It's Just Begun [20]

2.1K 161 52
                                    

Don't forget to press vote, thank you.

(REVISI 130620)

Bianca's

"Zayn." Panggilku kepada Zayn yang sedang merapikan dasinya, "Apa, sayang?" Tanyanya sambil menatapku.

"Apa kau bisa mengantarku nanti?" Tanyaku hati-hati. "Kemana?" Tanyanya sambil mengernyitkan dahinya dan berjalan kearahku.

"Aku ingin mengambil barang-barangku yang berada dirumah Harry." Aku melihat Zayn mengangguk pelan lalu mencium keningku cukup lama.

"Ya, baiklah. Aku akan mengantarmu nanti. Ayo, aku akan mengantarmu kekampus dulu."

Aku dan Zayn sudah berada didalam perjalanan menuju kampusku.
Ini sudah hari ke enam semenjak Harry datang kerumah Zayn dan aku mengusirnya. Dan dihari itu juga aku mulai terlepas darinya. Aku bersyukur Zayn sangat menghormatiku, bahkan jika dia ingin bercinta denganku dia akan izin dengan sangat sopan. Dan jika aku menolaknya dia tidak pernah mempermasalahkan itu, dia benar-benar tahu bagaimana cara membuatku nyaman dan bahagia bersamanya.

"Kenapa melamun." Tanyanya sambil menggenggam tanganku. "Tak apa, Zayn."

"Nanti kau makan siang bersama Niall dulu, tak apa 'kan? Aku mempunyai jadwal yang cukup padat hari ini." Ucapnya lagi sambil menciumi punggung tanganku. "It's okay, Zayn. Tapi kau jangan lupa untuk makan siang 'ya." Kataku kepadanya dan dia mengangguk disana sambil tak henti-hentinya menciumi tanganku.

***

"Niall, aku dengar kau sedang dekat dengan wanita yang bernama Ariana 'ya." Tanyaku kepada Niall yang sedang memakan chipsnya. Kenapa dia suka sekali chips.

"Ya, tapi, entahlah. Aku bingung." Jawabnya sambil mengerdikkan bahunya. "Kenapa harus bingung?" Tanyaku.

"Lebah, kalau kau bertanya seperti itu, aku pun tak tahu apa jawabannya. Hanya saja hatiku masih belum cukup yakin." Katanya dan aku hanya terkekeh tanpa menjawabnya.

"Maaf, apa benar kau yang bernama Bianca Thompson." Tanya seorang perempuan bersurai hitam kepadaku. Apalagi sekarang?

"Ya kau benar. Ada apa." Tanyaku sambil tersenyum kepadanya. "Professor Miguel mencarimu, dia memintamu untuk keruangannya." Jawabnya lagi.

"Oh baiklah, aku akan segera kesana. Terima kasih 'ya." Jawabku dan dia hanya mengangguk sambil berlalu.

"Ni, aku pergi menemui professor Miguel dulu 'ya." Tanyaku kepada Niall yang sedang asik memainkan angry bird di ponselnya. "Ingin ku antar." Tanyanya tanpa menoleh kepadaku.

"Tidak perlu, kau disini saja."

"Baiklah, bye."

Aku berjalan menuju ruangan professor Miguel, sebenarnya aku cukup khawatir dengan apa yang akan terjadi. Professor Miguel adalah Dean untuk jurusan seni, dan jika ada mahasiswa yang dipanggil untuk menemuinya diruangannya, itu berarti mahasiswa itu sedang dalam masalah.

Aku kembali menjauhkan tanganku dari pintu ruangan ini, aku gugup, sangat gugup. Bahkan aku bisa merasakan telapak tanganku berkeringat disana. Sialan.

Aku menarik nafas dalam sebelum akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu ruangan professor Miguel yang berada tepat didepanku.

"Come in!" Teriakkan professor Miguel terdengar dari dalam. Aku membuka pintu ini dengan perlahan.

"Permisi, sir." Ucapku kepadanya, aku bisa melihat dia menatapku dengan tajam, membuatku benar-benar merasa ingin melompat kejurang saat ini juga.

TWO HEARTS IN ONE HOME | Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang