CHAPTER 2 --- COBA

361 48 22
                                    






   Bus pertama datang pukul 7 pagi. Membawa langkah kaki seseorang yang sedari tadi menunggu untuk menghampiri. Perlahan menaiki dan mencari tempat duduk yang agak sepi.

   Menolehkan kepala ke arah jendela. Tak ada selera untuk melihat sekitarnya. Pagi ini cukup cerah, ia cukup senang dengan cuacanya, setidaknya dapat merubah sedikit mood yang sangat sulit dijelaskan.


●●●

'Huftt..' Satu helaan nafas untuk memulai pagi ini. Kaki jenjang ia langkahkan menuju kelasnya setelah sempat menyapa si penjaga sekolah seperti biasa. Pagi yang berbeda dan pasti akan sangat terasa lama dilewati. Sebab tak adanya si sumber kebahagiaan. Tak adalagi sapaan serta senyum kotak menyebalkan setiap pagi. Bisa-bisanya ia merindukan semua itu saat keadaan begini.

"Selamat pagi kelinciku.." Sapaan yang amat sangat biasa setiap pagi ia dengar dari sahabatnya yang menyebalkan tapi sayangnya ia sangat teramat sayan.
"Hmm..." Deheman diberikan hanya sebagai bentuk penghargaan untuk balas sapaan seorang pria yang diketahui bukan berasal dari negara kelahirannya. Bambam. Pria asal Thailand yang pindah karna mengikuti orangtua untuk mengelola perusahaan keluarganya selama beberapa tahun di Korea. Perlu diingat dia itu banyak tingkah dan cerewet.
"Kau kenapa kook?" Bukan jawaban yang didapat malah si kelinci yang duduk dengan mengelungkupkan wajahnya di meja. Mode tidak ingin diganggu.
"Hey... Kau kenapa?" Berusaha menggoyangkan sedikit tangan mulus si pria cantik sekaligus sahabatnya yang diketahui bernama Jeon Jungkook
"Kook... Jawab aku kau kenapa?" Kali ini mencoba mengangkat kedua tangan itu untuk melihat keadaannya
"Hiks... sakit... ke-- ken-- kenapa sakhh--sakit sekali--hh"
"Lho.. Kenapa kau? Apa tarikkanku terlalu kuat? Mianhae kook-ah aku hanya khawatir" Seketika Bambam merasa bersalah karna merasa ia yang membuat Jungkook kesakitan
"Sakit---hh... Bam... Hikss" Terkejut bukannya berhenti menangis malah air mata terus turun di mata indah itu. Sayang sekali. Sangat berharga. Diberikan untuk sang tersangka yang meninggalkan hanya dengan maaf dan penjelasan sekadarnya lalu pergi layaknya angin. Berhembus kemana saja sesuka hati
"Sungguh aku minta maaf kook" Memegang tangan Jungkook sambil mengelus perlahan
"Tae-hyung Bam... Tae-hyung" Menatap Bambam dengan raut kecewa terlihat jelas diwajahnya serta air mata yang terus mengalir
"Hah? Tae-hyung? Maksudmu Tae sunbae? Pacarmu? Kenapa dia?"
Jungkook segera memeluk Bambam. Tak sanggup menceritakan kejadian semalam bahkan mengingatnya saja tak ingin. Ayolah, ini terlalu cepat. Masih tidak terima apalagi sekedar percaya. Bodoh. Ia memang bodoh memilih masuk pagi ini dengan alasan tak mau sendirian dirumah dan nantinya akan semakin ingat dengan si brengsek yang sayangnya masih mengisi hati. Sudah sendiri, galau pula. Jungkook memang tinggal sendiri di apartement, ia ingin mencoba mandiri karna sebentar lagi akan lulus dan berencana akan melanjutkan ke salah satu universitas di Jepang. Awalnya orangtua melarang tapi si kelinci keras kepala sangat, jadi tidak ada alasan lagi untuk menolak permintaan putra mereka. Satu hal yang harus Jungkook ingat bahwa jika di sekolahpun dia bisa saja bertemu dengan si pemuda bemarga 'Kim' itu atau lebih parah melihatnya saat sedang berdua dengan sang pengisi hati yang bisa dibilang... 'Asli'? Mungkin? Kita liat saja nanti
"Jungkook.." Masih tak ada sautan, malahan isakan pria cantik itu semakin keras. Bambam yang mengertipun memilih membalas pelukan Jungkook. Menepuk serta mengelus punggung bergetarnya, berharap sedikit menyalurkan rasa tenang. Ia tak tau ada masalah apa sahabatnya ini, yang jelas pasti ada hubungannya dengan sunbae-nya itu. Bersumpah akan menghajar kakak tingkatnya jika benar dia yang membuat sahabat cantiknya ini menangis. 'Awas kau sunbae'.

●●●

   Setelah insiden dimana tiba-tiba kelincinya menangis, lalu menyebut nama Taehyung, Bambam langsung pergi kelantai 3. Tergesa-gesa menuju kelas sunbae-nya, terkadang asal menubruk sembarang orang yang menurutnya menghalangi jalan. Fikirannya hanya satu 'meminta penjelasan Taehyung', tak peduli Jungkook yang sudah memohon untuk tidak menemuinya

LIE (KTH x JJK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang