Tiga Belas

8K 304 29
                                    

Bell pulang sekolah sudah berbunyi 3 menit yang lalu. Kelas sudah mulai sepi dan sekarang hanya tersisa Rea, Laras, Desma dan Vika.

Laras, Desma dan Vika tau apa yang membuat Rea saat ini kehilangan mood nya. Alhasil, mereka ingin mengajak Rea pergi ke mall dan bermain bersama, berusaha membuat mood Rea menjadi lebih baik lagi.

Awalnya Rea menolak dengan alasan tugas yang masih menumpuk, tapi karena paksaan Laras, Desma dan Vika, akhirnya Rea pasrah dan menuruti kemauan ketiga sahabatnya saja.

"Kita udah keliling mall dari tadi. Laper nih gue," ucap Vika tiba-tiba membuat Laras, Rea dan Desma yang sedang sibuk membaca novel di toko buku menoleh kearahnya.

"Iya. Gue juga laper sama haus," sambung Laras.

"Yaudah. Kuy lah kita cari makan sama minum dulu di cafe deket sini," ajak Desma yang diangguki Laras dan Vika. Kecuali Rea.

Sesampainya di cafe.
Mereka memilih tempat pojok yang menghadap langsung ke arah pemandangan kota. Rea dan vika duduk bersebelahan, sedangkan Desma dan Laras duduk bersebelahan dihadapan Rea.

Setelah memesan minuman, Rea hanya bermain ponsel dan tidak banyak bicara. Laras, Desma dan Vika saling melempar pandang.

Sebenarnya alasan Rea diam sejak tadi karena Rea tau ketiga sahabatnya ini pasti akan banyak bertanya tentang Reno. Jadi, Rea memilih diam karena dia juga malas jika harus membahas tentang Reno.

"Re, lo masih sedih ya? nggak marah tuh si Reno jadian sama Sheila?" celetuk Laras yang langsung dihadiahi pelototan tajam dari Desma dan Vika.

Laras hanya memasang wajah 'kenapa', dan dibalas dengan tatapan mata dari Vika 'jangan bahas sekarang'.

"Gue sedih. Tapi gue nggak punya hak buat marah. Gue cuma sahabatnya dia, jadi gue harus mendukung semua keputusan nya. Lagian mereka udah jadian seminggu yang lalu kan? Kenapa kalian tanya tanya masalah ini lagi? Gue males kalo bahas tentang ini," ujar Rea tersenyum miris mengingat bahwa hubungan Reno dan Sheila sudah berjalan satu minggu lebih.

Ya, memang waktu berjalan begitu cepat. Bahkan selama seminggu ini, Reno jarang memberinya kabar. Padahal sebelum Reno jadian dengan Sheila, Reno selalu memberi Rea kabar dan curhat tentang masalah nya kepada Rea.

"Sorry Re, mulutnya si Laras emang suka minta di tonjok," ucap Vika yang langsung mendapat kekehan dari Rea dan delikan tajam dari Laras.

"Yaudah deh. Gue ke toilet dulu ya," ucap Rea kepada Laras, Vika dan Desma.

"Mau gue temenin Re?" tanya Laras karena masih merasa bersalah atas ucapannya yang justru membuat mood Rea semakin buruk.

"Nggak usah kali, Ras. Gue bisa sendiri," jawab Rea dan mendapat anggukan dari ketiga sahabatnya.

Rea memasuki toilet. Ia mencari bilik setelah berkaca didepan kaca dan membasuh tangan.

Setelah selasai dengan urusannya, Rea ingin keluar dari bilik toilet. Tapi saat ingin membuka pintu, Rea mendengar dua suara seseorang yang salah satu suaranya sangat dikenali oleh Rea. Jadi, Rea menutup kembali pintu bilik toilet yang dipakainya dan mulai mendengarkan pembicaraan kedua orang yang berada di depan kaca.

"Gue itu nggak cinta sama dia. Lagian kenapa sih lo maksa-maksa gue terus?" tanya salah satu perempuan yang suaranya sangat Rea kenali.

"Haduh Sheil. Plis lah bantuin gue. Lo kan sepupu gue. Gue nggak mau Reno deket-deket sama cewek centil kayak dia," balas orang yang ada dihadapan Sheila.

"Lo tau kan gue itu cinta sama Daniel? Tapi gara-gara rencana lo ini, gue malah harus pacaran sama si Reno dan ijin ke Daniel kalo gue harus pura-pura jadi pacar Reno gara-gara lo."

Daniel adalah laki-laki yang sangat dicintai Sheila. Begitupula sebaliknya, bahkan mereka sudah menjalin hubungan kurang lebih dua tahun.

Sebenarnya Daniel juga sudah mengetahui rencana ini saat Sheila meminta izin harus berpura-pura berpacaran dengan Reno.

Awalnya Daniel menolak mentah-mentah, tapi setelah Sheila menjelaskan dan memberi pengertian kepada Daniel, akhirnya Daniel menuruti perkataan Sheila.

Daniel meyakinkan dirinya sendiri bahwa Sheila hanya berpura-pura pacaran dengan Reno karena sebuah rencana sepupu Sheila. Tidak lebih.

"Lo itu sepupu gue. Jadi gue percaya sama lo. Plis bantuin gue ya," ucap orang dihadapan Sheila. "Yaudah gini aja deh. Lo pacaran sana sama Daniel dibelakang Reno, tapi jangan sampe ketauan sama Reno. Ntar lo diputusin Reno, terus Reno deket sama cewek centil itu lagi," sambung orang itu yang langsung membuat Sheila mendengus tak suka karena hidupnya harus di atur oleh orang yang berdiri dihadapannya ini.

"Oke, gue turutin mau lo. Tapi lo jangan larang gue pacaran sama Daniel!" tegas Sheila kepada anak tantenya yang ada dihadapannya ini.

"Deal!" balas orang itu dengan senyum nya yang sedikit sulit diartikan.

Tubuh Rea mendadak panas dingin karena mendengar pembicaraan kedua orang itu.

Jadi, selama ini Sheila tidak mencintai Reno?

Sheila berpura pura mencintai Reno agar rencana sepupunya berjalan lancar?

Memangnya rencana apa yang sedang disusun sepupu Sheila?

Bagaimana perasaan Reno jika Reno tau tentang ini?

Pertanyaan-pertanyaan itu hinggap di pikiran Rea. Jujur saja, Rea ingin sekali mengetahui siapa sepupu Sheila itu dan siapa yang dimasud 'cewek centil' di pembicaraan mereka.

Rea keluar dari bilik toilet ketika dirasa dua orang itu sudah keluar dari toilet. Rea langsung menemui ketiga sahabatnya dan pikirannya tetap tidak bisa berhenti berfikir apa yang harus Rea lakukan setelah ini.

Rea bertekad akan mencari tau sendiri dan suatu saat nanti Reno pasti akan mengetahui keburukan Sheila. Mungkin lebih tepatnya 'keburukan sepupu Sheila'.

***

Dilain tempat.

Seseorang yang notabene-nya adalah sepupu Sheila itu sangat senang karena Sheila ingin membantunya.

Sebenarnya Sheila tidak tau rencana apa yang akan dilakukan sepupunya, tapi Sheila hanya menuruti kemauannya.

Sheila bertemu dengan sepupunya di mall saat ia sedang berbelanja bersama Reno. Reno tidak tau bahwa Sheila bertemu dengan sepupunya, karena Sheila langsung pamit pergi ketoilet dan dijawab anggukan kepala oleh Reno.

Saat Sheila berada ditoilet, orang yang notabene-nya adalah sepupu Sheila itu langsung mengajaknya berbicara tentang rencananya.

Jujur saja, Sheila tidak ingin bersandiwara seperti ini dihadapan Reno. Sheila mencintai Daniel, bukan Reno. Tapi sepupunya ini meminta bantuan agar Sheila menjadi pacar Reno dengan alasan tertentu.

"Benar-benar menjengkelkan" gumam sheila.

"Deal!" balas sepupu Sheila. Setelah itu, Sheila pamit keluar dari toilet terlebih dahulu dan meninggalkan sepupunya yang sedang tersenyum miring.

"Gue harap rencana gue buat ngejauhin kalian berhasil," gumam sepupu Sheila pelan dengan senyuman licik yang tak luput dari bibirnya sebelum keluar dari toilet.

------------
Hayo ... kira-kira siapa ya?
Sepupu Sheila laki-laki apa Perempuan nih?

REANA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang