Sepuluh

344 26 0
                                    

Malam ini begitu dingin. Semilir angin menambah keheningan yang tercipta sekarang.

Jawaban ali tadi membuat lena menjadi tambah bingung harus bagaimana?

Sejujurnya lena menginginkan  pulang! Lena bosan disini. Suasana begitu hening, hampir tak ada suara sampai terdengar seperti orang memanggil namanya dan Ali.

Ya, siapa lagi kalau bukan umi. "Ali . . Lena.. masuk kedalam. Umi, sudah membuatkan makan malam."

"Iya, umi."

Ali berdiri lalu menatap lena sekilas. Tak lupa dia juga memberikan lena senyuman. Ntah apa maksudnya?

Sebagai cewek! Lena merasa ada yang aneh di dirinya. Apa itu? Ntahlah! Tapi, ia tidak terlalu memikirkan itu.

Lena menepis pikiran - pikiran itu. Kemudian ia membalas dengan senyuman pula.

"Ayo len, itu umi udah manggil - manggil."

"Iya, li."

Mereka memutusksn untuk bergegas kedalam. "Ali dan lena makan ya. Nanti keburu dingin."

Mereka mengangguk. "Iya, mi."

⏰⏰

Jam menunjukkan pukul sembilan. Lena putuskan untuk tidur. Karena matanya begitu berat. Ingin rasanya matanya terpejam.

Tetapi, masih ia dengar samar - samar suara Ali seperti berbincang dengan seseorang. Perlahan - lahan bunyi suara itu tak hinggap lagi ditelinganya.

Setelah berada cukup nyenyak didunia mimpi. Lena tiba - tiba terbangun. Rasanya ia sangat lapar sekali.

"Jam berapa sih? Duh, sial! Lapar banget."

Diliriknya jam dinding yang berputar pada waktunya itu. Sambil sesekali malas. Matanya mengerjap - ngerjapkan.

Seketika itu ia cengo. "Hah! Pukul dua? Bodoamat gue laper."

Ia langkahkan kakinya tersebut menuju dapur. Tetapi, sepertinya ada yang menyalakan kran air.

Pikiran - pikiran tentang mistis tiba - tiba menyeruak. Bulu kuduknya merinding.

"Siapa sih itu? Jam segini gue mau makan! Kalau mau ganggu. Ntar, aja pas gue udah selesai." Sengaja ia keraskan suaranya.

Namun, nihil! Tak ada orang disini. Dan suara itu sudah menghilang.

"Ok, baiklah. Lagian suaranya sudah hilang. Mending gue makan."

Sesudah makan. Lena putuskan untuk tidur kembali. Tak sengaja ia melewati kamar Ali yang pintunya sedikit terbuka.

Ia coba mendekat kearah kamarnya itu. Ternyata Ali sedang sholat malam.

Telah Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, Ia berkata bahwa Rasulullah bersabda: shalat yang paling utama sesudah shalat fardhu adalah shalat malam. (HR. Muslim).

Cklek..

"Oh, jadi tadi itu ali yang nyalain air kran. Gue pikir hantu. Haha."

.  .  🌹  .  .

"Len, bangun nak.."

Ia menguap. "Siapa?"

Secangkir Teh (ENDING)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang