27

7.7K 934 65
                                    


Warning Typo masih merajalela

Happy Reading......

"Aku sangat puas, atas pekerjaanmu Sohee-ssi. Aku sungguh-sungguh berterimaksih padamu atas semua ini. Sebagai imbalannya, ambilah cek ini. Aku tidak membutuhkannya." Ujar Jaejoong kembali memberikan cek yang di berikan Sohee padanya.

Sohee, membuka kedua matanya dengan lebar tak percaya pada apa yang baru saja di katakan Jaejoong. Apakah Jaejoong sudah gila, sehingga memberikanya uang dalam jumlah sebesar ini?

"Jaejoong-ssi, ini...."

"Ambilah! Aku tidak bisa menyimpan semua ini, aku tidak ingin suami dan juga keluargaku tahu akan apa yang aku lakukan ini." Sela Jaejoong memotong perkataan Sohee.

Sejak awal, tujuannya hanya ingin mengambil uang ini dari Soojin, bukan untuk memilikinya seorang diri. Ia bukan orang yang tamak, ataupun serakah akan harta, hanya saja setelah apa yang di lakukan oleh Soojin padanya dan juga keluarganya, dia tidak pantas menerima sepeserpun harta dari Yunho.

Sohee terdiam, ia tidak tahu apakah harus mengambil cek itu atau tidak. Ia memandang wajah Jaejoong, yang terlihat sangat berharap sekali, jika ia akan menerima cek itu.

"Ambilah, dan pergunakan uang itu sebaik mungkin. Pergilah yang jauh, bila perlu tinggalkan Seoul karena aku yakin Soojin pasti akan mencarimu nanti. Tapi tenang saja, aku akan melindungi dirimu, dan tidak akan membiarkan Soojin menemukan keberadaanmu. Setelah ini, jangan menghubungi aku lagi dan berpura-puralah tidak pernah mengenal bahkan bertemu denganku."

Setelah mengatakan apa yang ingin di katakanya, Jaejoong beranjak bangun dari duduknya, lalu pergi meninggalkan Sohee yang masih diam mematung seraya menatap selembar cek yang ada di atas meja. Selembar cek, yang akan mengubah hidup Sohee untuk selamanya.

.

.

.

Yunho memalingkan wajahnya, tak ingin melihat wajah cantik istrinya. Ia masih sebal, pada sang Jaejoong yang telah membuatnya demam seperti ini, belum lagi perutnya yang kadang-kadang masih terasa sakit, dan dengan begitu teganya Jaejoong sempat-sempatnya pergi ke luar meninggalakan dirinya yang terbaring sakit di atas ranjang. Sementara itu, Jaejoong hanya berdecak sebal melihat tingkah kekanak-kanakan Yunho. Ia tahu dan sadar, jika ia sudah sangat keterlaluan tapi ia sudah meminta maaf padanya, lalu kenapa Yunho masih saja marah.

"Yunnie....!" Rengek Jaejoong dengan manjanya, mencoba menarik perhatian Yunho.

"........" Yunho tetap tak bergeming dengan tingkah manja Jaejoong. Walaupun dalam hatinya, ia ingin sekali melihat raut wajah Jaejoong yang pasti sangat menggemaskan.

Menghela nafas panjang, entah cara apa lagi yang harus ia lakukan untuk meminta maaf pada Yunho. Sungguh, tingkah Yunho saat sakit sangat-sangat menyebalkan sekali, rutuk Jaejoong. Mencoba mengalah, Jaejoong mendudukan pantatnya di tepi ranjang, lalu memeluk tubuh Yunho.

"Demamu belum turun." Gumam Jaejoong saat merasakan suhu tubuh Yunho yang masih terasa panas, tapi tidak sepanas tadi pagi. "Makan buburmu, ya. Aku janji, jika Yunnie mau makan, aku akan mengabulkan apapun yang Yunnie mau." Bujuk Jaejoong.

Yunho cukup tergiur dengan bujukan Jaejoong. Memasang wajah datarnya, ia membalikan tubuhnya menghadap Jaejoong.

"Apapun yang aku inginkan, kau akan mengabulkannya?" Tanya Yunho memastikan.

"Errr...iya.." Ragu Jaejoong menganggukan kepalanya. Entah mengapa perasaanya, tiba-tiba saja berubah menjadi tidak enak. Dalam hati, ia menyesal telah menjanjikan hal seperti itu pada Yunho.

Second Wife (YAOI) REMAKE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang