Rembulan telah berganti mentari pagi. Sinar mentari mampu masuk ke celah - celah jendela. Beda sekali dengan gadis berparas ayu ini.
Meskipun cahaya mentari masuk ke celah jendela. Gadis ini belum juga bangun. Ya, dialah Zlena Assyfa Nasira.
Gadis tomboy, badgirls dan suka tawuran adalah kesenangannya. Tak mengerti dengan sikap dia yang sering tampil beda sebagai perempuan.
Tok.. Tok.. Tok..
Terdengar suara ketukan pintu dari luar. Namun tidak ada sahutan dari dalam.
Sehingga wanita paruh baya yang tak lain adalah mamanya ini melenggang masuk ke dalam kamar yang bernuansa doraemon ini.
Meskipun tomboy, Zlena atau Lena sapannya ini sangat suka sekali dengan kartun kucing itu.
Wanita yang mirip dengannya ini berjalan menghampirinya sambil gelenng - geleng kepala melihatnya yang tengah asik bergelayut manja di dalam mimpinya itu.
"Len.. bangun nak." Seraya menggoyang - goyangkan badannya itu. Tetapi, Zlena hanya menggeliat tanda ngantuk.
"Ayo bangun, hari sudah pagi." Sambil mengelus pipi chubby Zlena.
"Hoam.. iya mah. Lena bangun." Sambil sesekali ia mengucek matanya itu.
"Yaudah cepat mandi. Lalu sarapan."
"Loh mah, tumben pagi banget bangunin Lena. Gak kayak hari minggu biasanya." Ucapnya sedikit menyengir sambil memasang muka polos.
Pertanyaan Zlena ini mampu membelalakan mata mama Ira.
"Ini hari senin sayang. Apa kamu lupa?"
Kaget. Zlena kaget sekarang. Tak bicara beberapa detik kemudian. Dia tersadar.
"What?" Pekik Zlena seraya meloncat dari Spring bed nya itu. Lalu berarah ke kamar mandi.
Mama Ira yang melihatnya hanya geleng - geleng kepala melihat putri sulungnya itu.
**
"Pagi mah, pah, ja.." sapanya sambil senyum.
"Pagi sayang." Balas mereka berdua.
"Pagi juga kak. Sini duduk sarapan bareng. Hehe.."
"Iya." Seraya menganggukkan kepalanya.
"Kak, lo lupa ini hari apa?"
"Ya, gitu deh." Sambil melahap roti yang sudah diolesi slai coklat itu.
"Ayo cepat makannya. Nanti papa telat."
"Iya pah." Ucap keduanya serempak.
"Ayo kak!"
"Eh, lo duluan. Gue mau minum dulu." Sambil menegak susu coklat ke mulutnya.
"Pelan - pelan sayang minumnya."
"Iya mah. Zlena berangkat dulu."
Muah. Sambil cipika - cipiki. Pasalnya Lena dan raja belum pernah diajarin mencium punggung tangan oleh orang tuanya.
"Bye.. Zlena berangkat dulu."
"Hati - hai sayang."
"Cepetan kali kak! Lama banget."
"Iya, bawel banget sih lo, ja." Ucapnya sedikit ketus.
"Kasihan tahu gak si papa. Ntar telat! Dikira jakarta gak macet?" Kesal raja.
"Lo, kok jadi kayak cewek pms. Haha.."
Huh. Raja menghela napas. "Gak lucu tahu gak?"
"Udah - udah! Papa kasihan itu. Udah sana ntar telat."
**
Zlena melangkahkan kakinya dengan malas. Sebab ia pasti akan melihat Rasyid mantan pacarnya itu.
Tiba - tiba langkah kakinya terhenti kala melihat cowok sedang mengobrol sambil tertawa bercanda gurau.
Ia sangat muak melihatnya. Melihat adegan panas ini. Panas yang menjalar dari luar tubuhnya sampai ke hati yang paling dalam.
"What?" Pekik Zlena dalam hati.
"Kenapa bisa Rasyid secepat ini ngelupain gue. Kurang apa gue! Gue harap ini cuma mimpi." Ucapnya lirih sambil memejamkan matanya beberapa detik.
Lalu ia membuka matanya lagi. Tetapi, ia masih melihatnya. Bulir - bulir bening yang di dalam pelupuk matanya itu tumpah tak terbendung.
Gue ini cewek yang bisa saja sakit hati! Kapan saja dan siapa penyebabnya.
Kakinya mulai bergetar. Mulutnya tiba - tiba membisu seakan tak bunyi suara di dalamnya.Hatinya sesak membara kedalam jiwa.
Dor...
Tiba - tiba ada yang mengagetkan prilly dengan menepuk pundaknya itu.
[]
Holla👋. Gimana nih part satunya😂. Semoga suka ya. Aamiin. Makasih. Jangan lupa vomment yo❤❤❤
[Jumat, 20 Juli 2018. 7:44 PM]
KAMU SEDANG MEMBACA
Secangkir Teh (ENDING)✔
FanfictionCerita ini request dari teman. Aku sengaja repost. Cerita ini awalnya cerita pertamaku diwattpad. Aku pikir cinta bisa tumbuh dengan cara apapun termasuk melalui secangkir teh - Muhammad Aliyy Azam. Cinta nyatanya memang rumit. Apakah hanya karena...