Dua minggu sudah Brian terbaring lemas di rumah sakit. Alexa tetap setia menemani Brian, menjaganya dan mengajaknya berbicara walau ia tahu Brian tak akan bisa menjawab setiap perkataannya. Ia hanya berharap Brian mendengar semua yang ia ucapkan. Mendengarkan semangat yang diberikan Alexa untuk tetap tegar melawan sakitnya, untuk tetap bertahan dalam heningnya lelap.
Kala itu, teman-teman Brian menjenguknya. Mereka datang dengan wajah marah. Mereka menyalahkan Alexa untuk kejadian itu. Dan itu merupakan hasutan dari Reita.
"Eh lo yang buat Brian gini. Gatau diri lo ya!" kata salah satu dari mereka
"Gue emang salah tapi gue gatau kalau rem gue blong" jawab Alexa sambil menunduk
"Lo mending pergi dari sini, daripada lo disini malah buat Brian gak sembuh-sembuh" kata Reita dengan penuh kemenangan
Reita tahu bahwa Brian mengawasi gerak-geriknya agar tidak mencelakai Alexa. Maka dari itu ia pasti tahu Brian akan menyelamatkan Alexa dari remnya yang blong itu.
Saat hendak keluar dari kamar, tiba-tiba nafas Brian menjadi berat dan pelan. Mereka semua panik, ada yang berteriak dan memencet tombol. Sementara Alexa kembali ke kamar Brian dan menguatkannya sambil berdoa. Setelah dokter datang mereka semua harus menunggu di luar.
"Loh Alexa kenapa nangis? Ini tante bawain makanan" tanya tante Ratna
"Tante kok masih baik aja sama cewek yang udah celakai anak tante?" tanya Reita sinis.
"Itu bukanlah kemauan Alexa, lagipula hal itu sebabkan karena rem mobil Alexa sengaja di rusak oleh seseorang" kata tante Ratna yang berhasil membungkam mulut ular Reita
"Aku gapapa tante, tadi Briannya susah nafas sedang ada dokter di dalam" jawab Alexa
"Yaudah temen-temennya Brian terimakasih ya telah menjenguk" kata Tante Ratna
Mereka semua berlalu pergi masih dengan amarah yang ditujukannya pada Alexa.
Alexa masuk kedalam kamar Brian, dan mengajak Brian berbicara banyak hal. Kadang Alexa melihat Brian meneteskan air mata. Mungkin Brian ingin menyampaikan banyak hal, tapi apa daya? Tubuhnya tidak berfungsi.
"Brian, aku sudah makan sekarang, mama kamu yang berikan. Cepat sadar ya Brian, kalau kamu lihat aku yang sekarang mungkin kamu akan marah karena aku yang kurus, berantakan dan tampak seperti orang gila" Alexa menyunggingkan senyum.
"Kamu tahu? Aku selalu menjaga mu disini, berharap matamu terbuka dan tanganmu dapat menggenggam tanganku. Aku rindu hal itu Brian"
"Aku tidak masalah jika harus bertengkar setiap harinya, harus beradu mulut setiap harinya. Asalkan aku dapat melihat matamu terbuka Brian. Cepatlah sadar, jadilah lelaki yang kuat untuk aku" kata Alexa sambil menggenggam tangan Brian. Merasakan nadi Brian sangat cepat dan air mata itu, keluar dari mata Brian.
💣💣💣💣💣
"Alexa lo mending pulang!" suruh Reita
"Adanya lo disini malah ngebuat Brian gak ada perkembangan kan" katanya lagi.
Alexa memikirkan perkataannya. Apakah dengan adanya Alexa, Brian tidak ada perubahan. Alexa akhirnya memutuskan untuk menghindari Brian.
"Kalau gitu gue titip Brian ke lo ya" kata Alexa sambil berlalu meninggalkan Brian dan Reita
Ia berjalan gontai menyusuri setiap lorong rumah sakit. Selalu berharap dan menyalahkan dirinya dalam hati. Menyayangkan kejadian saat itu yang membuat Brian seperti sekarang.
"Sayang" panggil maminya sesaat setelah Alexa memasuki rumah
"Mami, alexa menjadi penyebab Brian seperti sekarang. Alexa juga yang buat Brian gak ada perkembangan selama ini karena Alexa selalu disana. Alexa gak mau lagi ada di sana mi kalau Alexa malah memperburuk suasana" kata Alexa sambil menangis dipelukan maminya.
"Udah sayang, kamu mau menenangkan diri ? Mami akan buka kan villa yang ada di bukit" kata Maminya
Alexa mengiyakan saran Maminya, jika ia tetap berada disini. Maka hatinya akan selalu menuntun raganya untuk menemui Brian. Jika itu terjadi, maka keadaan Brian akan memburuk.
Alexa segera berkemas dan langsung menunju villa saat itu juga. Diperjalanan hatinya tidak tenang memikirkan Brian.
Juno bisa gue minta tolong? -Alexa
Boleh lexa, mau minta tolong apa? -Juno
Selalu awasi Brian ya, kasi tau gue tentang keadaannya. Thank you uno -Alexa
Kini Alexa menenangkan dirinya seorang diri di villa milik papinya. Ia berharap Brian akan segera sadar setelah ini.
Alexa setiap harinya hanya merenung dan menangis dalam sendirinya. Ia ingin menemui Brian tapi kehadirannya disana akan membuat semua semakin buruk.
Ia hanya ingin membalas apa yang pernah Brian berikan padanya. Brian rela sakit demi melihat Alexa tenang dan bahagia. Biar kini Alexa membayarnya, merasakan sakit karena tidak dapat bertemu Brian. Hal itu alexa lakukan untuk kebaikan Brian walau dirinya sendiri sakit.
Setiap hari ada 20 kali missed call dari Tante Ratna tapi Alexa menghindarinya. Karena ia akan tergoyahkan dengan omongan tante Ratna.
Suatu saat ia mendapat pesan dari Juno yang mengabarkan Brian telah sadar tapi ia terus memanggil nama Alexa.
Alexa bersyukur dalam hati jika Brian telah sadar. Tak henti mulutnya mengucap syukur kepada Tuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pura-Pura Jadi Suka
Ficção GeralDua insan yang saling bermusuhan Tinggal satu kompleks perumahan Permusuhan bermula dari orang tua Sehingga anak-anaknya pun bermusuhan Siapa sangka anak-anaknyalah Yang akan menyatukan kedua keluarga itu Berpura-pura tidak lah sulit Yang sulit adal...