Latte 10

166 29 15
                                    

Sanita : beb besok aku jemput jam setengah enam. GAPAKE NGARET!!!

Tasya : emang pemotretan dimana sih? Pagi banget😪

Sanita : kita ada pemotretan di Semarang, berangkatnya barengan sama crew bang Dewa ko

Tasya : Semarang?

Sanita : iya, di curug lawe sama di rawa pening. Kata bang Dewa, nanti konsep fotonya prewedding gitu..

Tasya : laah terus pasangan gue siapa? Masa prewed sendirian-__-

Sanita : kata bang Dewa sih model cowonya orang Semarang juga. Jadi kita gakenal

Tasya : semoga aja orangnya gak ribet

Sanita : iyaa


Benar saja, jam setengah enam teng Sanita sudah duduk manis diruang tamu rumah Tasya. Bukan hanya Sarah, tapi bang Dewa juga ada disana.

"Looh ko bareng bang Dewa?" Tasya menghampiri

"Gapapakan bareng gue?"

"Gapapa sih bang, kita bertiga aja nih?"

"Yang lain ntar nyusul" Dewa membenarkan posisi kacamatanya

"Ohh yaudah deh aku pamit dulu sama mama"

Sebelum Tasya berbalik, Rima sudah muncul dari dapur membawa nampan berisi 3 cangkir teh hangat. "Loooh ko udah mau berangkat aja, teh nya diminum dulu dong" meletakkan tehnya di meja

"Iyaa tante, makasih maaf ngerepotin" mereka mengundur waktu keberangkatannya sejenak demi menikmati secangkir teh hangat yang tertandak dimeja.

Setelah hidangannya habis dan berpamitan, mereka berangkat menuju Semarang.
Selama perjalanan mereka lebih banyak membahas photoshot yang akan mereka lakukan. Sudah hampir setengah perjalanan, Dewa menepikan mobilnya di sebuah masjid. Tasya sedang asyik bermain game di handphonenya sehingga ketika wajahnya berpaling dari handphone, Dewa sudah tak ada dimobil.

"Bangdew kemana?"

"Gatau, lagi solat kali" Sanitamengedikkan bahu acuh

"Masa bang Dewa solat? Emang dia udah jadi muallaf?"

"Doain aja sih, supaya.." Sanita menghentikan kalimatnya. Wajahnya merah, lalu ia tertunduk malu menyembunyikan semburat merah di pipinya.

"Supaya apa?" Tasya menyelidik. Lalu mulai menyadari sesuatu "waah lu suka sama bangdew yaaa. Wah parah gapernah cerita" Tasya berteriak protes

"Diem ihhh, ntar ada bangdew malu gue"

"Yaagapapa lah biar dia tau" melihat wajah panik bercampur malu Sanita, Tasya tertawa.

Tak lama kemudian, Dewa datang. Mereka pun melanjutkan perjalanannya. Tasya sudah bosan dengan gamenya sehingga ia memilih untuk melihat-melihat akun sosial media nya.
Sudah sebulan Sammi tidak mengabarinya. Tasya hubungi juga tidak pernah ada jawaban. Tasya berniat stalking akun sosmed Sam, namun tidak bisa. Akun Tasya sudah diblokir.

"Anjiiiiir!!!!!!!! Demi apa sosmed gue diblok!!!!!!!" Tasya berteriak heboh.

"Diblokir siapa sih? Heboh amat"

"Sammi" suara Tasya begitu lirih menyapa telinga. Air matanya meluncur tanpa dikomando.

"Emmm Tasya.." Sanita menggantung kalimatnya ragu. "Mending lo kemesjid gih" Tasya dan Dewa mengalihkan perhatiannya kepada Sarah. Karena Dewa maupun Tasya tidak tau apa maksud dari kalimat Sanita..

"Ngapain ke mesjid?" Tasya mengernyit

"Lo solat lalu berdoa supaya sosmed lo di unblok sama Sam" senyum Sanita memang manis, tapi entah kenapa senyuman Sanita kali ini membuat Tasya ingin mencekoknya dengan ramuan ketek unta.

"Lohh ko ganangis lagi Tas? Cuma sekali tetes, gaada lagi?" Dewa malah tertawa

"Emang gue harus nangis seember gitu? Iiii kalian ya gue lagi bingung juga malah dibecandain mulu"

"Lo punya salah apa gitu sama Sam?" Sanita mulai serius

"Gue... Gatau" karena Tasya rasa, semuanya berjalan baik-baik aja sebelum Sam ngilang gaada kabar secara mendadak. "Gue curiga deh, jangan-jangan Sam punya cewe lain"

Dewa tampak membeku, rahangnya mengeras. Tersadar akan situasi, Dewa menormalkan ekspresi dan perasaannya. "Emmm lo gaboleh nethink gitu Tas, emang lo pernah liat pake mata lo sendiri Sam selingkuh?" Dewa menuntun logika Tasya kembali ke jalan yang benar.

"Pernah, beberapa kali malah" Dewa semakin gusar atas jawaban Tasya

"Lo gak sedih apa gimana gitu, enteng bener ceritanya" Sanita terkekeh

"Gatau juga sih, gue rasa semuanya udah jelas. Tinggal hubungan gue sama Sam yang perlu diperjelas" Tasya menghembuskan nafas kasar "gue gamarah soal dia yang gaada kabar, soal dia yang selingkuh. Dia pasti punya alasannya. Tapi gue gabisa maafin dia soal kebohongannya"

"Emang dia bohong apa?"

"Pas gue chat dia, nanya siapa cewe yang bersamanya. Dia jawab itu sodara jauhnya. Gue gak sebodoh itu untuk percaya gitu aja. Gue yakin pasti dia selingkuhannya"

"Laah kenapa kamu gak desak dia supaya jujur?" Dewa tak habis fikir bagaimana cara kerja otak Tasya. Disaat dia sudah tau kebenarannya, dia malah diam gak nuntut kebenaran

"Gue paling benci orang yang suka bohong dan yang suka nyari pembenaran buat nutupin kebohongannya. Gue tau kalau gue desak dia buat jujur, dia pasti bakal nyari pembenaran yang masuk akal" tasya menghela nafas gusar "gue juga benci orang kaya papa"

Tasya baru menyadarinya, ternyata semakin kesini Sam semakin mirip dengan papanya. Tasya sudah lama curiga pada Sam, tapi ia diam saja. Karena tidak mau hubungannya dengan Dam memburuk gara-gara memperdebatkan hal ini. Mungkin ini juga yang dirasakan Rima, rela tersakiti untuk menampilkan keluarga idaman yang bahagia nan sejahtera dimata orang lain. 'gue benci diri gue sendiri' batin tasya.

Andai Tasya tau, bukan cuma Tasya yang merasa begitu dan hatinya hancur. Dewa juga. Dewa merasakan apa yang Tasya rasakan saat ini. Bahkan Dewa sudah tau seminggu lalu ketika sebuah paket datang ke apartemen nya. Isinya begitu menyesakkan, undangan pernikahan. Annya, yang masih kekasih dewa beberapa hari lalu yang mengirimkan nya. Yang lebih menghimpit dada Dewa adalah, siapa lelaki yang akan menikahi Annya dan apa alasan mereka menikah.

"Bangdew kalo nyetir jangan ngelamun, aku gamau mati muda" Sanita menghancurkan sepi yang menyelimuti mereka bertiga

"Hehe iyaa maaf" Dewa tersenyum lalu kembali fokus menyetir.

Sisa perjalanan dilalui mereka dalam keheningan. Tasya dan Sanita memilih untuk tidur, sedangkan Dewa fokus menyetir.




🥀

Voment nya ya nak😊
Peluk gereleng dari Mama🤗

MatchalatteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang