Kelulusan telah tiba, Alexa keluar dengan Nilai tertinggi dan Brian nilai tertinggi ketiga. Setelah mengetahui mereka semua lulus, maka atraksi corat-coretpun akan mewarnai kelulusan mereka. Tidak dengan Alexa ia tak berniat mencoret bajunya, kata Alexa kasihan. Ia hanya mengizinkan Anggi mencoretnya, itupun hanya tanda tangan.
"Alexa" panggil Brian
"Kenapa?"
"Makasih ya"
"Untuk apa?"
"Aku jadi siswa dengan nilai tertinggi ketiga, itu karena kamu"
"Udahlah itu karena usaha kamu sendiri" jawab Alexa kemudian pergi menghampiri Anggi.
Entah mengapa Alexa belum juga menerima permintaan maaf Brian.
Saat Alexa akan pulang ke rumah, tiba-tiba rem mobilnya blong dan menabrak pengendara bermotor merah yang sedetik sebelumnya menyalip mobil Alexa. Karena menabrak pengendara itu mobil Alexa bisa berhenti. Alexa segera keluar dan melihat siapakah yang ia tabrak
Betapa kagetnya ia melihat Brian terbaring di jalanan. Alexa panik bukan kepayang, ia segera menelfon ambulance.
"Brian maafin gue, gue gatau kenapa mobil gue bisa blong" kata Alexa di sela tangisannya berharap Brian dapat mendengarkannya
Kini ia telah sampai di Rumah Sakit, Brian mendapatkan penanganan di ruang IGD sementara Alexa menunggunya di luar. Menunggu Mami dan Tante Ratna datang.
"Tante, Brian tee" Alexa menangis
"Alexa gak sengaja nabrak Brian, Alexa penjahat" kata Alexa sambil menangis
"Nak, kamu bukan penjahat. Mobil kamu sengaja di rusak oleh seseorang" kata Tante Ratna
"Kita doakan Brian ya, tante gak boleh juga jadi mama yang lemah untuk keadaan Brian yang seperti sekarang" kata Tante Ratna dengan mata yang berkaca-kaca
💣💣💣💣💣
Kini Brian telah berada di ruang rawat inap dengan berbagai peralatan medis yang bagi Alexa sangat mengerikan. Alexa melewatkan acara graduationnya untuk menemani Brian di rumah sakit. Setiap saat Alexa menemaninya, mengajaknya berbicara sepanjang hari berharap Brian tersadar.
Ia menyesali perbuatannya yang tidak memaafkan Brian. Karena dirinyalah Brian celaka seperti ini. Alexa tampak kacau, wajahnya pucat, sedikit kurus dan ia sangat terpuruk dengan keadaan Brian yang tak kunjung sadar.
"Alexa" panggil Tante Ratna
"Alexa pulang dulu sayang"
"Enggak tante, Alexa mau disini mau nemenin Brian"
"Sayang, kamu udah disini dari kemarin loh kamu juga gak sempat tidur dengan bagus"
"Tante, Alexa mohon izinin Alexa di sini dulu" pinta Alexa memohon
"Alexa boleh kesini kalau alexa udah mandi, maem dan istirahat ya. Kalau Brian sadar dia pasti marahin kamu nak" bujuk Tante Ratna
"Yaudah tante, Alexa pulang. Tapi izinin Alexa buat dateng ke sini lagi ya" Alexa mencium punggung tangan Tante Ratna.
Alexa pulang dengan Taxi, selama diperjalanan Alexa menangis meratapi nasibnya melihat orang yang ia sayangi terbaring lemas di rumah sakit. Itu semua karena dirinya. Ia bingung mengapa rem mobilnya bisa blong, sebelumnya rem mobil itu masih bisa berfungsi tidak seperti saat insiden kemarin.
Brian kali ini menyelamatkan nyawanya dan menjadikan nyawanya sebagai taruhannya. Kini Brian telah membuktikan bahwa rasanya pada Alexa sangat besar, walau dengan cara menyerahkan nyawanya sekalipun. Brian akan tetap melakukannya untuk menggapai Alexa.
Bagi Brian, Alexa bagai bintang yang sulit digapai. Bagai mencari air ditengah kemarau sangat sulit tapi ia tetap berusaha hingga kini tubuhnya lemas, matanya sulit terbuka dan fungsi tubuhnya terbatas. Brian hanya dapat bernafas, sesekali nafasnya berat dan melambat. Ia tak ingin Alexa celaka, ia tak ingin Perempuan yang membuat hidupnya menjadi lebih baik yang merasakan akibat dari pelanggarannya terhadap Reita.
"Mbak sudah sampai" kata sopir taxi
Alexa tak menyadari ia telah sampai di rumah karena sibuk dengan pikirannya sendiri. Memikirkan kemungkinan terburuk yang terjadi pada Brian.
Alexa menggeleng pelan, meyakinkan dirinya bahwa Brian kuat. Dan Brian harus membuka matanya untuk Alexa.
Alexa merendam tubuhnya dengan air hangat berharap ia dapat sedikit relax. Nyatanya tidak, ingtan ia menabrak Brian terus saja tengiang. Hingga ia menangis dalam kamar mandi. Sangat keras sampai Maminya datang dan menenangkannya.
"Sayang mami akan selidiki kasus ini" Alexa tetap menangis sampai ia terlelap.
Alexa terlelap sangat lama, kini sudah pukul 2 siang. Alexa terbangun dengan kaget. Ia marah dengan dirinya karena tidur terlalu lama. Tanpa mandi dan bersiap Alexa segera menuju rumah sakit. Ia berlari di setiap lorong rumah sakit dengan tergesa. Sampai ia melihat kamar Brian.
Betapa kagetnya, Brian tak ada di kamarnya. Ia kembali ke depan pintu untuk memastikan nomornya, tapi nomornya sudah sesuai. Ia panik mencoba menelfon tante Ratna tapi tak kunjung ada jawaban. Alexa menangis di kamar Brian.
Hingga akhirnya suara tante Ratna mengagetkannya.
"Alexa sayang"
"Tante, Brian mana?" tanya Alexa dengan histeris
"Ia dipindah sayang di ruang ICU untuk beberapa saat?"
"Tante apa ada sesuatu yang serius ?" tanya Alexa
"Kata dokter di kepalanya ada masalah sayang, kita doakan Brian ya"
"Dimana ruangannya alexa mau kesana te" pinta Alexa
Tante Ratna membimbing Alexa untuk menuju ruang ICU. Disana terlihat Brian menggunakan Oksigen, alat saturasi dan juga EKG. Ia tak bisa membayangkan bagaimana jika EKG itu menunjukkan garis lurus.
Pikiran buruk mulai menghantui Alexa
KAMU SEDANG MEMBACA
Pura-Pura Jadi Suka
Ficción GeneralDua insan yang saling bermusuhan Tinggal satu kompleks perumahan Permusuhan bermula dari orang tua Sehingga anak-anaknya pun bermusuhan Siapa sangka anak-anaknyalah Yang akan menyatukan kedua keluarga itu Berpura-pura tidak lah sulit Yang sulit adal...