Operasi yang sangat lama itu akhirnya selesai, kini Gista dibawa ke ruang ICU untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Selama Gista berada di ruang ICU, Alexa, Brian dan dokter Daniel yang menjaganya. Dokter Daniel selaku dokter spesialis paru harus memantau kondisi Gista yang kini hidup hanya dengan satu paru.
Alexa tidak henti-henti memantau perkembangam Gista. Kini terhitung tiga hari sudah Gista di ICU, akhirnya ia bisa pindah ke ruang rawat inap biasa. Kondisi Gista sudah lumayan membaik, tinggal pemulihannya saja. Walau Gista sudah bisa membuka mata, tapi ia belum dapat berkomunikasi dengan baik.
Alexa tengah mengelap seluruh tubuh Gista dengan handuk setengah basah. Ia juga merawat luka bekas jahitan di dada Gista. Seperti itulah kegiatan Alexa setiap harinya, selain mengurusi pasien lain, ia juga mempunyai pasien spesial di rumah sakit ini, yaitu Gista.
Brian kala itu selalu menemani Alexa untuk mengurusi Gista, kadang disaat lelah dokter Daniel lah yang menemani Gista.
"Kamu tidak capek Al?" tanya dokter Daniel pada Alexa.
"Tidak Sanie, ini sudah tanggung jawabku" sahut Alexa.
"Sangat kuat" kata dokter daniel sambil mengacak rambut Alexa. Hal ini jelas membuat emosi Brian naik.
"Posisikan dirimu dokter Daniel" kata Brian ketus.
"Oke, oke i'm sorry for that. Tampaknya calon mu itu cemburu denganku" kata Daniel dengan berbisik.
"Bri, tenanglah aku dan Daniel hanya teman" kata Alexa
"Terserah kamu lah mau teman atau apa" kata Brian merajuk.
Dokter Daniel meminta izin untuk kembali ke ruangannya. Kini hanya tersisa Brian, Alexa dan Gista yang masih terbaring lemas.
"Alexa" panggil Brian
"Bagaimana jika saat Gista sadar, dia menginginkan aku untuk menjadi pendampingnya ?" tanya Brian
"Aku rela kamu bersama dia Bri" kata Alexa dengan berat hati namun berusaha untuk ikhlas.
"Tidak, kamu sudah cukup tersakiti selama ini. Rasaku tidak untuk Gista, aku menyayangi dia sebagai adik tidak lebih" kata Brian.
Tiba-tiba keluar air mata dari mata Gista. Alexa mencoba berkomunikasi dengannya.
"Gista buka mata yuk, pelan-pelan" kata Alexa. Gista mencoba membuka matanya.
Gista hendak berbicara namun Alexa melarangnya, ia meminta Gista untuk beristirahat sejenak dan Alexa langsung menelfon Daniel untuk melihat keadaan Gista sekarang yang sudah mulai membaik.
"Oke keadaan Gista sudah mulai stabil. Gista, kamu harus istirahat total ya, sehari jangan kelelahan dan jangan mengambil pekerjaan berat ataupun berolahraga berat seperti berlari terlalu lama dan jumping oke?" Gista hanya bisa mengangguk.
Brian terus berdiri disamping Gista dengan menggenggam tangannya. Sambil sesekali mengelus kepala Gista.
Gista mulai tertidur, kembali Brian duduk bersama Alexa di sofa yang terletak di dekat jendela kamar rawat inap Gista. Brian menatap Alexa yang matanya tampak berkaca-kaca.
"Alexa" panggil Brian lalu mengambil tangan Alexa untuk digenggam
"Ya ? Ada apa Bri?" tanya Alexa
"Aku mencintai kamu, aku tidak sanggup jika harus berbohong pada diriku sendiri dan juga pada Gista" kata Brian sambil menunduk.
"Cobalah untuk mencintainya, aku disini ikhlas melihat orang yang aku sayangi bahagia" kata Alexa membendung air matanya agar tidak terlanjur jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pura-Pura Jadi Suka
General FictionDua insan yang saling bermusuhan Tinggal satu kompleks perumahan Permusuhan bermula dari orang tua Sehingga anak-anaknya pun bermusuhan Siapa sangka anak-anaknyalah Yang akan menyatukan kedua keluarga itu Berpura-pura tidak lah sulit Yang sulit adal...