Tujuh

9.4K 370 42
                                    

Hari ini Rea merasa sangat senang karna bisa sedekat ini dengan Reno.

Flashback On

"Re. Udah hampir maghrib nih. Kerkom nya udahan aja ya" ucap Reno kepada Rea.

"Eh iya nih, yaudah aku beresin dulu ya"

Setelah Rea membereskan buku-bukunya yang berada di atas meja kafe, Rea langsung berdiri diikuti Reno dibelakangnya untuk menuju kembali ke sekolah mengambil motor milik Reno.

"Kamu aku anter aja ya Re. Udah hampir maghrib soalnya. Ga baik kalo cewek naik angkotan umum sendirian" ajak Reno pada sahabatnya.

"Gapapa nih Ren? Ga ngerepotin kan?"

"Ya engga lah Rea. Kamu sekarang kan sahabat aku, berarti kamu jadi tanggung jawab aku. Apalagi kamu perempuan" ucap Reno sambil memberikan salah satu helm miliknya untuk dipakai Rea.

"Oke deh kalo gitu" jawab Rea dengan senyum tipisnya.

"Pegangan Re. Nanti jatuh" tegas Reno saat Rea sudah duduk di belakang jok motornya. Rea hanya memegang tas Reno sebagai pegangan. Sedangkan Reno yang melihat hal itu, hanya menghela nafasnya kasar dan langsung menarik kedua tangan Rea agar melingkar erat di pingingganya.

"Nah gini. Biar aman" ucap Reno sebelum melajukan motornya keluar gerbang sekolah.

"Apaan sih Ren. Dasar Modus" protes Rea tak terima karna Reno sudah membuat wajahnya memerah semerah tomat atau bahkan sudah seperti kepiting rebus.

Flashback off

***

Motor Reno kini sudah sampai didepan rumah Rea. Rea yang baru saja tersadar dari lamunannya, langsung turun dari motor Reno dan melepaskan helm milik Reno yang terpasang di kepala Rea.

"Makasih ya Ren. Udah nganterin sampe rumah" ujar Rea berterima kasih kepada Reno yang sudah mengantarkannya sampai kerumah dengan selamat.

"Sekarang kamu santai aja sama aku. Ga perlu sungkan kalo mau minta bantuan ke aku. Oke?" tegas Reno memperingatkan Rea yg langsung dijawab anggukan kepala oleh Rea.

Rea sudah menawarkan Reno agar mampir dulu kedalam rumahnya, namun Reno menolaknya secara halus dengan alasan sudah larut malam. Alhasil Reno berpamitan kepada Rea dan melajukan motornya menjauhi halaman rumah Rea.

Saat Rea membuka pintu rumahnya dan mengucapkan salam, mata Rea terbelalak saat melihat Papa, Mama dan Reyhan yang berada di hadapannya dengan tangan yang bersedekap dan memandanginya dengan tatapan seperti ingin menerkam.

"Mampus. Dimarahin nih gue pulang larut malem. Apalagi pulangnya bereng cowo" ucap Rea membatin dengan rasa takut.

"Maafin Rea Ma, Pa. Tadi Rea kerja kelom-"

"Iya sayang. Mama udah tau dari abang kamu kalo kamu kerja kelompok" jelas Sarah lembut sambil menarik tangan Rea untuk duduk disofa ruang keluarga.

"Jadi? Mama, sama Papa ga akan hukum Rea karna pulang larut malam kan?" tanya Rea kepada Edward dan Sarah dengan kapala yang menunduk.

"Engga nak. Tadi Papa emang sempet marah sama Reyhan karna dia pulang sendiri tanpa bawa kamu. Tapi setelah kami mendengar penjelasan Reyhan, Jadi Mama sama Papa memaklumi" jelas Edward dengan satu tangan mengusap lembut rambut indah milik Rea.

"Syukurlah. Makasih ya Ma, Pa. Mama sama Papa ngertiin Rea" ucap Rea berbinar memandangi kedua orang tuanya.

"Gue ga dianggep ya?" celetuk Reyhan tiba-tiba dengan tatapan menyindir ke arah Rea.

REANA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang