Semoga bisa menghayati chapter ini ya. Happy reading^^. Enjoy!
•
•
•
•
•Mata elang terbuka perlahan, mengerjap menyesuaikan cahaya, menatap sekitar lalu mendongak tak sengaja melihat sesosok... Apa ini ya? Malaikatkah? Apa ia sudah mati dan dosa-dosanya diampuni lalu sekarang berada di surga? Tapi mengapa malikat bisa tidur dan apa ini---memangku kepalanya? Memproses semua coba mengingat-ngingat ada apa sebelumnya. Sesaat matanya terbuka lebar. Langsung terduduk sambil melongo, masih tidak percaya
"Jung---Jungkook.." Lirihnya, sebelah tangan terangkat untuk mengelus lembut pipi si 'malaikat'. Pipi yang selalu tampak memerah samar, apalagi jika dulu Taehyung selalu menggodanya pasti akan semakin jelas terlihat merah kadang juga bisa sampai ketelinga, gemas sekali bukan? Kalau sudah begitu Taehyung akan langsung mencubit atau menciumi tak perduli rengekan Jungkook-nya. Jungkook-nya? Tunggu-tunggu Kim, mari ku ingatkan kalau namanya Jeon Jungkook bukan Jungkook-mu itu. Masih memperhatikan pahatan sempurna didepannya, perlahan sang objek mulai membuka mata, menggosok-gosok mata seperti bayi, menatap ke arah Taehyung
"Hah--- Kenapa kau disini?" Terkejut karena demi apapun manusia ini lagi? Tetapi tak lama langsung teringat kejadian beberapa jam lalu
"Aku harus pergi"
"Akh---" Baru ingin bangun tapi niat segera di urungkan ketika mendengar ringisin Taehyung, terlihat tangan berurat itu memegangi perut yang sakit. Sepertinya 'lagi', mengehela nafas perlahan
"Kenapa? Kambuh? Di lantai 2 ada restoran kau bisa memesan makanan disana, lumayan enak kok daripada harus mencari makanan diluar nanti kau keburu mati. Eh tapi lebih baik kau tak usah makan saja biar mati dan tak ada yang membahagiakanku diawal lalu seenaknya pergi dan sekarang muncul kembali untuk menyakiti, iya kan? Ya benar lebih baik kau tak usah makan" Kata-kata Jungkook cukup membuat Taehyung merasa telah ditampar ribuan kali. Tepat sekali Jungkook itu
"Ti---tidak--- kookie maksudku bukan begitu" Taehyung menunduk sedih. Tiba-tiba hujan turun dengan deras, memang sedari tadi sudah agak mendung. Taehyung yang sadar langsung membawa Jungkook pergi, turun dari rooftop, tak mau Jungkook nantinya sakit, memang fisik mereka sama-sama lemah tapi bedanya Jungkook lebih bisa mengatasi dengan tidak melewatkan sarapan atau sengaja tidak makan. Setidaknya Jungkook lebih pintar daripada Taehyung.●●●
Tiba di depan pintu kamar Jungkook, Taehyung izin untuk pulang sekalian niat untuk mencari makan serta obat, perutnya sakit sekali kepala juga pusing kalau eomma Baek tau pasti akan menceramahinya selama berjam-jam. Jungkook melihat Taehyung agak oleng. Menghela nafas, sisi baik mengalahkan sisi jahat, niatnya ingin mengusir Taehyung tapi sekarang malah menahan tangan lelaki yang hendak pergi itu
"Kenapa kook?"
"Kau... disini saja sudah sore sebentar lagi malam, diluar hujan juga nanti akan ku buatkan makanan, aku juga masih mempunyai persediaan obat untukmu, bukan apa-apa aku ini bukan orang jahat seperti hyung, jadi jangan berfikir macam-macam aku hanya ingin menolong" Walaupun kata-kata sindiran itu keluar lagi tapi Taehyung merasa hatinya sedikit menghangat, Jungkook memanggilnya hyung kembali dan lebih dari itu ia merasa manisnya mulai khawatir, mungkin? Bolehkah Taehyung berharap?
"Baiklah" Senang sekali rasanya.●●●
"Minum teh ini dulu Hyung"
"Terima kasih" Taehyung menerima segelas teh hangat dari Jungkook
"Ya"
Jungkook mulai berkutat di dapur, mambuatkan makanan untuk manusia sok kuat disana. Sedangkan, Taehyung sedang bersandar di sofa, memejamkan mata guna menghilangkan pusing sedikit. Tak lama makanan pun jadi, Jungkook juga membawa obat dan air minum. Ia duduk disebelah Taehyung, sofa ini muat untuk 2-3 orang kok jadi jaraknya dengan Taehyung tak terlalu dekat
"Hyung, makan dulu"
Taehyung membuka mata, hampir saja tertidur lagi
"Bisakah kau menyuapiku? Kau tau kan aku tak selera makan kalau kau tidak menyuapi" Tersenyum berharap Jungkook mengerti dan mau menyuapinya
"Hahh-- Baiklah" Mulai mengambil satu sendok dan menyodorkan ke arah Taehyung. Taehyung lahap sekali makannya padahal cuma bubur. Selesai makan ia langsung meminum obat
"Hyung istirahat saja dikamarku, aku juga akan tidur di sofa, nanti kalau sudah baikkan dan ingin pulang bangunkan saja aku"
"Jungkook..."
"Hmm..." Jungkook sudah berbaring di sofa dan memejamkan matanya
"Tidur saja berdua denganku dikamar, ahh--aku tidak bisa tidur kalau kau tak mengusap-usap kepalaku, kau masih ingatkan?" Jungkook sepertinya menyesal menolong Taehyung ia lupa bahwa Taehyung dari dulu sangat manja padanya, setiap malam Jungkook harus mengingatkannya agar tak begadang tetapi Taehyung selalu memintanya untuk menyanyikan sampai ia tertidur, Taehyung sadar ia tak bisa jauh-jauh, apa-apa selalu melibatkan dirinya bahkan untuk urusan sepele seperti makan tadi juga contohnya
"Baiklah, baik. Tapi aku akan pindah ke sofa lagi jika hyung sudah tidur"
"Iya tak apa kookie" Tersenyum kotak, idiot sekali, jika ini dulu pasti Jungkook sudah mengunyel-unyel pipi tirus itu. Gaya pacaran mereka memang saling memainkan pipi satu sama lain●●●
Dua orang yang sekarang bisa disebut 'masa lalu' itu tengah berbaring dikasur yang tak terlalu luas mengingat si pemilik hanya seorang diri tinggal, biasanya Bambam akan tidur bersamanya kalau sedang menginap, Taehyung juga dulu seperti itu tapi sekarang kan berbeda. Kasur yang seharusnya juga muat dua orang malah menjadi sangat sempit karna Taehyung saat ini memeluk pinggangnya, mendusel ke perpotongan leher mencari kehangatan, mereka sama-sama belum ganti pakaian dari tadi, Jungkook sudah sejak lama meminta Taehyung melepaskan pelukannya tapi Taehyung malah semakin mengeratkan tak ingin Jungkook jauh, bisa Jungkook rasakan tubuh Taehyung yang panas, berusaha melepas pelukan, mengecek dahinya. Panas
"Hyung kau sakit?" Ada sedikit rasa khawatir disana
"Hmm? Tidak aku baik-baik saja" Taehyung kembali memeluk Jungkook. Apa semalam Taehyung tak tidur? Berapa rokok dan minuman soda yang ia habiskan untuk menemaninya begadang? Sudah biasa bagi Jungkook tau kebiasaan Taehyung selain malas untuk makan yaitu juga hobi menyiksa diri
"Hyung minum soda dan merokok lagi semalam?"
"Hmm..." Bergumam di leher Jungkook
"Aku tak bisa tidur, kau selalu datang dimimpiku saat aku berusaha tidur lalu aku akan terbangun setiap saat, makanya aku memutuskan tidak tidur semalaman"
"Dasar bodoh!"
"Ya, aku memang bodoh Jungkook, jadi tolong izinkan lelaki bodoh ini untuk menginap malam ini, aku ingin sekali memelukmu seperti sekarang dengan kau yang memelukku juga sambil mengusap-usap kepalaku" Lihat kan sifat manjanya mulai keluar lagi? Sudah diberi hati malah meminta jantung, sudah di turuti keinginan agar mengusap-usap kepalanya malah meminta lebih
"Ya sudah iya, hyung boleh menginap, aku akan menuruti keinginanmu tapi besok anggap saja semua ini tak pernah terjadi, aku tak ingin merusak hubunganmu dengan Nayeon noona" Sindirian ke berapa kali ya? Taehyung sebenarnya sangat sedih Jungkook mengatakan itu tapi tak apa karena saat ini ia bisa menghabiskan malam dengan Jungkook
"Baiklah Jungkook"
"Sekarang peluk aku juga" Menatap wajah Jungkook sebentar. Perlahan tangan Jungkook membalas ragu, tapi Taehyung langsung mengeratkan pelukannya, ssbelumnya ia juga menjadikan sebelah tangannya sebagai bantal untuk Jungkook, mendusel kembali ke lehernya. Tertidur bersama dengan saling berpelukan. Berbagi kehangatan, tetapi masih dengan hati dan perasaan yang sulit di gambarkan, apalagi menjelaskan tentang hubungan keduanya saat ini. Menikmati waktu berdua dulu tak peduli esok akan bagaimana.•
•
•
Tbc.Maaf jika masih ada kekurangan atau typo, sejujurnya aku takut buat konflik yang terlalu berat tapi bukan berarti nanti gaada lagi konflik sih hehe, ada pastinya tapi ga yang berat-berat kok 😂 gatega akutuh sama dek kookie. Chapter ini ku tulis dengan menahan kantuk 😂 Maklum ya aku ini emang suka banget tidur kayak suga :v , jadi abis ini aku mau lanjutin tidur hwhw. Btw selamat hari minggu semua! Selamat menikmati libur^^.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIE (KTH x JJK)
RomantizmKetika kebahagiaan yang memilih pergi dengan kebahagiaannya yang lain. Akankah berakhir bahagia? atau malah mendapat karma dan menyesalinya? Ps: Maaf kalo alur atau tema ada sedikit kesamaan tapi beneran kok ini hasil imajinasi ditambah inspirasi da...