Empat

11.5K 432 70
                                    

Reana POV

Aku sudah menceritakan tentang kejadian diantara aku dan Reno kepada ketiga sahabatku. Waktu aku selesai menceritakan tentang kejadian itu, mereka justru menggodaku habis-habisan sampai wajahku memanas menahan malu. Dasar Sahabat lucknut.

Sesampainya di rumah, aku langsung meletakkan tasku di sofa ruang tamu dan melepaskan jaket Reno yang sedari tadi ku pakai dan membawa jaket itu ke kamar mandi untuk ku cuci. Setelah aku mencuci jaket Reno, aku bergegas ke kamar untuk mengganti pakaian dan merebahkan diriku di atas tempat tidur.

Aku berencana akan mengembalikan jaket Reno besok sewaktu pulang sekolah dan berencana meminta maaf kepadanya karena saat itu aku sempat memarahinya.

Hari ini mungkin hari yang sangat membahagiakan bagiku. Semoga besok juga termasuk hari yang membahagiakan bagiku. Aku tidak sabar bertemu Reno besok di sekolah.

"Good Night, Reno," ucapku lirih sebelum tidur.

***

Author POV

Pagi yang cerah kini menyambut kedatangan Rea dan Desma ke sekolah. Mereka berangkat bersama menuju ke sekolah menggunakan sepeda motor milik Rea.

Sesampainya di sekolah, Rea turun dari motor diikuti Desma. Mereka berjalan beriringan menuju ke kelas.

Saat sampai di kelas, Rea langsung mendudukkan dirinya ditempat duduknya begitupula dengan Desma, karena tiga menit lagi pelajaran akan segera dimulai.

Rea sempat melirik ke meja belakang tempat Reno duduk. Rea diam-diam tersenyum ketika melihat Reno yang sedang mengobrol sambil sesekali tertawa dengan teman sekelas lainnya.

Saat sedang memandangi Reno, guru yang akan mengajar kelasnya datang dan membuat semua murid kini terfokus pada guru yang ada di depan mereka untuk memulai pelajaran.

"Selamat pagi anak-anak," sapa Bu Ani (Guru Biologi) yang saat ini sedang mengajar kelas X IPA1.

"Pagi, Bu," balas murid X IPA1 serempak membalas sapaan Bu Ani.

"Oke. Kemarin saya sudah menjelaskan materi bab satu. Jadi sekarang saya akan membuat sistem kerja kelompok untuk menambah nilai kalian. Satu kelompok terdiri dari dua orang. Akan saya tulis di papan tulis siapa teman satu kelompok kalian," jelas Bu Ani kepada seluruh murid X IPA1.

Bu Ani mulai menuliskan nama-nama kelompok yang sudah ditentukan di papan tulis.

Mata Rea membulat ketika melihat namanya ada di kelompok empat bersama dengan Reno.

"Oh tuhan yang benar saja. Bisa senam jantung setiap kerkom nih gue," batin Rea merutuki nasibnya yang setengah sial dan setengah beruntung.

Rea menatap ke arah bangku dimana Reno duduk. Rea kaget karena saat menengok ke arah Reno, ternyata Reno juga sedang menatapnya. Rea yang gugup hanya tersenyum, namun seketika senyumnya luntur karena Reno memalingkan wajahnya saat Rea tersenyum kearahnya.

Rea hanya mengendikkan bahunya acuh dan kembali menatap ke arah Bu Ani yang kembali menjelaskan tentang tugas yang akan didapatkan sesuai kelompoknya masing-masing.

***

Tidak terasa bell pulang sekolah berbunyi nyaring di SMA Garuda yang menandakan pelajaran hari ini telah selesai.

Semua murid mulai berhamburan keluar kelas untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Ayo guys kita pulang," ajak Vika kepada Rea, Laras dan Desma.

"Oke," jawab Laras dan Desma serempak.

"Kalian duluan aja. Gue mau balikin jaketnya Reno dulu," ujar Rea sambil berdiri dari duduknya.

"Hm, yaudah deh. Kita duluan ya, Re. Gue nebeng Laras aja gapapa kan, Re?" tanya Desma kepada Rea yang hanya dijawab anggukan kepala oleh Rea.

Setelah ketiga sahabat Rea keluar dari kelas untuk menuju ke arah parkiran, Rea justru berbelok ke arah lain untuk mencari keberadaan Reno. Rea mencari Reno di perpustakaan, tapi dia tidak di sana.

Kemudian Rea mencari Reno ke lapangan basket yang biasanya menjadi tempat Reno bermain basket sepulang sekolah bersama teman-temannya.

Sesampainya Rea di lapangan basket, Rea celingak-celinguk mencari keberadaan Reno diantara teman-teman Reno yang sedang bermain basket.

Dan Yap! Rea menemukan Reno sedang mengusap wajah nya yang penuh keringat dengan handuk miliknya. Rea tersenyum lebar saat menemukan Reno duduk di pinggir lapangan basket.

Rea menghampiri Reno dengan menenteng jaket milik Reno ditangan sebelah kanannya. Namun saat jaraknya hanya terpaut sepuluh lantai ubin, langkah Rea harus terhenti karna melihat seorang perempuan cantik yang lebih dulu mendekat ke arah Reno dengan membawa satu botol air mineral dingin yang langsung diterima Reno dengan senyum manisnya.

Bahkan perempuan itu membantu Reno membersihkan peluh yang berada di dahi Reno.

Yang membuat hati Rea seperti tertusuk adalah, Reno tidak menolak sama sekali sikap yang diberikan perempuan itu kepadanya dan justru menerimanya dengan senyuman yang tidak luput menghiasi bibir merah Reno.

Bahkan senyuman Reno saat ini terlihat sangat manis yang baru Rea lihat selama Rea satu kelas bersama Reno. Mungkin bisa disebut senyuman yang jarang sekali diperlihatkan Reno kepada orang lain.

Samar-samar Rea mendengar kata yang terlontar dari bibir Reno kepada si perempuan yang ada di depannya "makasih, ya,"  kata Reno sambil mengacak-acak rambut si perempuan.

Rea merasa niat baiknya yang akan meminta maaf kepada Reno, justru mendapatkan kejadian yang tak terduga semacam ini. Huftt yang benar saja!

Akhirnya Rea mengurungkan niatnya untuk mendekat ke arah Reno dan berbalik ke area parkiran sekolah untuk mengambil motornya sebagai sarana pulang menuju kerumahnya.

Saat Rea menaiki motor dan memakai helmnya, air mata Rea keluar begitu saja dari kedua kelopak matanya.

Entah perasaan apa yang Rea rasakan sekarang, tapi memiliki efek yang perih di hati Rea.

Cemburu.

Mungkin satu kata itu yang bisa menggambarkan suasana hati Rea untuk saat ini.

-----------------
TBC

REANA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang