10.

233 10 0
                                    

Brian hampir setiap hari menemui Alexa di kelasnya. Walau sekedar untuk makan siang, belajar bersama maupun hanya berbicara ngalor ngidul. Alexa sudah mulai terbuka dengan Brian perihal apapun, ia juga sudah mulai menerima kehadiran Brian disetiap hari-harinya.

"Alexa kayaknya makin kesini Brian makin sayang sama lo" kata Anggi.

"Ah perasaan lo aja kali Nggi. Kita mah biasa aja" jawab Alexa sambil tetap membaca novelnya.

"Lo tu gak peka atau pura-pura gak peka?" Anggi heran dengan sahabatnya itu.

"Gue rasa semuanya itu biasa aja Nggi, udahlah" Alexa memutuskan obrolan mereka.

Setiap hari Alexa bersama Brian, hingga tiba saat menjelang Ujian Nasional. Murid-murid disibukkan dengan soal-soal tahun lalu, rumus-rumus dan berbagai macam buku untuk menunjang pengetahuan mereka. Alexa adalah yang paling repot. Ia akan membeli seribu buku saat sudah musim ujian seperti sekarang.

Brian, temenin gue beli buku -Alexa

[Yaudah lo siap-siap aja dulu nanti gue tunggu dibalkon ngasih lo aba-aba buat berangkat -Brian]

Okee thankk youu broo -Alexa

Begitulah mereka, walau rumah sangat dekat tapi mereka tidak bisa berkomunikasi dengan leluasa. Hal itu dikarenakan oleh permusuhan kedua orang tua mereka yang mereka sendiri tidak tahu apa masalahnya. Sebagai anak, mereka hanya menjadi penikmat cerita saja selama ini.

Alexa sekarang sudah bersiap, mengenakan celana jeans pensil dipadukan dengan sweater dan flatshoes. Ia segera menuju balkon dan benar saja, Brian sudah ada disana dengan celana selututnya dan juga jaket kainnya. Tampak keren.

Alexa segera turun dan melajukan mobilnya. Saat didepan rumah Brian, ia langsung pindah ke tempat penumpang sementara Brian menyetir. Hal ekstrim yang mereka lakukan adalah ini. Jika ketahuan orang tua bisa diomeli tujuh jari tujuh malam.

Dalam mobil mereka bercanda gurau sambil sesekali bernyanyi ria. Melantunkan alunan musik yang mereka suka.

Sesampainya di toko buku, Alexa mengambil catatan kecil yang berisi daftar buku yang ingin ia beli.

Sembari mencari buku, Brian memisahkan diri dengam Alexa. Ia pergi ke blok buku yang menyediakan berbagai novel, ia berniat memberikannya pada Alexa. Ada satu novel yang menarik perhatian Brian judulnya 'Kehilangan Sebelum Memiliki'.

Setelah Alexa mendapatkan semua bukunya, akhirnya mereka pulang. Di dalam mobil, Brian memberikan novel yang ia beli untuk Alexa.

"Alexa nih" sembari memberikan novel yang ia beli.

"Buat gue? Kok lo tau gue suka novel?"

"Jelas lah. Gue kan emang serba tau apalagi soal lo" kata Brian yang berhasil membuat Alexa tersipu

"Makasii ya nyet" mereka menyusuri jalanan yang sudah gelap.

💣💣💣💣💣

"Brian!" bentak Mamanya saat Brian baru saja masuk ke rumah

"Mama gak seneng ya kamu jalan sama anak itu" kata Mamanya dengan amarah yang sudah menggebu-gebu

"Aku cuma anter dia beli buku Ma" kata Brian sambil menunduk.

"Kenapa kamu harus nemenin dia ? Apa gak ada orang lain ? Mama udah bilang Mama gak suka sama keluarga itu" kata Mama Brian.

Akhirnya Brian lelah dan.. "Ma bukannya aku mau ngelawan Mama atau menjadi sok pintar Ma. Tapi sampai sekarang aku gak pernah tau masalah kalian apa, terus aku harus bermusuhan dengan Alexa karena masalah Mama yang aku gatau apa. Aku butuh teman disini Ma. Mama bisa liat aku berubah kayak sekarang karena Alexa. Kalau saja aku gak kenal dan berteman dengan Alexa mungkin anak Mama masih berandalan. Brian mau berubah karena dia Ma. Brian gak ngerti kalian ini udah dewasa tanggapilah masalah dengan dewasa, bukannya menanam kebencian tak terarah pada anak-anak kalian" Brian lalu berjalan ke kamarnya. Saking lelahnya Brian sampai mengeluarkan perkataan lancang pada mamanya

Mama brian hanya bisa terdiam dan memikirkan kebenaran pada perkataan Brian.

[Brian lo di marah ya? -Alexa]

[Ah enggak kok lex -Brian]

[Gak usah bohong nyet, gue tau. Gue minta maaf ya gara gara gue lo jadi kena marah -Alexa]

[Gapapa lex, besok boleh gak gue minta belajar bareng lo? Biar nilai gue gak anjlok-anjlok banget -Brian]

[Oh kalau sama gue nilai lo harus bagus dong -Alexa]

[Yaudah tidur sana udah malem -Brian]

Kini Brian berpikir, apakah nasibnya akan sama seperti novel yang ia belikan untuk Alexa tadi ? Belum memiliki tapi sudah merasa kehilangan. Brian sangat tidak ingin merasakan itu. Entah kenapa Alexa lah yang membuatnya berkeinginan untuk menjadi murid yang baik, dengan Alexa ia merasakan kebahagiaan, dengan Alexa pula ia tahu bagaimana sebenarnya rasa itu. Rasa yang ia tak pernah miliki sebelumnya. Tapi bagaimana mungki ia dan Alexa menyatu jika orang tua saja sudah bermusuhan. Brian memejamkan matanya dengan terpaksa dan akhirnya dapat terlelap dalam dunia mimpinya.

💣💣💣💣💣

Kehabisan inspirasi

Pura-Pura Jadi SukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang