Don't forget to press vote, thank you.
(REVISI170920)
Authors
"Anna, makanlah," mungkin ini sudah yang berpuluh kalinya Harry memohon sambil ia menyodorkan sendok berisi bubur disana. Anna masih saja tidak ingin memakan itu.
"Aku tidak mau, Harry. Aku tidak lapar," jawabnya sambil terus menatap layar televisi didepannya. Anna sudah sadar dari pingsannya. Ia pingsan dalam waktu yang lumayan lama, 5 jam, dan itu benar-benar membuat Harry frustasi.
"Sedikit saja, ayolah,"
"Tidak, Harr-"
"Kau mau Ibu mu banyak pikiran karena kau tidak mau makan?" ancam Harry yang mana membuat Anna mendengus kesal.
"Jangan beritahu Ibu," kata Anna kini memohon. Aku sedikit merasa menang, ia menyeringai disana.
"Tergantung. Kalau kau tetap tidak mau memakan bubur ini, aku akan memberitahunya," kata Harry lagi. Anna memajukan bibir bawahnya. Ia terlihat memang tidak berselera untuk makan.
"Aku benar-benar tidak lapar. Aku pasti akan memakannya, tapi nanti,"
"Kau melewati makan siang-mu, dan kini kau akan menunda makan malam-mu? Anna, jangan membuatku marah," kata Harry, kini nada bicaranya sudah mulai lebih tegas.
"Boleh aku makan yang lain?" tanya Anna dengan hati-hati, ia takut Harry akan marah dan kembali mengamuk seperti hari-hari kemarin. Harry memandang Anna dengan wajah datarnya, ia sedikit menonjolkan pipi bagian kirinya menggunakan lidahnya.
"Kau ingin makan apa?" tanya Harry sambil ia meletakkan mangkuk berisikan bubur itu keatas nampan.
"Aku ingin sup ayam," kata Anna.
"Baiklah, aku akan membelinya. Semoga kafetaria rumah sakit ini menjualnya," ujar Harry sebelum akhirnya ia bangkit dan mulai berjalan keluar dari ruangan rawat Anna.
***
"Harry," panggil Anna, Harry yang tengah memainkan ponselnya pun hanya bergumam tanpa ia menoleh kearah wanita itu.
"Harry!" panggil Anna lagi kesal. Kali ini Harry menoleh.
"Ada apa, Anna?"
"Kata Ibu, kau sangat khawatir ketika aku pingsan kemarin. Apakah itu benar?" tanyanya. Harry terkekeh ringan mendengar itu.
"Memangnya kenapa? Kau terlihat sangat ingin tahu tentang kebenarannya," kata Harry. Anna diam, ia lalu menggelengkan kepalanya.
"Aku, hanya ingin tahu saja,"
"Ya, itu benar." kata Harry. Anna mengangguk, ia mengulum senyumnya entah karena alasan apa.
"Kau lucu jika sedang tersipu," ledek Harry. Anna langsung menoleh lagi kearah pria itu, Harry benar, Anna tersipu malu. Wajahnya merona.
"Aku tidak," elak Anna. Harry yang sedari tadi duduk diatas sofa pun kini bangkit, berjalan mendekati ranjang Anna.
"Ayo perlihatkan kepadaku rona wajahmu," godanya sambil mengangkat dagu Anna.
"Apasih Harry," kata Anna, ia lalu menarik selimut untuk menutupi wajahnya. Harry terkekeh gemas karena tingkahnya.
"Kenapa kau tidak pergi kerja," tanya Anna dari balik selimut.
"Aku masih ingin melihat rona wajahmu. Ayo, buka selimutnya," Harry berusaha menarik selimut itu namun Anna menahan kencang selimutnya menggunakan kedua tangannya. Harry gemas, ia benar-benar gemas dengan tingkah Anna untuk yang pertama kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO HEARTS IN ONE HOME | Harry Styles
Fiksi PenggemarCOMPLETED ✔ (Sedang Dalam Tahap Revisi) He's a dominant, Will you stay? STORY WRITTEN BY : GRIZTAA IDEA BY : GRIZTAA COVER BY : @rainygraphic PUBLISH DATE : JULY 05, 2018