Alexa semalaman tidak bisa tidur, memikirkan bagaimana nanti jika ia akan bertemu dengan Brian. Pasti sangat canggung tapi Alexa berencana akan mengembalikan buku fisika Brian yang tertinggal. Alexa masih terngiang dengan perbuatan Brian kemarin, mengecup bibirnya tanpa permisi. Entah apa alasan dari perbuatannya itu. Alexa juga dilema harus marah atau bagaimana.
💣💣💣💣💣
Brian mengikuti test dengan lancar, kadang ada beberapa kendala yang ia alami. Seperti saat ia lupa rumus dan satuan dari jawaban yang ia dapat. Selama menjawab soal itu, ia selalu mengingat Alexa. Bagaimana cantiknya perempuan itu saat menjelaskan materi yang sekarang ada kaitannya dengan soal test yang ia kerjakan. Brian merasa beruntung untuk dapat dekat dengan Alexa walau sekarang hanya sekedar teman.
Saat pemeriksaan jawaban, betapa kagetnya Brian mendapat nilai 92. Nilai tertinggi yang pernah didapatkannya selama ia bersekolah. Jam istirahat tiba, Brian akan menuju kelas Alexa tapi di cekal oleh Reita.
"Brian" panggilnya masih dengan nada manja.
"Kamu makin deket ya sama Alexa, kamu juga berubah" Reita melihat dari atas hingga bawah.
"Apa urusannya sama lo?" tanya Brian ketus.
"Dia itu gak ada apanya dari pada gue brian, buka mata lo maka lo akan tau"
Brian mencekal lengan Reita
"Lo gak berhak ngehina Alexa di depan gue" kata Brian penuh penekanan.
Tangan Brian masih tetap memegang lengan Reita sampai akhirnya suara jatuhan buku mengagetkan mereka berdua. Ternyata Alexa. Alexa segera berlari, Brian yang hendak mengejarnya dihentikan oleh Reita.
"Nikmati permainan gue" kata Reita
Brian segera mengejar Alexa yang kini tengah berada dipelukan Anggi. Teman sekelasnya pun mengetahui Alexa sedang menangis. Saat sampai di kelas Alexa, Brian dicegah masuk oleh Dion.
"Oh jadi ini yang buat Alexa nangis! lo apain dia?" tanya Dion nyolot
"Gue gak ada urusan sama lo! Gue mau ngomong sama Alexa, yang dia liat gak kayak apa yang dia pikirin. Alexa tolong dengerin gue Lex" Brian memaksa masuk dan akhirnya Dion mendaratkan pukulan di wajah Brian, membuat ia meringis kesakitan.
"Lexa ini bukti gue bahwa gue gak salah Lex, gue rela ditonjokin sama manusia yg gatau apa apa ini Lex. Ini demi lo plis dengerin gue" Anggi menghampiri Brian.
"Brian mending lo ke kelas dulu ya. Alexa lagi gak mau diganggu" kata Anggi.
💣💣💣💣💣
"Lo pikir gue diem selama ini? Saat lo berhasil merebut hati dua cowok yang gue suka. Gue gak akan tinggal diem Alexa. Gue selalu mengawasi gerak-gerik lo dan Brian. Gue akan buat lo membayar semuanya" kata Reita dalam hatinya sambil memyunggingkan senyum licik.
Alexa datang menuju mobilnya dengan gontai. Reita langsung saja mendekatinya
"Gimana Lexa ? Sakit kan rasanya? gue peringatin sama lo, jauhin Brian. Dia itu milik gue" Alexa tidak menanggapi perkataan Reita, ia langsung masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya menuju sebuah danau.
Di danau ini, Alexa melampiaskan semua amarah dan kesedihannya. Jika danau ini bisa marah maka ia akan marah, karena Alexa selalu datang saat ia merasa gundah, galau, kecewa dan marah. Ketika senang Alexa sangat jarang datang kemari.
Alexa tak mengerti, mengapa hatinya sakit melihat Brian sedekat itu dengan wanita lain. Terlebih kemarin Brian telah menyentuh apa yang tak pernah didapat oleh orang lain. Kecupan di bibirnya adalah pertama kali untuk Alexa. Alexa menyesali kejadian itu yang akan berakhir dengan Brian yang masih bersama dengan Reita. Wanita ular itu tidak akan pernah berhenti mengganggu hidup Alexa.
Setelah perasaannya sedikit lega, Alexa memutuskan untuk pulang ke rumah. Sesampainya di depan rumahnya ia melihat Brian yang tengah berdiri. Alexa memarkirkan mobilnya di depan rumah saja, sementara dirinya masuk ke dalam rumah untuk menghindari Brian.
"Alexa kamu harus dengerin aku Lex, yang kamu liat gak kayak apa yang kamu pikir Lex" kata Brian dengan berteriak
"Briann, kamu ngapain disana teriak-teriak?" teriak Mamanya dari rumah seberang
Brian hanya diam, lalu menuju rumahnya agar mamanya tidak marah.
"Brian cuma manggil aja kok Ma" jawab Brian ringan lalu naik ke kamarnya..
Seperti biasa, Brian mulai memetik gitar dan menyanyikan lagu. Berharap Alexa akan mendengarnya.
Sementara di balik tirai tipis itu Alexa tengah menangis dan merobek kertas yang berisi gambaran bintang. Ia merasa menjadi wanita bodoh karena sangat mudah dipermainkan.
Alexa membuang robekan kertas itu dari jendelanya sehingga Brian dapat melihat sesuatu berterbangan dari kamar Alexa.
Alexa yang lelah kini memejamkan mata berharap hari esok akan lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pura-Pura Jadi Suka
Fiksi UmumDua insan yang saling bermusuhan Tinggal satu kompleks perumahan Permusuhan bermula dari orang tua Sehingga anak-anaknya pun bermusuhan Siapa sangka anak-anaknyalah Yang akan menyatukan kedua keluarga itu Berpura-pura tidak lah sulit Yang sulit adal...