, tetap menjadi kekasih untukku."

Harry's

Aku baru saja selesai meeting dengan Louis, Liam dan juga beberapa kolega-ku. Aku melihat jam yang bertengger dipergelangan tangan kiriku, sudah pukul 10 malam. Sialan, meeting itu benar-benar melelahkan dan membuatku pulang larut seperti ini. Anna, ia pasti sudah lama menungguku.

Shit! Mengapa juga aku harus memikirkannya?
Gumamku dalam hati.

"Hai Harry."
Aku menoleh kesampingku, disana berdiri seorang wanita sexy yang kerap kali menggodaku, dan ya, hampir saja aku menidurinya waktu itu. Untung saja pada saat itu aku masih cukup sadar dan berlalu meninggalkannya yang sudah dalam keadaan half-naked.

"Hei, Lottie." Sapaku kepadanya. Ia tersenyum kepadaku, "Hei, kau ikut meeting juga?" Tanyanya.

"Ya. Bukankah kau tadi siang datang kesini?"

"Ah, tadi siang? Tidak. Aku baru saja datang karena Louis memintaku untuk menjemputnya. Tadi siang aku berada dikampus." Aku mengernyitkan dahiku setelah mendengar jawaban yang keluar dari mulut Lottie. Apa mungkin Nathalie berbohong padaku? Tapi untuk apa? Apa yang dia lakukan disini? Dikantor Louis? Baiklah, harus aku akui Nathalie memang dekat dengan Lottie, tapi aku tahu pasti jika Nath tidak dekat dengan Louis.

"Kenapa kau melamun?" Tanya Lottie menyadarkanku,  "Tidak. Baiklah, aku pergi." Kataku.

"Ouch, kau sudah tidak sabar ingin bertemu dengan-what's her name? Bianca, isn't?" Katanya, dan aku mengangguk membenarkan.

"Ya." Jawabku sambil sedikit terkekeh. "Aku dengar, kau lebih banyak menghabiskan waktu dengan wanita itu."

"Ya, karena dia tinggal bersamaku." Jawabku sambil merapikan jas-ku, "Lalu kenapa kau tidak meminta Nath untuk tinggal bersamamu juga?" Kenapa dia penasaran sekali. Aku menarik sudut bibir kiriku,

"I think you should know this words, Lottie-" Kataku, aku mendekat pada telinganya, "-rasa ingin tahu yang besar bisa membunuhmu."
Lanjutku sambil berlalu meninggalkannya yang sedang mendengus kesal karena ucapanku. Dia dan Louis sama saja, sama-sama ingin tahu apa aktivitasku. Baiklah, Louis memang sahabatku, tapi bukan berarti dia mengetahui segala aktivitasku.

TWO HEARTS IN ONE HOME | Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang