Dua Puluh Dua

7.6K 273 29
                                    

Hari Senin, menurut Rea hari yang membuatnya malas. Entah karena apa Rea pun juga tidak tau.

Rea memasuki kelas dengan senyum seadanya. Mendudukkan dirinya di bangku yang sudah terlebih dahulu diisi oleh Desma yang sedang bergosip dengan Vika dan Laras yang ada di bangku belakang.

Rea membalikkan badan untuk menatap ketiga temannya. "Hai guys."

"Tumben amat lemes gitu." heran Laras

"Dih, engga ya. Semangat gini kok" ujar Rea sewot. "Eh, Reno belum dateng kah?"

"Tadi udah dateng cuma naruh tas. Habis itu keluar lagi gatau kemana" jawab Vika sambil menengok ke arah bangku Reno.

"Oh gitu." ucap Rea sembari menganggukan kepala.

"Kenapa? Kangen ya?" celetuk Desma dengan alis naik turun.

"Idih, lo kalo ngomong suka bener ya Des." kata Rea dengan kekehannya, dan diikuti tawa pecah dari Laras, Vika dan Desma.

Selang beberapa menit, bel masuk berbunyi bersamaan murid-murid yang mulai masuk ke dalam kelas, termasuk Reno. Kemudian disusul guru yang akan mengajar pada jam pelajaran pertama hari ini.

***

Bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Membuat para murid berhamburan keluar kelas.

"Lo dijemput Re?" tanya Reno yang sudah berada di samping meja Rea.

Laras, Vika dan Desma yang masih berada di kelaspun saling melirik satu sama lain sambil tersenyum geli.

"Gak tau. Abang gue pasti udah nganterin Arina pulang" jawab Rea sedikit gugup.

"Yaudah gue anter pulang aja. Sekalian buat gantiin karna kemarin gak jadi antar lo berangkat sekolah" ucap Reno tersenyum tipis.

"Gak usah ditolak Re. Kesempatan tuh. Jarang-jarang di antar gebetan yakan" ceplos Desma yang membuat Rea, Laras dan Vika tersentak kaget karna ucapannya yang kelewat polos atau mungkin bego.

"Bego lo nggak hilang-hilang ya Des" geram Laras

"Desma salah apalagi sih Laras? Desma bener kan" ucap Desma dengan tampang watados.

Rea mendengus kesal, sedangkan Laras dan Vika memutar kedua matanya malas.

Reno yang sedari tadi tidak paham dengan pembicaraan mereka, akhirnya berdehem pelan dan membuat mereka mengalihkan pandangan ke arah Reno lagi.

"Eh, maaf Ren. Nggak apa nih lo antar gue?" tanya Rea dengan tangan yang menggaruk pelipisnya.

"Nggak apa-apa. Ayo!" ajak Reno Final dan diangguki Rea.

Rea pamit kepada ketiga sahabatnya, dan berjalan beriringan bersama Reno menuju parkiran sekolah.

"Nih pake helm nya" ujar Reno sembari menyodorkan helm ke arah Rea saat sudah berada di samping motornya.

"Reno!"

Pergerakan Rea yang akan membonceng Reno pun harus terhenti karna panggilan seseorang yang ternyata adalah Claudia.

"Ada apa?" tanya Reno malas.

"Aku pulang sama siapa dong kalo kamu pulang sama dia?" protes Claudia sambil mendelik ke arah Rea.

REANA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang