Tiba - tiba ada yang mengagetkan Zlena dengan menepuk pundaknya itu.
"Heh Len, lo kenapa?" Pandangan Zlena hanya tertuju pada sejoli yang tengah kasmaran tersebut.
Zlena tak mampu bersuara. Lalu Reyhan mengikuti mata Zlena tertuju.
"Oh, jadi itu penyebabnya? Yaelah si Rasyid lo tangisin! Ngapain? Harusnya lo move on, Len ! Lo cantik, pinter, dan lo bisa nyari yang lain." Cerocosnya.
"Tapi, gue gak bisa Rey, ini terlalu berat buat gue. Baru kemarin gue di putusin tanpa sebab yang jelas. Dia tiba - tiba datang seakan bawa pisau yang menggores hati gue." Ucapnya sedikit lesu.
"Dan lo lihat Len..." sambil nunjuk mereka. Mata Zlena mengikuti arah tangan Reyhan.
"Lo bisa lihat sekarang gimana playboynya dia. Dan gue gak terima lo di giniin." Nadanya menggebu - gebu.
Reyhan ingin menghampiri. Namun langkahnya terhenti kala Zlena menahan pundaknya itu.
"Udah - udah ayo masuk kelas. Gue gapapa." Sambil mengusap air mata dengan tangannya. Lalu memasang senyuman tipis.
"Oke, Len kalau itu keputusan lo! Kalau lo di sakitin bilang ke gue!" Tegasnya.
"Iya bawel." Zlena menimpali.
Ingin beranjak pergi tapi, langkah mereka terhenti karena ada yang memanggil. Zlena maupun Reyhan menoleh ke sumber suara.
"Guys! Ada berita nih." Sambil ngos - ngosan karena habis lari.
"Ada apaan sih dul?" Tanya Reyhan.
"Mending lo tenangin dulu deh, Dul." Kata Zlena menasehati.
"Daniel di keroyok didit!" Ucapnya to the point.
Zlena maupun Reyhan membelalakan matanya. Kaget ya mereka kaget. Terlebih Zlena.
Zlena geleng - geleng kepala. "Yang bener? Salahnya Daniel apa coba?"
Dul terlihat sedang memikir. "Itu karena gue gak tahu." Sambil menyengir.
Zlena memutar bola matanya malas. "Yeee.. kirain lo tahu! Gimana sih. Kalau bawa info tuh yang jelas!" Reyhan hanya menggangguk setuju.
"Ya, maaf." Yang diangguki Zlena dan Reyhan.
Beberapa saat Zlena mengusulkan ide. Ntah, ini ide dapat darimana(?) Terlintas seutas ide licik terngiang diantara pikirannya.
"Pokoknya kita harus balas kelakuan Didit dan genknya! Gue gak terima!"
Konyol memang! Teen jaman now memang cara berpikirnya kadang membahayakan dirinya sendiri. Tetapi, baginya tidak. Aturan yang tidak sesuai dilakukan!
Reyhan terlihat terkejut mendengarnya. Apa yang baru di katakan Zlena? Oh, tidak!
"Len, gue setuju." Kata dul antusias. Reyhan terlihat tidak tenang.
"Seriusan lo pada? Jangan ngawur deh!" Lena melotot seketika.
"Lo tahu Daniel kan, Rey? Dia itu sahabat kita!" Reyhan geleng - geleng kepala.
Reyhan merasa tidak suka karena masalah ini terlalu besar dan dikaitkan dengan persahabatan.
Belum lagi jika nanti papa Lena tahu! Itu bakal jadi masalah besar.
"Ya, tapi kan?--"
"Udah sih! Ikut aja. Gak perlu bawel! Kita cegat dia nanti siang!" Senyumnya terlihat licik.
Reyhan hanya menghela napas.🍁🍁
Pulang sekolah sudah di nanti - nantikan para siswa. Rutinitas rumah sudah mereka persiapkan. Misal: tidur sampai sore. Jika bagi siswa pintar adalah belajar dan mungkin baca buku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secangkir Teh (ENDING)✔
أدب الهواةCerita ini request dari teman. Aku sengaja repost. Cerita ini awalnya cerita pertamaku diwattpad. Aku pikir cinta bisa tumbuh dengan cara apapun termasuk melalui secangkir teh - Muhammad Aliyy Azam. Cinta nyatanya memang rumit. Apakah hanya karena...