•
•
•
•
•
Pria cantik dengan rambut hitam pekat itu duduk termenung di meja rias. Menatap pantulan dirinya. 'Menjijikan'. Kata itu terus terulang difikirannya. Apa iya, ia begitu menjijikan? Ya mungkin memang begitu dimata Taehyung, tepatnya MEMANG, karna dirinya sendirilah yang berbicara demikian.
Kenyataannya ia dengan Taehyung juga sangat berbeda. Taehyung si pangeran sekolah tak mungkin mencintai siswa biasa sepertinya. Jelas sekali sang pangeran akan sangat cocok dengan sang putri. Im Nayeon. Gadis kaya, cantik, berambut sebahu. Bertubuh langsing, belum lagi kulit putihnya seolah tak ada cacat dan jangan lupakan gigi kelinci yang sama sepertinya tapi Jungkook cukup sadar bahwa Nayeon jelas lebih lucu saat tersenyum dengan gigi kelincinya itu. Gadis itu juga seorang ketua dari ekskul yang lumayan diminati disekolahnya. Cheerleader. Sangat cocok sekali bila berdampingan dengan Taehyung yang kaya pula, tampan, populer, juga seorang kapten basket selama 2 periode. Hidup mereka akan sangat beruntung bila bersama. Begitu pemikiran asal Jeon Jungkook. Bisa kita sebut 'Pemikiran putus asa'.
Mencoba menyadarkan diri sendiri bahwa ini bukan negeri dongeng yang berakhir dengan pangeran menikahi gadis biasa lalu bahagia di istana dikelilingi anak-anak mereka. Dulu saat masih bersama Taehyung ia selalu memimpikan itu semua. Setelah difikir kembali tak akan mungkin bisa. Tersenyum miris ditengah pemikiran gilanya.
Niat hati tak ingin masuk sekolah terlebih dahulu karena tubuh teramat lelah. Hatinya apalagi. Kalau hatinya bisa berbicara mungkin ia sudah bilang bahwa tidak lagi ingin mengenal yang namanya cinta. Terutama pria bernama Kim Taehyung. Sepertinya Taehyung mulai menjadi daftar phobia ke-2nya setelah serangga-serangga kecil yang ia takuti
*I'm sorry but it's fake love... fake love... fake love..~*
Nada dering Ringtone dari ponsel berwarna putih itu berbunyi. Seperti mengejek suasana hati pemuda bermarga Jeon.
"Bahkan ponselku pun mencoba menyadari diriku bahwa semuanya palsu" Tertawa keras didalam kamar. Benar-benar persis seperti orang gila. Menyambar benda pipih yang sedari tadi tergeletak di atas kasur."Halo ada apa?"
"Hey, kau dimana bodoh? Gerbang akan tutup sebentar lagi! Si kepala botak sudah mulai melirik-lirik jam tangannya, kau sengaja ingin dihukum ya?!"
"Maaf Bam. Izinkan aku ya"
"Kenapa? Jangan bilang karena masalah kemarin kau jadi malas sekolah begini? Iya?!"
"Hampir benar dan juga ada alasan lain, saat ini aku merasa badanku panas, kepalaku juga sakit"
"Kau sudah makan? Jangan bilang kalau dari kemarin kau belum memakan apapun?"
"Kau selalu tau aku Bam, hehe"
"Tidak usah cengengesan begitu dasar anak nakal, kalau kau kenapa-kenapa aku akan marah padamu. Tunggu saja pulang sekolah aku akan mengomelimu tak peduli kau sedang tidak enak badan"
"Kkkk... Iya Bamie-ku, aku akan menunggumu. Selamat menjalani hari-hari membosankan sampai sore nanti"
"Sialan kau kelinci! Pokoknya kau harus makan aku tidak mau tau! Akan ku belikan obat nanti, yang penting isi perutmu dulu! Aku harus pergi si nenek sihir sudah datang" Jungkook tertawa, teramat tau siapa nenek sihir itu, dia si guru mtk bermuka seram dengan kacamata bundar dan penggaris besi yang selalu menemaninya ketika mengajar anak-anak. Tak segan untuk memukul kepala anak murid yang tidak bisa menjawab soal yang ia berikan.
"Semangat Bambamku sayang"
"Cih.. Menjijikan" Sambungan diputus sepihak oleh sang penelepon. Jungkook hanya tersenyum biar begitu Jungkook sangat tau Bambam saat ini pasti sedang mengkhawatirkannya. Akhh.. Rasanya beruntung sekali bersahabat dengan si toa itu.●●●
Taehyung berjalan mengelilingi sekolah sambil celingak-celinguk seperti orang bodoh sedari tadi. Sampai ada seorang manusia mini menghampiri.
DORR..
"Bangsatttt!!!" Umpat Taehyung saat tiba-tiba terpampang wajah bulat si mini yang cukup dekat dengan wajahnya
"HAHAHAHA..." Tertawa bahagia meliat korbannya kesal
"BERISIK KAU!"
"Ada apa sih Tae? Kau seperti orang tersesat. Tengak-tengok tidak jelas" Mencoba menahan tawanya mengingat kejadian barusan
"Bukan urusanmu! Mau apa kau kesini? Menguntit?"
"Yehh.. niatku kan baik, tadi kau dicari pacarmu tuh"
"Siapa?"
"Nayeon bodoh! Memang kau fikir siapa lagi? Jungkook? Cih, menyesal? Ohh.. Aku tau, kau sedang mencari si manis itu ya kan? Karna daritadi ia tak terlihat"
Taehyung gelagapan seperti habis mencuri ayam milik tetangganya.
"Jang--Jangan sok tau kau!"
"Sudahlah Tae memang penyesalan datang terlambat, aku memakluminya kok, sekarang hanya tinggal dirimu yang mau tidak untuk memperbaiki semuanya kembali seperti awal?"
"Bi--Bicara ap---a sih kau?! Aku pergi!"
Jimin tersenyum maklum menatap kepergian pemuda tinggi itu, dia sangat tau bagaimana sifat sahabatnya yang sangat menjunjung gengsi yang tinggi. Hanya bisa berharap Jungkook mau memaafkan atau bahkan menerima sahabat bodohnya kembali karena jujur Jimin tak suka melihat Taehyung mendapat gadis 'liar' seperti Nayeon. Tunggu? Apa tadi? Liar? Apa yang kau sembunyikan Tuan Park? Apa kau tau sesuatu?•
•
•Tbc.
Aku sengaja update cepet hehe, lagi rajin update. Btw udah kelas 12 aja tapi disekolah masih santai-santai gitu karna murid-murid baru mulai dateng, seneng sih tapi bosen cuma main hp, tidur, makan disekolah jadi kemungkinan besok aku usahain buat update atau lusa. Seperti biasa, boleh kan minta Vommentnya? :D Semoga sukaaaa yaa untuk chapter ke 3 ini♡♡♡ aku bakal cepet update mulu kayaknya^^ Mohon dukungannya!
KAMU SEDANG MEMBACA
LIE (KTH x JJK)
RomanceKetika kebahagiaan yang memilih pergi dengan kebahagiaannya yang lain. Akankah berakhir bahagia? atau malah mendapat karma dan menyesalinya? Ps: Maaf kalo alur atau tema ada sedikit kesamaan tapi beneran kok ini hasil imajinasi ditambah inspirasi da...