"Ma, aku gak bisa bohongin perasaanku sendiri. Aku jatuh cintanya sama Alexa ma bukan Gista, mau sedekat apapun aku sama Gista, aku gak akan bisa menganggap dia lebih dari seorang adik ma. Tolong jangan paksa aku" kata Brian pada Mamanya.
"Tapi nak Gista itu hidupnya tinggal sebentar aja, kemungkinan dia hidup itu sangat sedikit sayang" kata Mama Brian dengan halus.
"Tidak Ma, Brian akan menyakiti Gista jika seperti ini caranya, berpura-pura menyukainya apakah itu tidak akan menyakitinya jika ia tahu yang sebenarnya ? Setahun lebih dia tinggal di rumah kita, apa ada yang berubah dari perasaan aku Ma ? Enggak kan?" Brian kemudian berlari ke kamarnya dan menutup pintu dengan keras.
"Ma, Brian kenapa ya?" tanya Gista setelah mendengar suara gebrakan pintu yang cukup keras.
"Biasalah sayang, anak laki-laki memang begitu. Sudah minum obat ?" tanya Mama Brian sambil memandu Gista untuk duduk di sofa ruang keluarga.
Di dalam kamar, Brian mencoba menghubungi Alexa dengan mengirimkan berbagai kata-kata mulai dari hinaan untuk dirinya sendiri, rasa rindu yang ia pendam selama ini dan tentang perasaannya yang kian bertambah.
Alexa, kenapa kamu gak kasih tau aku ? kalau kamu tidak akan kembali dalam waktu yang dekat ? Kenapa perpisahannya seperti ini ? Sebenci itukah kamu sama aku ?
Dua hari kemudian.
Alexa, aku ini lelaki bodoh yang membiarkan semua kesalahpahaman ini bersarang dalam pikiran kamu. Aku jadi kehilangan kamu, aku minta maaf Alexa aku minta Maaf
Satu minggu kemudian
Aku disini kangen banget sama kamu, kamu balik yah. Apa perlu aku nyusulin kamu kesana ? Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Gista sumpah aku gak ada hubungan apa-apa
Satu bulan kemudian
Kamu pasti sudah bahagia yah disana? Jangan. Jangan tinggalin aku sama cowok bule disana. Aku gak akan kuat, tunggu aku disana.
💣💣💣💣💣
Alexa telah melalui semua studinya dan kini sudah bergelar seorang dokter ahli penyakit dalam. Ia disini hidup sangat mandiri, dan berusaha melupakan semua tentang Brian, walau kadang air matanya sering jatuh ketika mengingat kenangan bersama Brian.
"Alexa" panggil seseorang saat Alexa sedang menyantap sarapannya di sebuah restoran bergaya italia.
Alexa menyapu pandangannya, mencari seseorang yang memanggilnya. Namun, tak ia temukan siapa pemilik suara tersebut, hingga akhirnya ia menghentikan aksi menyapu pandangannya ke berbagai arah. Betapa kagetnya ia melihat seorang lelaki yang tak asing baginya, sedang duduk dengan senyuman manisnya. Seketika, Alexa berdiri dan segera berlari sekencang-kencangnya hingga ia lupa jika jalan untuk ke rumahnya sudah sangat jauh ia lalui.
"Brian?" lirih Alexa yang mungkin hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.
Memori tentang Brian dan Alexa pun terputar jelas di pikiran Alexa, sehingga membuatnya pening dan tak sadarkan diri.
"Alexa" suara orang itu terdengar sangat jauh. Kesadaran Alexa belum pulih seutuhnya.
Setelah ia tersadar, ia memberontak ingin pergi. Ia tak ingin bertemu dengan Brian, ia menangis sejadi-jadinya dan meronta tak ingin bertemu dengan Brian.
"Kamu kenapa gini ?" tanya Brian sambil memeluk Alexa, berusaha membuatnya tenang.
"Untuk apa kamu kesini ? Bukannya kamu sudah bertunangan dengan Gista ?" kata Alexa dengan nada tinggi.
"Siapa yang bilang aku tunangan dengan Gista ?" kata Brian sambil mencekal erat-erat tangan Alexa.
"Gista" jawab Alexa lirih
"Aku tidak ada bertunangan dengannya, aku menolak semua keinginan Mamaku karena aku punya pilihanku sendiri. Andai kamu tahu, Gista adalah orang dengan penyakit paru-paru yang hidupnya bisa berakhir kapan saja. Jadi Mama merasa kasihan dengannya" penjelasan Brian ternyata mampu membuat Alexa tertegun.
"Jadi Gista sakit ?" tanya Alexa
"Ya Gista sakit jadi mama aku memaksa untuk menemani sisa hidupnya" kata Brian
"Tolong bawa Gista kemari" pinta Alexa pada Brian
"Alexa, tapi kamu yakin kan kalau aku sayang sama kamu ? Bahkan rasa ini sudah terlalu dalam. Sudah berapa tahun berlalu tapi kenapa rasaku masih sama ?" Alexa hanya diam.
"Alexa sudah bertemu lelaki yang pantas ya disini ?" tanya Brian. Sejujurnya Brian takut mendengar jawaban Alexa. Jika saja Alexa mengatakan bahwa dirinya telah memiliki kekasih bule disini, perasaannya pasti akan hancur.
"Tidak Bri, aku menutup hatiku untuk semua lelaki" kata Alexa
"Ayo telfon Gista dan Mama kamu urusi semua keberangkatannya sekarang. Disini kita akan mengobatinya" kata Alexa bersemangat.
"Kamu gadis baik Alexa" kata Brian bangga karena mengenal sosok yang baik seperti Alexa.
Akhirnya Brian meminta Mamanya untuk berangkat ke Inggris sekarang juga, karena Alexa mungkin akan mencoba mencari tahu penyakit apa yang diidap oleh Gista.
Selama ini Gista adalah seorang yatim piatu, ia tidak mau dibawa ke dokter karena takut jika dokter mengatakan bahwa dirinya tidak akan bisa bertahan hidup lama.
💣💣💣💣💣
Gista sembuh atau tidak ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pura-Pura Jadi Suka
General FictionDua insan yang saling bermusuhan Tinggal satu kompleks perumahan Permusuhan bermula dari orang tua Sehingga anak-anaknya pun bermusuhan Siapa sangka anak-anaknyalah Yang akan menyatukan kedua keluarga itu Berpura-pura tidak lah sulit Yang sulit adal...