CHAPTER 8 --- MANJA

210 37 3
                                    

Rated sedikit (m)?






   Matahari mulai menampakkan cahayanya menandakan awal kegiatan di mulai. Bisa dilihat dijalan-jalan seoul sudah banyak orang, mobil, kendaraan umum berlalu lalang. Tak ingin menyia-nyiakan waktu yang ada sebelum kembali lagi berkumpul bersama keluarga yang sudah menunggu di rumah


   Kaki jenjang mencoba berusaha bergerak, tak bisa, jelas sekali karena ditimpa beban yang ada. Mengerjap, menggosok-gosok----kebiasaannya---mata. Mencoba tersadar, cukup nyenyak sekali tidurnya dan semalam ia bermimpi aneh. Pagi harinya dikejutkan dengan si mantan yang muncul di lift ketika ia ingin berangkat ke sekolah dan berakhir tertidur bersama di kamarnya. Sayangku, kelinci manisku sepertinya kau belum sadar sepenuhnya karena kejadian semalam itu nyata bukan cuma mimpimu.
"Jungkook---jangan pergi, hiks, Jungkook--hh" Terlonjak mendengar suara aneh dekat sekali dengannya, melihat ke samping seketika mata bulatnya membesar. Taehyung? Berarti semalam bukan mimpi? Sudah sadar rupanya manis :)
"Hiks---Jungkook aku tak mau---Hiks, tolong jangan pergi---Hiks.." Kenapa dia? Apa Taehyung bermimpi? Kenapa sampai menangis begitu? Perlahan tangan mungilnya mengusap air mata Taehyung, menggoyang sedikit tangan yang masih memeluknya itu
"Hyung... Bangun..." Taehyung masih saja menangis, menyebut namanya. Dia bermimpi apa?
"Hyung!..." Agak kencang Jungkook memanggilnya. Taehyung terbangun, sedikit jejak air mata masih ada di pipi tirusnya
"Jungkook---"
"Jangan pergi..." Saat melihat Jungkook dihadapannya Taehyung malah semakin memeluk Jungkook erat. Entah dorongan darimana Jungkook mengelus kepala Taehyung, mencoba menenangkan
"Ada apa hyung? Kenapa menangis? Hyung bermimpi?"
"Jungkook jangan tinggalkan aku" Menatap mata bulat itu. Jungkook hanya diam
"Jungkook kau tak akan meninggalkanku kan?" Sepertinya untuk yang satu ini Jungkook tak bisa menuruti ke inginan Taehyung karena waktu itu ia sudah berjanji untuk tak mengganggu hubungan si 'mantan' dengan kekasihnya yang sekarang, kemarin ia bukan melanggar janji untuk menjauhi Taehyung tapi kan orang ini sendiri yang menghampirinya. Niatnya hanya ingin menolong semalam, tetapi malah di tanya hal semacam ini
"Aku mandi dulu hyung" Memilih tak menjawab saja
"Jung---"
BRAKKK...
Jungkook menutup pintu kamar mandi dengan kasar, tak peduli mau bagaimana reaksi Taehyung
"Jungkook..." Menunduk sedih, Jungkooknya tak menjawab

*Can you trust me~ can you trust me, jebal... Jebal...*
Ponsel Jungkook berbunyi, sepertinya ia sudah mengganti nada dering ringtonenya tapi sama saja sih, selalu lagu sedih. Taehyung penasaran siapa yang menghubungi Jungkook pagi-pagi begini, ia mengambil benda itu terlihat nama bocah menyebalkan pengganggu hubungannya dengan Jungkook. Nama 'Mingyu' muncul dilayar. Ekhm, tapi apa tadi? Hubunganmu dengan Jungkook? Memang Jungkook masih mau denganmu? Kembali ke ponsel Junngkook, untuk apa bocah ini menelfon? Berusaha menahan emosi untuk tidak membanting ponsel itu ke lantai, bisa-bisa Jungkook semakin marah padanya. Menggeser layar untuk menjawab panggilan
"Halo, Jungkook" Taehyung hanya diam menunggu apa yang ingin bocah ini bicarakan
"Jungkook? Kau dengar? Kenapa hari ini tak masuk? Aku khawatir, apa kau sakit? Kau baik-baik saja kan?" Melirik ke arah jam, benar saja ini sudah jam 11 pagi tak mungkinkan berangkat jam segini?
"Jungkook kau mendengarku? Aku akan meminta izin pulang sekarang untuk menjengukmu, tak ada penolakkan" Sebelum Taehyung menjawab panggilan sudah diputus sepihak. Sialan sekali 'Mingyu-Mingyu' ini. Menaruh kembali ponsel Jungkook
"Bocah sialan!!!"
Krittt...
"Ada apa hyung?" Jungkook yang baru saja selesai mandi mengernyitkan dahinya bingung kenapa Taehyung tiba-tiba mengumpat
"Ahh.. Tidak apa
-apa kok say--Jungkook" memukul mulutnya yang hampir saja kelepasan memanggil Jungkook 'sayang'
"Oh..." Jungkook mengedikkan bahu, kembali mengusak-usak rambutnya dengan handuk, ia masih memakai handuk yang melilit tubuhnya omong-omong. Bahu mulusnya terekspos membuat hormon binatang Taehyung terpancing untuk mencicip bahu seputih susu itu. Melangkah perlahan saat Jungkook sedang memilih pakaian. Memeluk pinggang rampingnya dari belakang, Jungkook terkejut, ingin melepas pelukan Taehyung tapi pelukan malah semakin erat. Taehyung mulai mengendus perpotongan lehernya wangi sekali aroma stroberi, membuat Jungkook meremang, menciumi leher itu sesekali menghisap sambil menggigit-gigit kecil, tak sampai meninggalkan bekas
"Eungh..." Jungkook melenguh. Taehyung meraba-raba dada berisi Jungkook. Panas sekali rasanya tubuh Jungkook sekarang, membalik tubuh sintal itu, menyambar bibir yang selama ini masih menjadi candu tak ada yang bisa mengganti, tak ada yang seperti manisnya bibir ini. Bolehkah Taehyung egois? Ia tak ingin ada yang memiliki bibir manis ini dan juga pemiliknya, hanya Kim Taehyung yang berhak atas Jungkook. Hanya Kim Taehyung. Terus menghisap bibir itu, Jungkook hanya pasrah tak menolak tapi Juga tak membalas, membiarkan bibir tebal Taehyung yang kini mengisap-hisap gemas bibirnya
"Akhh--" Taehyung baru saja menggigit bibir bawah Jungkook agar lidahnya bisa bermain di dalam mulutnya, hangat sekali, mengajak lidah Jungkook bermain walau kenyataannya Jungkook hanya menikmati, mengecap setiap rasa yang ada, dihisap gemas lidahnya membuat Jungkook kembali melenguh. Jungkook yang akan kehabisan nafas mulai memukul dada Taehyung, melepaskan tautan tapi tak lama Taehyung membuka handuknya, dia menyambar dada kiri Jungkook, menyusu layaknya anak kecil, sesekali di gigit gemas nipple merah muda itu, tangan kirinya meremas-remas dada sebelah kanan, Jungkook berusaha menahan desahannya. Cukup lama Taehyung melakukan sampai tak sadar adik kecil dibawah sana terbangun, sepertinya rindu dengan 'rumah'nya
Tok tok tok...
"Jungkook"
Sedang menikmati permainan yang semakin panas tiba-tiba terganggu oleh suara pintu. Jungkook yang tersadar langsung mendorong Taehyung yang masih saja mengemut dadanya, mengambil pakaian dan memakainya, berlari menuju pintu. Taehyung tampak kesal terpaksa harus meminta sabun milik Jungkook untuk menuntaskan urusannya. Didalam kamar mandi Taehyung terus mendesahkan nama Jungkook membayangkan lelaki manis itu mengemut-emut miliknya
"Akhh... Jungkook--hh... kau pintar sayang--nghh.. eunghh--- terus-shh"


"MINGYU!" Mingyu yang datang tak mengabari Jungkook membuatnya terkejut, Mingyu membolos?
"Kookie, kenapa kau tak masuk? Aku sangat mengkhawatirkanmu" Raut wajah lelaki tinggi itu sangat khawatir
"Kenapa kau kesini? Kau tak sekolah?" Bukannya menjawab Jungkook malah balik bertanya
"Aku kesepian" Katanya menunduk sedih
"Kenapa kau tak masuk hari ini?" Tanyanya lagi
"Ak---aku kesiangan Gyu, maaf tak mengabarimu"
"Benar kau tak apa? Bambam juga disekolah terus menanyaimu tapi tadi ia tak diizinkan ikut karena hanya satu orang saja yang diberi izin, mungkin sekarang ia sedang mengamuk di sekolah" Mendengar itu Jungkook tertawa kecil, sudah bisa ditebak pasti Bambam akan begitu
"Ada-ada saja dia, benar kok aku tak apa-apa Gyu, ayo masuk dulu"
Merekapun masuk, mempersilahkan Mingyu untuk duduk sementara Jungkook membuat minuman untuknya
"Ini diminum Gyu"
"Terima kasih" Duduk disamping Mingyu yang sedari tadi menatapnya
"Kenapa?"
"Lain kali kabari aku, jangan seperti ini lagi" Memegang tangan Jungkook sambil sedikit di elus-elus, membuat Jungkook sedikit bersyukur masih ada orang yang mengkhawatirkannya
"Iya lain kali aku akan mengabarimu dulu, maaf ya sekali lagi membuatmu khawatir" Tersenyum dengan gigi kelinci yang mengintip malu. Mingyu gemas, ia mengusak kepala Jungkook
"APA-APAAN?!" Tangan Mingyu ditepis kasar, keduanya dikejutkan dengan suara seekor singa---seorang lelaki--- yang menampakkan raut marah. Cemburu mungkin. Tadi selesai dengan urusan Taehyung segera mandi dan meminjam baju Jungkook dulu, keluar kamar niat ingin segera melihat siapa yang berani mengganggu kegiatannya dengan Jungkook
"Kenapa kau bisa disini?" Mingyu mulai bertanya
"Gyu aku bisa jelaskan" Jungkook ingin menjelaskan tapi Taehyung langsung memotong
"Harusnya aku yang bertanya untuk apa kau kesini?" Taehyung balik bertanya
"Menemui Jungkooklah! Memang apa urusannya denganmu? Kook-ah kenapa dia bisa disini?" Meminta penjelasan Jungkook. Jungkook mulai menjelaskan dari awal kenapa bisa Taehyung disini. Mingyu mengangguk paham
"Lain kali hati-hati kook, bisa saja ia berbuat jahat padamu dalam keadaan begitu" Wajah Taehyung mengeras, apa-apaan maksudnya? Memangnya Taehyung mafia? Taehyung kan hanya ingin Jungkook merawatnya kemarin
"Me---"
"Sudahlah jangan bertengkar, Mingyu apa kau lapar? Sudah makan?"
"Belum kookie, aku belum makan sejak tadi karna langsung kesini" Bibirnya mengerucut membuat Taehyung ingin muntah saja
"Yasudah aku akan membuat makanan untukmu" Beranjak dari duduknya hendak menuju dapur
"Aku tidak kook?" Taehyung akhirnya berbicara
"Huftt... Iya untuk hyung juga ku buatkan"
"Yeayyy, terima kasih kookie" Bersorak seperti anak kecil
"Cih, memalukan" Cicit Mingyu, tentunya Taehyung tak mendengar


"Kookie suapi aku" Taehyung memegang tangan Jungkook. Cari perhatianpun dimulai. Jungkook yang niat ingin memakan makanannya malah tak jadi, mengambil sendok di piring Taehyung lalu menyuapi bayi besar itu
"Kookie..."
"Iya Gyu?" Menoleh ke arah Mingyu. Saat ini mereka duduk bersama di sofa dengan Jungkook di tengah, di sebelah kanan ada Taehyung dan di sebelah kiri ada Mingyu
"Aku juga ingin di suapi" Menunduk sambil memainkan ujung seragamnya. Jungkook menghela nafas, 'kenapa Mingyu jadi ikutan manja begini?'
"Baiklah, ini buka mulutmu" Menyuapi Mingyu, Mingyu menerima suapan Jungkook dengan senang.
"Kookie suapi lagi" Bayi besar pertama merengek, Jungkook menyuapi lagi
"Kookie aku..." Bayi besar kedua tak mau kalah. Jungkook agak lelah berbalik-balik posisi untuk menyuapi kedua bayi besar ini. Ia jadi harus rela menunda makan siangnya. Biarkan mereka bermanja-manja dulu pada si manis, memang dasar manusia kurang belaian. Tau saja mana yang manis.

   Jika di apartement milik Jungkook sedang terjadi acara lomba mencari perhatian berbeda dengan disekolah, Bambam sedari tadi terus mengumpat, Jungkook tak mengangkat telfon atau membalas pesannya. Sedang sibuk dengan ponsel ia jadi tak melihat ke depan, tak sengaja menabrak tubuh seseorang
"Kau lagi?!" Menoleh ke atas sepertinya suara ini tak asing
"Ma--Mark sunbae-- ma--maafkan aku" Menunduk, takut sunbae-nya lebih marah padanya ia memilih meninggalkan Mark yang hanya diam menatap punggungnya dari belakang. Apa yang sedang kau fikirkan Mark?.








Tbc.

Selalu meminta maaf jika kurang memuaskan(?) Terutama jika membuat adegan-adegan ena lainnya nanti :")) aku ini memang payah. Untuk chapter ini aku tak memaksa kalian untuk vote/comment karena ini bener-bener ga memuaskan menurutku :")). Sekali lagi maaf ya, seperti biasa aku akan terus memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada. Terima kasih^^

LIE (KTH x JJK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang