Hari sudah menjelang sore. Namun, lena belum juga bangun. Ada - ada saja wanita itu.
Baru kenal dan baru ketemu sudah bikin gregetan. Apalagi jika ia harus mengurusinya setiap hari? Oh tidak!
"Umi dan Abi nanti mau pergi. Nanti kamu bangunin lena."
Ali menyandarkan pantatnya dikursi. "Umi, mau pergi kemana?"
"Ke pengajian dirumah pak sholeh." Ali mengangguk.
. . 🌸 . .
Tok.. tok..
"Len.. len.."
Demi apapun lena ingin sekali mengumpatinya saat ini juga!
Berani sekali dia mengganggunya yang sedang tidur nyenyak.
"Siapa sih! Berisik banget. Bentar." Ucapnya kesal. Lalu berjalan ke arah pintu.
Grek..
"Ada apa li?" Ia menguap. Dan sesekali mengucek - ucek matanya.
Menguap dengan watadosnya didepan Ali. "Astaghfirullah.. kenapa jilbabnya dilepas?"
Ia mendengus sebal. "Panas." Jawabnya enteng.
Ali geleng kepala. Sungguh menyebalkan wanita ini pikirnya!
"Kalau gak percaya, lo coba aja."
Ali menatapnya jengah. Bisa - bisanya ia berbicara seperti ini. Sesekali geleng kepala. "Seharusnya kamu pakai. Karena bisa nutupin aurat kamu."
Lena mengikuti nada bicara Ali. Ia sangat muak dengan ceramahnya kali ini. "Bodoamat! Udah itu aja? Kalau cuman gitu doang mending lo pergi."
Lena yang berada diujung pintu ingin menutupnya. Tapi, Ali segera mencekal pintu dengan kaki kanannya.
"Apasih li?"
"Buka gak!"
"Plis. Lo pergi! Gue ngantuk!"
"Buka pintunya."
Lena tak merewesnya. Tapi, tenaga Ali lebih besar dibandingnya. Sehingga lena terpental mundur.
"Aws.."
Ali terkekeh. Lena mengerucutkan bibir dengan kesal. "Eh, maaf. Makanya buka pintunya."
Lena menatapnya dan diam mematung. "Kamu kenapa?"
Detik ini juga rasanya, lena ingin mlesat pergi. Asal tidak berada didekatnya. "Lo, yang kenapa?"
"Tadi, umi dan abi nyuruh aku bangunin kamu." Sesekali ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Lalu kembali bicara. "Tapi, aku sedang lapar."
Zlena mengangkat alisnya naik turun. "Terus?"
Ali terkekeh. "Masakin aku ya."
Kaget. Selain aneh! Cowok didepannya kini sungguh menyusahkan!
Hampir gila dia disini. Untung tidak! Masih mencerna dan tak percaya ia disuruh masak!. "Masak?" Kembali ia mengulang katanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secangkir Teh (ENDING)✔
FanfictionCerita ini request dari teman. Aku sengaja repost. Cerita ini awalnya cerita pertamaku diwattpad. Aku pikir cinta bisa tumbuh dengan cara apapun termasuk melalui secangkir teh - Muhammad Aliyy Azam. Cinta nyatanya memang rumit. Apakah hanya karena...