"Anggi!" Brian memanggil dengan sedikit berteriak.
"Yaaa?" sahut Anggi dan ia sangat kaget saat menyadari bahwa babang tampannyalah yang memanggilnya. Anggi seketika membenahi baju dan rambutnya.
"Alexa mana ya?" tanyanya
"Gue kira lo mau nanyain gue, ternyata si Alexa. Alexa lagi sakit, saat dia datang bulan dia akan lemas tapi tidak sering sih. Mungkin kebetulan sekarang daya tahan tubuh dia menurun juga" jawab Anggi apa adanya.
"Yaudah deh makasi ya" kata Brian.
"Lo suka sama Alexa? Eh maksudnya suka beneran?" Tiba-tiba Anggi bertanya.
"Bukan suka tapi sayang" jawab Brian sambil berlalu meninggalkan Anggi.
Hari ini Alexa tidak sekolah karena memang badannya sedang tidak enak. Tamu bulanan wanita yang membuat Alexa sangat tersiksa. Perutnya yang kram sampai ia tak bisa berjalan, wajahnya pucat seperti orang kekurangan darah. Anggi sangat mengkhawatirkan sahabatnya itu.
Brian yang saat ini tengah berjuang untuk meluluhkan hati Alexapun menyusun rencana bagaimana caranya agar Alexa luluh dengannya dan mau memaafkannya.
Alexa, kamu sakit apa ? -Brian
Lama brian menunggu akhirnya tidak ada balasan dari Alexa.
💣💣💣💣💣
"Lex, Brian itu suka sama lo. Dia itu sayang banget sama lo" kata Anggi meyakinkan Alexa
"Bukannya Brian udah dapet apa maunya dia ya ? dia kembali dengam Reita apa itu bukan kemauannya dia ? Tujuannya pura-pura pacaran sama gue kan biar Reita panas" jawab Alexa ketus sambil terus menulis ringkasannya.
"Lex lo gatau, saat lo gak ada dia nyariin lo terus, nanyain keberadaan lo. Saat lo sakit dia sampe nyamperin gue ke kelas cuma untuk nanyain lo" Ucap Anggi.
"Tapi Anggie, Brian itu musuh gue kan"
"Hallo lex, semua bisa berubah"
"Alexa" tiba-tiba suara Brian terdengar, kala itu memang sedang jam istirahat.
Baik Alexa maupun Anggie sama-sama terdiam seketika saat Brian memanggil nama Alexa.
"Alexa, aku minta maaf" kata Brian menunduk sambil berjongkok di samping bangku Alexa. Alexa hanya mampu terdiam seribu bahasa.
"Aku tau aku salah saat itu bentak kamu padahal kamu yang dihina oleh Reita" kata Brian lirih
"Aku tau juga aku gak baik buat kamu, aku tau aku gak pantes buat kamu. Asal kamu tau Lex, aku sayang kamu tanpa sadar. Rasa itu datang tiba-tiba dan tanpa aku minta, mungkin ini terdengar lebay atau mungkin alay. Seiring berjalannya waktu kita sering menghabiskan waktu berdua, aku kalah Lex, aku kalah. Saat ini aku mengakui kekalahan ku, menyingkirkan semua keegoisanku hanya untuk menyampaikan perasaanku. Tidak pernah aku memiliki perasaan seperti ini Lex. Aku selalu khawatirin kamu, saat kamu nangis aku selalu ngasih pundak aku buat kamu. Aku rindu hal itu, jika ada pilihan lebih baik aku menjadi musuh mu tapi masih bisa berkomunikasi sama kamu dari pada aku harus bermusuhan dingin seperti ini" kata Brian lantang.
Alexa masih diam seribu bahasa. Brian akhirnya beranjak meninggalkan kelas Alexa.
Saat Brian sudah sampai diambang pintu, Alexa mengeluarkan kata.
"Buktiin kalo lo akan pantes buat gue" Alexa berkata sambil tetap fokus pada ringkasannya.
Mendengar itu Brian sangat gembira, ingin rasanya ia memeluk Alexa saat itu. Karena keinginannya tidak terpenuhi, Brian malah memeluk pintu kelas Alexa yang membuat Alexa setengah mati menahan tawa.
"Gitu dong Lex, kasih kesempatan buat babang tampan gue" kata Anggi bahagia
💣💣💣💣💣
Hari ini Brian ingin merubah dirinya dari yang biasanya baju sekolah dikeluarkan, sabuk rocker, sepatu warna-warni dengan berbagai aksesoris di tangannya. Menjadi sosok Brian yang sedikit rapi ya walau tampak kurang. Ya namanya juga usaha
Tas Brian yang biasanya sangat ringan kini mendadak menjadi berat. Entah isinya buku apa saja. Intinya ia ingin menjadi seperti apa yang Alexa inginkan, lagi pula ini demi kebaikan dirinya jadi Brian tidak masalah.
Semua orang di sekolah terheran-heran, tak sedikit siswa malah menertawakan perubahan Brian tapi ia cuek saja selama apa yang ia lakukan tidak merugikan orang lain. Guru-guru senang dengan sedikit perubahan pada diri Brian. Setidaknya ia berhenti berdandan seperti layaknya preman sekolah. Guru-guru berharap kemampuannya dalam menangkap ilmu juga bertambah.
"Woii preman kita tobat sob" teriak Gino teman sekelas Brian
"Udah kelas tiga, udah mau lulus. Perbaiki sifat biar nanti pas nilai gue jelek guru mau bantu gue" kata Brian membela diri
"Karena sekolah atau karena princess Alexa?" ledek temannya yang hanya dibalas dengusan oleh Brian
Saat mengikuti pelajaran juga Brian menjadi sangat tenang, dan belajar mengerti tentang semuanya walau kepalanya menjadi sedikit sakit karena ini. Apa begini rasanya belajar seperti orang pintar ? Membuat kepala sakit dan pening ? Gumam Brian dalam hati. Tapi ia harus buktikan bahwa dirinya bisa.
Saat jam istirahat tiba, Brian menuju kelas Alexa berniat ingin mengajak Alexa makan siang bersama. Brian senang melihat Alexa ada di dalam kelas. Seorang diri pula.
"Hai Alexa" sapa Brian gugup karena takut Alexa marah.
"Haii, lo siapa ya?" tanya Alexa
"Yaelahh neng, gue ini gak operasi plastik. Gue cuma rubah penampilan doang" jawab Brian
"Kok lo berubah gitu? Pasti Reita minta lo berubah" jawab Alexa asal
"Asal kamu tau ya Alexa, dia itu gak pernah nyuruh aku buat berubah" kata Brian dengan penuh penekanan.
"Yaudah yaudah. Gue seneng liat lo berubah gini" kata Alexa sambil tersenyum
"Boleh ikut makan disini ?" tanya Brian lagi.
"Boleh" jawab Alexa ketus. saat Brian mengeluarkan bekalnya, Alexa tertawa melihat kotak makan Brian
"Brian berubah sih berubah tapi jangan sampe kotak makan dan tempat minumnya dong seperti anak TK" cibir Alexa yang dibalas dengan senyuman oleh Brian.
Mereka melanjutkan dalam diam. Baik Brian maupun Alexa tidak tahu jika ada seorang perempuan mengintip di balik jendela kelas.
"Gue balik kelas ya Lex, tapi sebelumnya gue mau nanya. Lo masih marah sama gue?" tanyanya
"Lupain aja Bri, anggap aja gak pernah terjadi itu"
"Jangan gitulahh Lex. Intinya gue minta maaf, gue ke kelas ya" Brian melambaikan tangannya dan segera pergi meninggalkan kelas Alexa.
Diseberang sana seorang perempuan melihat kejadian itu, dua orang yang sedang berbicara dan lelaki itu adalah pacarnya. Pacarnya yang kini ketus dengannya tetapi bisa tersenyum untuk Alexa. Perempuan itu meremas tangannya karena kesal, kesal melihat kedekatan mereka kembali. Perempuan itu berjanji akan membuat perhitungan dengan Alexa. Tinggal tunggu saja tanggal mainnya.
Senyum sinis mengembang di bibir perempuan itu.
💣💣💣💣💣
Mungkin ceritanya gak asik
Ya, karena saya bukan penulis
Tapi terimakasih untuk yang telah menyempatkan waktunya untuk membaca cerita saya ini. Dan untuk yg udah vote juga sangat terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Pura-Pura Jadi Suka
General FictionDua insan yang saling bermusuhan Tinggal satu kompleks perumahan Permusuhan bermula dari orang tua Sehingga anak-anaknya pun bermusuhan Siapa sangka anak-anaknyalah Yang akan menyatukan kedua keluarga itu Berpura-pura tidak lah sulit Yang sulit adal...