19

1.3K 90 1
                                    

"Nanti malam kalau hujannya udah reda, gue tunggu di rooftop apartemen lo, ya!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nanti malam kalau hujannya udah reda, gue tunggu di rooftop apartemen lo, ya!"

"Mau ngapain?"

"Kalau penasaran, dateng aja."

Jam sudah menunjukan pukul delapan malam tetapi hujan masih tak kunjung reda meskipun tidak sederas tadi sore. Aku memandang gusar cermin di depanku yang menunjukan penampilan seorang perempuan berambut cokelat bergelombang dengan drees selutut melekat rapi pada tubuhnya. Wajahnya sudah dipoles dengan make up tipis, membuat wajahnya terlihat kian manis meskipun saat ini sedang menunjukan raut gelisah.

Iya, itu aku.

Entah ada angin apa, ketika Robby mengantarku pulang dan memintaku untuk datang ke rooftop gedung tempat tinggalku jika hujan sudah reda, membuatku langsung belingsatan mencari pakaian dan sepatu yang cocok untuk aku kenakan malam ini. Tidak hanya itu, aku juga memoles wajahku dengan make up, padahal aku paling malas untuk berdandan, apalagi hanya untuk bertemu Robby. Dan yang membuatku gelisah, hujannya belum reda.

Ya ampun, bagaimana ini?

Dengan langkah tidak sabar, aku berjalan menuju balkon dan membuka pintu lebar-lebar, membuatku langsung disuguhi pemandangan kota pada malam hari dengan cahaya lampu gedung-gedung tinggi dan suara deru serta klakson kendaraan dari lantai 10 yang aku pijak saat ini. Udara dingin khas hujan menerpa kulitku, membuatku merapatkan tangan untuk sekedar menghangatkan tubuh.

Masih gerimis. Mungkin sebentar lagi.

Ketika aku kembali ke kamar, aku mendengar ponselku berbunyi, menandakan jika ada beberapa pesan masuk.

Line
8.07 p.m

Robby
|masih gerimis

|Sabar ya sayang

Valena
Sayang pala lo kebalik|

Robby
|Jangan gitu dong sama aa

Valena
Jijik|

Robby
|I love you too😜❤️

Aku mendengus geli, lalu menyimpan kembali ponsel di meja nakas sambil duduk di pinggiran ranjang dengan mata mengarah ke arah balkon, menatap gerimis di luar sana yang masih tak kunjung reda.

Apa menunggu memang semenyebalkan ini? Aku kira hanya Robby saja yang menyebalkan.

Sampai beberapa saat kemudian air-air itu sudah tampak tidak turun, membuatku lantas kembali berjalan ke balkon untuk memastikan jika gerimis memang sudah reda. Aku tersenyum, menatap awan gelap di atas sana dengan jantung berdebar keras.

***

Almost Late [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang