Yes [10]

2.4K 210 36
                                    

Don't forget to press vote, thank you.

(REVISI 120620)

Bianca's

"Jangan marah lagi, okay? Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu, Harry. Jangan sakiti aku."

"Aku berjanji, aku tidak akan menyakitimu, percayalah kepadaku."

"Jangan lagi meniduri jalang, Harry."

"Ya, Nath, aku hanya akan tidur denganmu."

Aku tersenyum kecut saat mendengar suara sialan yang berasal dari ruang televisi.
Bagaimana mungkin Nathalie bisa begitu saja memaafkan lelaki bajingan itu?

Aku memakan roti isiku dengan tidak berselera. Ini sudah 4 hari semenjak kejadian terburuk yang menimpaku itu, dan aku masih terus menangis tak terima setiap malam.

Aku benar-benar merasa kotor, tak tahu harus mencari siapa.
Aku ingin sekali bercerita kepada Hailee dan juga Luke, mereka sahabatku di Scotland.
Tapi, aku tidak yakin mereka masih ingin berteman denganku atau tidak ketika mereka mengetahui permasalahan ini.

Aku hanya bisa memendam permasalahan ini sendiri.
Tapi, akankah aku bisa bertahan dalam memendam permasalahan ini sendirian?

***

"Kau baik-baik saja?" Tanya Zayn kepadaku, dan aku hanya mengangguk kecil sambil tersenyum kepadanya.
Ya, Zayn sedang mengajakku makan malam diluar. Aku sudah berkali-kali memintanya agar tidak terlalu sering mengajakku makan diluar agar dia bisa mengirit uangnya. Tapi tetap saja dia seolah tak mendengarku.

"Kau terlihat sedikit pucat, kau sakit?" Tanyanya lagi menyelidik.

"Aku tak apa, Zayn. Percayalah." Jawabku sambil mengelus lengannya dan ia pun mengangguk sambil membawa kepalaku untuk ia kecup.

"Kau tahu? Aku sangat menyayangimu, Bee. Aku tidak mengerti kenapa perasaanku kepadamu tumbuh sangat cepat." Ucapnya lagi yang mana membuat hatiku berdesir tak karuan. Aku merasa bahagia karena Zayn sangat menyayangiku, tapi disisi lain aku juga takut akan kenyataan yang terjadi kepadaku. Aku takut Zayn akan mengetahui tentangku, tentang semua kejadian dimalam itu.

Aku tidak ingin kehilangan Zayn.

"Aku juga menyayangimu, Zayn." Jawabku dan dia memeluk erat tubuhku, seakan tak ada lagi hari esok untuk kami.

"Kau ingin kemana sehabis ini?" Tanyanya kepadaku, aku berpikir beberapa saat kendati bingung akan tujuan yang akan kami singgahi sehabis ini. Aku tidak tahu seluk beluk London.

"Aku tidak tahu seluk beluk London, Zayn. Terserah kau saja ingin kemana." Jawabku kepadanya dan dia hanya menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, ayo kita bersenang-senang." Ajaknya sambil menarik tanganku.

"Zayn, aku tidak menyangka bahwa London seindah ini." Ucapku ketika kami sedang memandang kota London dari puncak London Eye. Ya, Zayn mengajakku untuk menaiki London Eye, dan kalian tahu apa? Zayn membooking satu kapsul ini hanya untuk kami berdua. Didalamnya pun dihiasi dengan meja berbentuk Love dan terdapat Red Wine untuk kami berdua.

Aku bahkan tidak bisa menerka seberapa besar uang yang Zayn keluarkan hanya untuk membahagiakanku hari ini.

Setelah kami selesai menaiki London Eye sambil berbincang dengan ditemani Red Wine, Zayn kembali membawaku pulang ketempat yang teramat sangat aku kutuk.
Sejujurnya, aku sudah ingin mencari pekerjaan. Tapi Zayn melarangku karena dia tak ingin aku kelelahan. Dan dia menyuruhku agar berbicara kepadanya jika aku sedang membutuhkan uang.
Dia berkata; Bee, aku tak mau kau kelelahan. Beritahu aku jika kau membutuhkan uang, karena uangku adalah uangmu. Jangan merasa kau akan membebaniku, karena kau bukan beban untukku, tapi kau adalah kebahagiaanku. Jadi, aku lebih baik kehilangan semua uang milikku, dibandingkan aku harus kehilangan kebahagiaanku.

TWO HEARTS IN ONE HOME | Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang