Duapuluh tujuh

288 24 0
                                    

"Lo?" Seseorang itu pun menoleh ke sumber suara. Kemudian mereka sama - sama terhanyut dalam tatapan.

Tak ingin berlama - lama saling tatap keduanya memalingkan mukanya. "Len.." lena tak bergeming. Ingin sekali ia mlesat ntah kemana tujuannya yang penting jangan ketemu orang ini.

"Len, aku minta maaf."

Mudah sekali dia mengatakan kata maaf. Disini hati yang terluka. Bukan sekedar barang yang tiba - tiba terjatuh kemudian lecet. Bukan!

Lena hanya diam. "Len, aku minta maaf." Lagi dan lagi lena tak bergeming.

"Ok! Gapapa kalau kamu belum mau memaafkan aku. Aku kesini mau ngembaliin ini." Sambil menyodorkan sebuah buku.

Lena tampak kaget. Bingung sekaligus takut. Habislah dia. Lucu sekali mukanya.

Tiba - tiba lena menyambar buku tersebut. Ali tersenyum. "Ck! Gak sopan."

Ali terkekeh. Sementara lena rasanya malu. Pasti si kutu rambut ini sudah tahu.

"Aku tahu yang sebenarnya len."

"Apaan sih! Gu--gue--gak su--ka lo ye!" Ucapnya sedikit tergagap. Ali menggigit bibir bawahnya.

"Itu buktinya." Ali cengar - cengir. Mau nabok tapi, lena sudah takut dan gugup.

"Gak usah belagu lo! Mentang - mentang ganteng bisa meluk sana - sini." Ali melongo.

"Maksudnya?"

"Udah! Pokoknya gu--gue gak suka lo! Dan gue nulis itu karena idola gue. Selain justin bieber gue juga ngidolain Ali. Nama panjangnya MUHAMMAD ALI. Yang bisa tinju." Ucapnya penuh penekanan.

"Mungkin kamu bisa ngelak sekarang. Tapi, kalau tentang buku ini apa kamu masih ngelak?" Sambil memerlihatkan buku digenggaman jarinya.

"Buk--buku diary gue!" Ucapnya tergagap.

"Aku kesini cuman mau balikin buku kamu yang gak sengaja--" belum sempat menjelaskan sudah terpotong.

"Mau lo apa sebenarnya?" Ucapnya sedikit serak.

"Aku cuman mau balikin len. Dan pengen jelasin semuanya."

"Gak perlu dijelasin li. Gue tahu gue kebawa baper sama lo! Dan setelah ini lo pergi! Anggap kita gak saling kenal."

"Heiii.. kamu ngomong apa?"

Lena kesal. Mengapa dia datang kembali setelah membuat luka.

"Gak usah sok manis li. Gue nganggep lo baik. Tapi, kenyataannya lo sama saja."

Ali menggeleng pelan. "Seharusnya kamu jangan menganggapku baik. Karena kalau aku tidak sesuai harapan kamu. Kamu bisa kecewa." Lena menunduk menahan sesak yang sedari tadi bergelayut manja didalam hatinya.

"Jangan nangis.. jangan nangis.." ia menyemangati dirinya. Namun, rasanya belum bisa. tes.. satu tetes bahkan tetes air mata tiba - tiba meluncur jatuh bertebaran dipipi chubbynya.

"Gue udah gak kuat li. Gue udah terlanjur kecewa."

"Len, lihat aku." Lena menatapnya sambil menangis.

"Kamu kok nangis?"

"Gue gak kuat. Gue ini cewek li. Gue gak bisa nutupin kalau gue rapuh. Sekarang lo udah tahu semuanya! Gue malu li. Gue malu. Hiks.."

"Stts.. jangan nangis."

"Len, siapa yang dateng?" Lena menoleh. Ketiga sahabatnya menghampirinya.

"Len, lo nangis?" Tanya dul hati - hati.

"Siapa yang bikin lo nangis len, bilang!" Ucapnya tegas. Lena hanya diam lalu menyeka air matanya.

Reyhan menatap Ali lamat - lamat. "Jangan - jangan lo yang bikin lena nangis. Iya?" Tanya reyhan.

Secangkir Teh (ENDING)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang