Tak seperti biasanya, Alexa kini berangkat ke sekolah seorang diri dan tak tampak Brian menemaninya. Alexa tampak sangat murung, entah kenapa bentakan Brian saat itu membuatnya sakit. Acara menyanyi pun batal karena Brian sudah tidak pernah berkomunikasi dengan Alexa. Reita nampaknya sudah mendapatkan hati Brian lagi, dan Juno mencoba mendekati Alexa, tapi Alexa tetap pada pendiriannya untuk tidak ingin disakiti kedua kalinya.
"Sayang, belakangan ini kamu murung" kata seseorang yang berada disamping Brian
"Ah enggak kok mungkin perasaan kamu aja" jawab Brian enteng.
Saat itu Alexa tengah berjalan dan tidak sengaja ditabrak oleh murid lainnya. Buku yang Alexa bawa berjatuhan semua, Brian yang melihat hal itu spontan membantu Alexa merapikan bukunya. Saat Alexa mengetahui yang membantunya adalah Brian, ia segera bergegas pergi.
"Makasih" kata Alexa sambil tetap menunduk dan mempercepat jalannya.
Brian bingung dengan perasaannya sendiri, ia sudah tak ada rasa dengan Reita. Rasanya saat jauh dari Alexa seperti ini dunianya menjadi sepi. Tak ada lagi ejekan dari Alexa, tak ada lagi cibiran dan pukulan darinya. Brian mulai meragukan perasaannya. Apakah ia jatuh cinta dengan Alexa ?
"Brian" teriak Reita manja.
"Kamu kok bantuin dia sihh?" tanyanya sambil bergelayut manja di lengan Brian.
"Apa salahnya bantuin orang? gak usah cerewet deh" ujar Brian ketus.
Brian berjalan meninggalkan Reita seorang diri menuju kelasnya. Tiba-tiba muncul dibenaknya untuk menyatakan jika ia telah kalah. Kalah dengan perasaannya yang tak bisa disembunyikan lagi. Kalah karena telah menaruh rasa pada Alexa.
Sepulang sekolah, Brian sengaja menunggu Alexa. Di bawah teriknya matahari Brian rela menunggu sampai si empunya mobil datang. Setelah 20 menit menunggu akhirnya Alexa datang dengan wajah sangat pucat.
"Alexa" panggil Brian. Alexa segera berlari dan masuk ke dalam mobilnya. Sebelum pintu mobil terkunci, Brian segera masuk ke dalamnya.
"Mau apa lo?" tanya Alexa ketus
"Lexa soal di UKS saat itu gue minta maaf" kata Brian sambil menunduk
"Gue gak bermaksud Lex, gue minta maaf banget sama lo" tanpa sadar tangan Brian menyentuh tangan Alexa.
Alexa hanya diam menatap lurus kedepan
"Alexa lihat gue" kata Brian sambil mengarahkan wajah Alexa agar menghadapnya.
"Alexa... Gue.. Gue kalah" Alexa kaget mendengar pernyataan Brian.
"Gue kalah Lex, entah kenapa gue gak bisa rasanya sehari tanpa lo, gue mending bermusuhan sama lo tapi masih bisa komunikasi sama lo daripada kayak sekarang Lex. Gue mohon maafin gue" wajah Alexa tampak semakin pucat
"Lex, lo sakit??" tanya Brian
"Gak usah lo pikirin perkataan gue ya, gue ada rasa sama lo Lex mungkin ini terlalu cepet bagi lo. Tapi gue rasa, gue sayang sama lo. Gue jujur" kata Brian
Alexa kehilangan kesadarannya. Dengan sangat khawatir, Brian mengatarnya pulang ke rumah. Sesampainya di rumah Alexa, brian malah diomeli oleh mami Alexa.
"Heihei kamu apakan anak saya?" Tanya Mami Alexa.
"Maaf tante saya lancang, tadi Alexa tiba-tiba tidak sadarkan diri. Jadi saya mengantarnya pulang" jawab Brian dengan sopan.
"Yaudah makasi udha antar Alexa. Kamu pulang aja sana" Brian melangkah gontai setelah membawa Alexa untuk tidur di sofa rumahnya.
"Alexa, gue gak akan nyerah untuk lo" gumamnya.
💣💣💣💣💣
"Motor kamu mana?" Mama Brian sudah berdiri di depan pintu dengan berkacak pinggang
"Di sekolah Ma, tadi Alexa pingsan jadi aku anterin pulang" kata Brian
"Kamu tuh ya, liat kan Maminya tadi ngapain kamu?" Kata Mama Brian.
"Ya ma Brian tau, lagian apa sih masalahnya?" tanya Brian
"Udahlah kamu gak usah tau" Brian masuk ke kamarnya untuk beristirahat.
Brian selalu memikirkan perasaannya terhadap Alexa. Entah mengapa Brian merasa Alexa adalah wanita yang sangat berbeda. Ia berpikir pula dirinya tidak pantas untuk Alexa. Alexa itu pintar mana mungkin ia akan merasakan hal yang sama dengan Brian.
Brian menghela nafas berat, ia berjalan menuju balkon rumahnya dan memetik gitar sambil bernyanyi lagu I Wish You Were Here. Berharap Alexa mendengarnya.
Dibalik tirai putih tipis itu, Alexa bisa melihat bayangan seorang yang telah melukai hatinya. Orang itu jelas-jelas sudah minta maaf dan menyatakan perasaannya. Alexa masih bingung juga dengan apa yang dirasakannya. Alexa mulai terbiasa dengan Brian. Sehari tanpa Brian terasa sangat sepi.
Alexa menikmati suara Brian dari kejauhan sampai matanya menutup dan terlelap dalam dunia mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pura-Pura Jadi Suka
Ficción GeneralDua insan yang saling bermusuhan Tinggal satu kompleks perumahan Permusuhan bermula dari orang tua Sehingga anak-anaknya pun bermusuhan Siapa sangka anak-anaknyalah Yang akan menyatukan kedua keluarga itu Berpura-pura tidak lah sulit Yang sulit adal...