Enam

409 36 0
                                    

"Ini dimana? Lah? Bukanya gue ada dikamar? Ini dimana? Papa!!! mama!!!

Pintu terbuka. "Ada apa nak?" Ucap wanita paruh baya.

Lena kaget. Ia tak menyangka kenapa bisa berada disini. "Hah? Lo siapa? Gue dimana?"

Wanita itu tersenyum. "Kamu berada dipesantren An - Nur."

Lena memekik keras. "What? Papa dan mama kemana?"

Wanita ini lagi dan lagi tersenyum. "Mereka menitipkanmu disini."

"Kenapa mereka gak bilang - bilang?" Wanita paruh baya ini lantas mengerutkan keningnya.

"Bukanya kamu tadi shubuh baru sampai?"

Lena dibuat bingung. "Hah?" Lalu ia mencoba mengingat kejadian tadi malam.

Flashback on.

"Len, Lena..." terdengar suara lantang papanya.

"Ada apa nih pah?" Tanya Ira.

Ingin murka. Emosi sudah meletup - letup. "Lena mana mah? Papa mau bicara dengan lena." 

Lena yang mendengar keributan langsung ikut menyambar omongan. "Ada apa pah? Zlena disini."

Arka ingin sekali rasanya memarahinya. Namun, ia urungkan. Biar bagaimana pun permasalahan sekecil atau sebesar apapun harus di selesaikan dengan kepala dingin.

Arka menghela nafas. "Pokoknya kamu harus masuk pesantren gak ada penolakan! Titik."

Zlena geleng kepala. "Lena, gak mau pah!" Ucapnya to the point.

"Terima saja Len." Ucap mama.

Lena terlihat sedang memikir. "Kalau pesantrennya kayak rumah ini. Lena mau mah, pah." Ucapnya ngasal sesekali tersenyum licik.

Arka dan Ira mengernyitkan kening tanda bingung. Ada - ada saja pikiran cerdik anaknya ini. Pikirnya.

Raja tiba - tiba datang tak diundang. "Eh, kak. Terima aja! Mana ada orang tua mau anaknya terjerumus!" Ucapnya menyambar.

Zlena kesal. "Kenapa gak lo aja ja?"

Raja heran. Bisa - bisanya malah menyuruhnya. "Apaansi kak! Kok malah jadi raja. Udah lah terima aja. Gitu aja susah!"

Zlena merasa kali ini ia terpojok. "Tapi, ja--"

Raja memotongnya asal. Lena mendengus sebal. "Ih, ngeyel lo kak. Yakin aja udah. Itu ponpesnya juga sama kayak rumah ini." Ucap raja ngasal.

Lena memicingkan matanya. "Bener gak tuh pah?"

Raja menyahut. "Ya, bener dong. Kan, punya atap, genteng nya. Sama dong?" Lagi - lagi jawaban raja membuat Ira terkekeh.

Arka hanya mengangguk. "Ya, pokoknya kamu tinggal dulu aja disana."  Ucap papanya.

"Hm, yadeh."

Flashback off.

**

"Tetap aja gue gak mau! Ih, mama! Papa! Lena pengen pulang." Lalu ia tiba - tiba loncat dari tempat tidur dan lari.

Jedok..

"Aww.." rintih Lena. Ia memejamkan matanya. "Aduh, gue nabrak siapa nih? Loh? Kok, gak jatuh." Ucapnya dalam hati.

Ia membuka matanya perlahan. Dan betapa kagetnya dia. "Hah?" Mereka saling diam dan menatap satu sama lain.

"Astaghfirullah.." lalu pria ini melepaskan tangannya yang sedari tadi menjadi tumpuan tangan lena dan mendorong lena. Seketika lena terjatuh.

Secangkir Teh (ENDING)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang