Keberuntungan

3.3K 252 66
                                    

Kenapa kilasan itu selalu tiba begitu lambat?

Begitu aku dan Diego keluar dari ruangannya, aku baru bisa melihat kilasan tadi. Tapi, aku sedikit bersyukur atas satu hal. Kilasan yang lambat ini ditambahkan porsinya. Aku tidak rugi telah berkata jujur pada Diego. Karena nantinya dia yang akan membantuku. Itulah yang kulihat. Ia akan membantuku kapan saja. Dan kebetulan, di kakak tingkatku nanti di jurusanku.

“Kembali ke barisan!” perintah Diego saat kami tiba di lapangan gedung FK. Aku hanya menganggukkan kepalaku dan menuruti perintahnya.

Kulihat Maudy sudah menungguku di barisan kami. Kulihat dari matanya ia ingin tahu tentang apa yang sudah terjadi. Tapi dengan cepat aku berbisik, “Istirahat nanti akan aku ceritakan.” Dan usai itu, ia tidak memasang wajah kepo lagi.

Kegiatan OSPEK langsung dilaksanakan begitu waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB. Untuk pembukaan hari ini, para panitia mulai mengumpulkan segala peralatan yang disuruh bawa. Dan untungnya, taka da satu pun peralatanku yang tertinggal. Jadinya, aku aman dari hukuman. Rasanya sangat seru menjalani OSPEK ini. Aku tidak pernah merasakan hal itu. Saat umurku harus duduk di bangku SMA pun, aku tak merasakannya karena aku menggunakan sistem sekolah home schooling. Saat SMP, memang aku pernah merasakannya. Tapi hanya sehari saja. Dan di sehari itu, neraka menghampiri diriku. Aku dianggap aneh dan gila. Bahkan aku dianggap siluman. Sejak itulah aku kembali menutup diri dari dunia bebas dan menutup mataku untuk pertamakalinya dengan bahan gel yang disebut soflen oleh banyak orang. Maka dari itu, sekarang aku pakai soflen ke mana pun kecuali di rumah.

Kelompokku digiring ke dalam gedung D pada pukul 08.30 WIB. Di dalam kelas kami dikenalkan sebuah penjelasan tentang organisasi. Bukan hanya itu, kami berkenalan dengan para kakak-kakak panitia. Aku sangat bersyukur masuk ke universitas ini. Karena di sini sudah menghapus kekerasan yang berlebihan pada mahasiswa-mahasiswi baru. Jadinya, aku tidak merasakan hal itu sehingga aku akan menutup diriku lagi. Tuhan berpihak padaku.

Tapi, seketika senyumanku yang puas dengan masa OSPEK ini memudar saat tahu sesuatu. Apa lagi saat melihat Olis masuk ke kelas ini dengan sangat angkuh dan ada dua dayang-dayang di belakangnya. Sebuah kilasan menghampiri diriku. Untungnya kilasan itu cepat menghampiri sehingga aku tahu apa yang harus aku lakukan nanti. Olis mendekat ke arah Satria dan Rendy — kakak tingkat yang bertanggungjawab pada regu kami. Ia membisikkan sesuatu yang jelas aku bisa mendengarnya. Bahkan ia ketawa dalam hati pun aku bisa merasakannya.

“Oke, guys! Sekarang kami berlima akan ajak kalian main game. Ada yang setuju?” tanya Satria yang mulai mengutarakan perencanaan mereka berlima. Awalnya, Rendy menentang ide yang diberikan oleh Olis karena takut Diego dan Faeyza mengetahui kejahatan mereka.

Namun, empat orang lainnya berhasil membujuk Rendy. Sungguh, mereka sangat picik. Aku memang tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, tapi aku merasakan kalau aku nantinya akan selamat.

“Setuju!!!” seru para mahasiswa-mahasiswi baru di kelas ini. Hanya aku yang tidak setuju dan tidak menyahutnya. Bahkan, wajahku tak seantusias wajah para teman-temanku di sini.

Game-nya seperti ini. Kalian semua harus memilih satu hal. Mengisap permen ini yang sudah kami isap, atau memilih tantangan yang kami berikan,” jelas Satria dengan senyum kepuasan yang mampir di bibir mereka. Sedangkan Olis, ia tersenyum sinis bak penjahat yang siap melumpuhkan mangsanya.

“Yah … jorok banget, sih, Kak?” tanya teman reguku yang bernama Lukman.

“Ini satu cara agar kalian membangun kebersamaan. Jika kalian nanti berada di hutan dan kehausan, ini salah satu cara agar kalian selamat. Harus saling bagi-membagi,” jelas Satria lagi yang masih terus mengenalkan permainan yang akan diberikan untuk kami. Ah, segimana pun mereka membujuk, itu tetap saja hal yang menjijikkan. Apa lagi kita tidak tahu apakah teman kita berpenyakitan atau baik-baik saja.

Zenia [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang