I Meet You [28]

1.8K 168 48
                                    

Don't forget to press vote, thank you.

(REVISI 25072020)

Bianca's

"KAU GILA, HARRY!" Teriakku sambil melemparkan bantal milikku tepat kewajah Harry. Apa-apaan manusia ini!

"Diamlah, Anna!" Jawabnya sambil melemparkan kembali bantal milikku. "Bagaimana mungkin aku bisa diam, Harry. Aku tidak ingin menikah denganmu!" Elakku. Dasar gila.

"Kau pikir aku mau menikah denganmu." Tanya Harry dengan santai kepadaku. "But why? Kenapa kau mengatakan kepada mom kau akan menikahiku." Tanyaku berbalik. Ia mengusap wajahnya frustasi. Memandang keluar jendela kamarku,

"Itu karena-karena hanya itu satu-satunya cara agar kau tetap bersamaku." Jawabnya membuat mengernyitkan dahiku.

"Aku bahkan sangat senang disaat mom ingin membawaku pergi dari sini." Jawabku. Ia terkekeh, menatapku sekilas lalu menggelengkan kepalanya, "Itu tidak akan pernah terjadi." Jawabnya.

"Apa mau-mu, Harry! Aku hanya in-"

Harry keluar dan menutup pintu kamarku dengan cara membantingnya. Aku tak mengerti apa inginnya. Mengapa dia mengatakan kepada mom kalau dia akan menikahiku padahal aku tahu pasti kalau dia bahkan tidak mencintaiku.

Aku tahu itu memang cara miliknya agar aku masih tetap tinggal bersamanya. Harry meminta waktu 6 bulan untuk mempersiapkan pernikahan kami, dengan begitu mom mempercayainya dan kembali membiarkanku tinggal bersama Harry.

Sialan, bahkan aku hanya menjadi budak seks-nya.

***

"Kumohon, Bianca. Maafkan aku." Mohonnya lagi, untuk yang kesekian kalinya. Aku menarik dalam nafasku dan membuangnya kasar. "Ya, lupakan saja." Jawabku dengan malas.

"Maaf. Harry berkata bahwa kau tidak mencintainya, dan kau sudah menyakitinya dengan berselingkuh dengan Zin. Maka itu dia mendekatiku dan aku terbuai olehnya. Maaf Bianca, maafkan aku." Apa-apaan! Aku tersenyum kecut saat mendengar penjelasan Emily baru saja.

Yang benar saja, duh!
Aku? Tidak mencintainya? Ya, itu memang benar.
Tapi, aku? Berselingkuh? Bajingan.

"It's Zayn, not Zin. Dan yeah, ku pikir dia benar. Aku memang tidak mencintainya, jadi, jika kau ingin kembali bercumbu dengannya, itu sama sekali bukan masalah bagiku." Jawabku santai.

"Lalu, kenapa kau menangis malam itu?"

"Karena aku kasihan denganmu, Emily. Aku kasihan mengapa kau bisa dengan mudah terbuai oleh lelaki sialan itu."

"Umm, A-aku. Anu, umm ...."

"I know. Karena ketampanannya. Keindahan mata hijau emeraldnya. Caranya melihatmu dengan penuh arti. Rahang tegas yang terukir sempurna miliknya. Bibir tipis nan merah yang sangat menggoda. Suara serak miliknya yang mampu membangkitkan libido-mu. Emily, percayalah, aku pun awalnya terpesona karena semua hal itu. Tapi semuanya berubah, semenjak aku tahu bagaimana sifat dia yang sebenarnya." Jawabku dengan santai. Bisa ku lihat Emily menunjukkan kecanggungannya saat ini.

"Ya, kupik-"

"-dan satu lagi. Kau harus tahu seberapa panas dan hebatnya dia diatas ranjang. Kurasa itu adalah hal terpenting yang harus kau ketahui." Tambahku. Aku melirik Emily yang tengah menatapku dengan tatapan terkejut miliknya,
"Bianca, kau suda-"

"-yup. Aku sudah bukan bocah lagi, Emily. Sekarang aku sama sepertimu. Aku sudah tahu bagaimana rasanya jika penis berada didalam intiku. Dan ya, Harry yang mengambilnya, dengan cara ia memperkosaku." Jawabku dengan nada sarkas disana. Emily membelalakan kedua matanya. Ia terlihat sangat terkejut dengan pengakuanku baru saja.

TWO HEARTS IN ONE HOME | Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang