7

786 32 0
                                    

Celliqa senang karena kakaknya, Bhilly, sudah menyelesaikan pendidikannya. Jadi ia bisa bertemu lagi dengan Bhilly, memang sewaktu Bhilly bersekolah, Celliqa juga bisa bertemu dengannya, namun kan tidak bisa setiap hari. Tidak seperti ini. Bhilly benar-benar tidak pulang ke California lagi.

"Lo pulang sama siapa?" tanya Farshal pada Celliqa saat mereka sedang berjalan menuju parkiran.

"Kakak gue!" jawab Celliqa senang.

Farshal pun ikut tersenyum karena wajah Celliqa berbinar saat menyebutkan kakaknya.

"Untung aja hari ini kak Bhilly mau jemput, kalau nggak mau pulang sama siapa gue." tutur Celliqa lagi.

"Gue kan ada?" balas Farshal cepat.

"No no no," Celliqa menggeleng-gelengkan kepalanya, "Gue nggak mau ngerepotin lo terus."

Lalu Celliqa berjalan mendahului Farshal, sampai beberapa langkah ia berjalan, baru ia sadar kalau Farshal sudah tak berada di sampingnya.

Di balikannya tubuhnya menghadap ke belakang, terlihat Farshal yang sedang menatapnya.

"Kenapa lo berhenti?" tanya Celliqa heran.

Farshal mengangkat bahunya acuh.

"Oh yaudah," Celliqa sebenarnya tak tau mengapa tiba-tiba Farshal berubah, "Gue ke parkiran dulu ya?" pamitnya agak kikuk.

Tanpa menunggu balasan dari Farshal, Celliqa langsung berbalik badan lalu melanjutkan perjalanannya. Bhilly sudah menunggunya di parkiran.

Greb.

Celliqa tersentak saat tangannya di tarik paksa oleh orang yang berada di belakangnya.

"Lo .. kenapa?" tanya Celliqa gugup, karena Farshal lah yang menarik tangannya.

"Lo nggak ngerepotin gue, Cel."

"Hah?"

Farshal menghela nafasnya, lalu di lepaskannya cengkraman tangannya di tangan Celliqa.

"Gue duluan ya," pamit Farshal, lalu di tepuk-tepuknya puncak kepala Celliqa dengan tangan kanannya, "Hati-hati."

Celliqa kembali tersadar ke dunia saat beberapa detik sesudah Farshal melangkah.

"Fasrhal!"

Farshal menghentikan langkahnya lalu berbalik badan, "Lo manggil gue?"

Celliqa melangkah ke tempat Farshal dengan langkah sebal, "Iyalah. Siapa lagi?!"

Farshal memasang tampang berpikir. Dan itu tentu membuat Celliqa kesal.

"Kan di sini cuman ada gue sama lo. Jelas lah gue manggil lo."

Farshal mangut-mangut tanda mengerti, "Tapi tadi lo manggil gue 'Fasrhal', bukan 'Farshal'."

"Enggak! Itu alibi lo aja." Celliqa tak terima di tuduh seperti itu.

"Gue seratus persen jujur. Nggak bohong deh." Farshal pun tak mau kalah kali ini.

"Jelas-jelas mulut gue yang manggil lo. Dan nggak mungkin gue salah pengucapan."

"Jadi menurut lo gue salah pendengaran?"

"Nah! Itu baru bener."

"Gue yang bener, Cell."

"Kok elo? Jelas gue, begs."

"Iya emang gue kok yang bener! Nggak mau ngaku lagi lo, Yot."

"Elo, begs!

"Yot, berisik deh. Ibu ibu rempong ya lo?"

"Elo bapak bapak rempong dong?"

"Oh lo mau di pasangin sama gue ya?"

Somewhere Over The RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang