Adnan Syafi Azhari anak tunggal dari Muhammad Ilham Azhari dan Fiza Rahman yang sekarang menempuh pendidikan S2 di universitas ternama di jakarta.
***
" Huuff...lelahnya diriku." ucap Adnan ketika sudah sampai di bangku kantin dan langsung duduk di samping Rafi sahabat Adnan.
" Emangnya ente dari mana Nan?" tanyak Rafi.
" Yah dari mana lagi kalau nggak nemui dosen yang super sibuk itu." jawab Adnan kesal.
" Yang sabar Nan, bentar lagi juga kelar." ucap Rafi.
" Ya kelarnya kapan, lelah ane Fi."
" Yang sabar aja."
" Iya dah iya..ente tau nggak ane tadi di tabrak sama cewek." ucap Adnan.
" Siapa Nan?" tanya Rafi.
" Ya mana ane taulah siapa tuh cewek." jawab Adnan.
" Terus ente apain tuh cewek?"
" Ane marahlah sama dia tiba-tiba nabrak ane, terus ya dia bilang dia lagi buru-buru, emangnya dia doang yang lagi buru-buru ane kan juga sama ingin jumpai tuh dosen." ucap Adnan panjang lebar.
" Terus dia minta maaf enggak?" tanyak Rafi.
" Dia minta maaf, tapi ane nggak maafin." jawab Adnan.
" Kenapa?"
" Enak aja dia langsung ane maafin, udah nabrak tiba-tiba." ucap Adnan kesal.
" Nan,Nan..ente itu nggak boleh gitu, kita sebagai manusia harus saling memaafkan satu sama lain, Allah aja maha pemaaf masa kita sebagai hambanya enggak." ucap Rafi mengingatakn.
" Ya habisnya ane kesal aja sama tuh cewek." ucap Adnan.
" Walaupun kita kesal tapi gak semestinya kita begitu, dan satu lagi kita itu gak boleh kasar sama perempuan." ucap Rafi.
" Ente kok belain tuh cewek?" tanya Adnan.
" Ane nggak belain Nan, ane cuma mengingatkan." jawab Rafi.
" Iya dah iya."
" Ente gak belum pulang." ucap Rafi.
" Iya ini mau pulang ane capek banget ingin istirahat." ucap Adnan.
" Yaudah ayok."
" Oke."
Mereka berduapun akhirnya pulang karena memang tidak ada lagi yang harus mereka urusin di kampus.
***
Saat Afifah sampai di parkiran dia segerah mengeluarkan motornya ingin pulang. Tapi tiba-tiba dia merasa ada yang aneh dengan motornya." Astagfirullah..ban motornya kempes lagi tampal ban kan jauh dari sini, ya aku harus dorong dong kalau gitu." ucap Afifah pada dirinya sendiri dan diapun mulai mendorong motornya keluar gerbang.
Saat Afifah sedang mendorong motornya tiba-tiba ada sebuah mobil hitam yang singgah di depannya dan orang yang di dalamnya langsung keluar dan menghampiri Afifah.
" Perlu bantuan." ucap orang itu yang ternyata seorang pria.
" Enggak perlu pak, saya bisa sendiri." ucap Afifah kepada orang itu yang ternyata dosennya yang mengajar di kelasnya tadi.
" Tapi saya tidak menerima penolakan, sini motornya biar saya yang dorong." ucap dosen itu.
" Bagaimana dengan mobil bapak?" tanyak Afifah.
" Taruh sini aja, nanti saya ambil."
" Tapi kan__.."
" Nggak ada tapi-tapian, ayok." ucap dosen itu dan mulai mendorong motor Afifah.
Selama di perjalan mereka berdua hanya diam tidak ada yang memulai pembicaraan hingga akhirnya mereka sampai di tukang tampal ban.
" Mas, kayaknya bannya bocor tolong di periksa ya mas." ucap dosen itu kepada tukang tampal ban.
" Oh iya pak." jawab tukang itu.
" Kita duduk situ aja." ucal dosen itu kepada Afifah menunjuk bangku yang di sediakan tukang tampal ban.
" Oh iya pak." jawab Afifah.
Mereka pun duduk dan tidak lagi berbicara. Karena Afifah merasa bosan akhirnya dia memberanikan diri untuk memulai pembicaraan.
" Bapak udah lama mengajar di kampus itu" ucap Afifah sambil menundukkan kepalanya.
" Sekitar tiga tahunlah, emangnya kenapa?" tanyak dosen itu.
" Ha..enggak apa-apa, soalnya baru kali ini saya melihat bapak mengajar." jawab Afifah.
" Iya itu memang betul, karena dua bulan yang lalu saya ada pelatihan di turky." ucap dosen itu dan di jawab "oh" oleh Afifah.
" Nama kamu Afifah Zahra kan?" tanya dosen itu.
" Iya pak."
" Nama saya Fairus Risky Mubarak, panggil aja Risky walaupun kamu tidak menanyaknya." ucap dosen yang bernama Risky itu sambil tersenyum
" Hehe..maaf pak." kata Afifah tertunduk malu.
Ya Allah malunya diriku batin Afifah.
" Tidak masalah."
" Pak, motornya sudah selesai." ucap tukang tampal.
" Oh iya, berapa mas?" tanya Risky.
" Tiga puluh ribu pak."
Afifah ingin mengeluarkan uangnya tapi langsung di potong oleh dosen itu.
" Biar saya aja yang bayar." ucap Risky.
" Enggak usah pak, biar saya aja inikan motor saya." jawab Afifah tak enak diri.
" Tidak apa-apa, ini mas uangnya." kata Risky kepada tukang tampal.
" Makasih pak."
" Iya sama-sama." ucap Risky dan mulai menggeserkan motor Afifah.
" Makasih banyak ya pak, saya sudah banyak merepotkan bapak." ucap Afifah.
" Iya sama-sama, saya tidak merasa kerepotan." jawab Risky.
" Yaudah, kalau gitu saya permisi pulang dulu ya pak." ucap Afifah.
" Oh iya silahkan, kamu hati-hati di jalan ya." ucap Risky.
" Iya pak, saya pulang dulu assalamu'alaikum." ucap Afifah.
" Wa'alaikumsalam." jawab Risky.
Afifah pun mulai melajukan motornya saat dosen itu sudah menjawab salamnya.
" Mudah-mudahan aku bisa lebih mengenalnya." ucap Risky sambil tersenyum saat Afifah sudah pergi.
Risky akhirnya pergi mengambil mobilnya ingin pulang. Entah mengapa hari ini dia merasa sangat senang, entahlah apakah dia menyukai gadis itu dia tidak tau. Yang penting saat dia melihat gadis itu entah mengapa hatinya sangat senang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Vote dan comentnya jangan lupa yah, karena itu sangat membantu buat aku agar bisa semangat lagi.😊Jangan lupa follow juga, pasti aku follback kok.
Ig: @rahmanastn
KAMU SEDANG MEMBACA
Istikharah Cinta Memanggilku
Spiritual[Sebelum baca silahkan di FOLLOW dulu] 📍Revisi setelah tamat 📌PLEASE jangan di copy🙏 __________________________ Jodoh, aku tidak mengetahui kapan dia datang dan dimana dia sekarang. Yang sekarang aku lakukan berusaha untuk memperbaiki diri sebaik...