6

791 35 0
                                    

Pikiran Celliqa melayang pada kejadian beberapa jam yang lalu. Ia dan kedua sahabatnya baru saja menjenguk Dilla karena Dilla jatuh pingsan saat bekerja.

Untuk hal seperti itu, Celliqa tidak terlalu terkejut atau kaget. Ia tau, Dilla memang workaholic, dan sudah sepantasnya ia sakit mengingat kegiatan Dilla yang super padat. Malahan ia bersyukur karena Dilla sakit, dengan begitu ia berharap lagi dan lagi supaya Dilla jera dan tidak mengulangi kesalahannya. Setiap manusia tentu punya kekurangan juga kan?

Terus, apa yang Celliqa pikirkan? Farshal? Ya, ia memikirkan cowok pindahan dari California itu. Farshal ternyata anak biologis kepala sekolah tempatnya bersekolah, siapalagi kalau bukan Professor Lucas?

Ia hanya kaget karena Farshal menyembunyikan identitasnya yang sebenarnya. Pantas waktu Celliqa mendatangi rumah Farshal ia merasa pernah menginjakan kakinya di sana. Sewaktu ingin mendaftar ke VHS, Dilla pernah mengajaknya dan juga kedua sahabatnya yang lain untuk berkunjung ke rumah Lucas. Dan itulah alasan mengapa Celliqa merasa de javu.

Celliqa merasa ia sudah mengenal Farshal luar dan dalam, karena mereka memang sering bersama tanpa sepengetahuan ketiga sahabatnya. Farshal sering meminta Celliqa untuk menemaninya makan ataupun sekedar berolahraga. Dari situlah mereka dekat, namun sekarang Celliqa tau kalau Farshal masih terlalu abu-abu.

***

Sepulang dari rumah Dilla, Yaya dan Bella tidak langsung pulang ke rumah, mereka singgah ke sebuah restoran untuk mengisi perut terlebih dahulu.

"Gue bener-bener nggak nyangka kalau Farshal sama Dilla sepupuan." ujar Bella membuka pembicaraan setelah mereka selesai memesan.

Yaya menoleh ke arah Bella dengan tampang berpikir, "Gue udah curiga dari pertama Farshal masuk sih."

"Apanya?" tanya Bella.

"Kalau sekilas, Farshal mirip Professor Lucas." jawab Yaya langsung mendapat persetujuan dari Bella.

Mata Bella memicing ke arah belakang Yaya, "Ya." panggilnya.

"Apa?" respon Yaya.

"Belakang lo, jarak dua meja," bisik Bella.

Yaya segera menoleh ke belakang, melihat apa yang di bisikan Bella. Setelah itu ia menatap Bella lagi.

"Om Regard, bukan?" tanya Bella memastikan.

Yaya mengangguk lalu tersenyum kecut. Ini bukan kali pertamanya ia melihat Regard dengan seorang cewek yang tentunya bukan Lily, ibunya Celliqa. Dan pantas Bella kaget karena melihat pamanya dengan seorang wanita yang tak di kenalnya.

"Ini bukan pertama kalinya gue ngelihat mereka berdua, Bel." kata Yaya yang membuat Bella menoleh ke arahnya.

Bella tidak tau apa yang ia rasakan, ia hanya memikirkan Celliqa. Bagaimana kalau Celliqa mengetahuinya?

"Celliqa?" tanya Bella.

"Sayangnya dia juga udah pernah ngelihat." jawab Yaya.

Keduanya terdiam, larut di pikiran masing-masing.

Bella tiba-tiba mendapat ide, ia mengambil ponselnya yang berada di atas meja, lalu di arahkannya kamera ponselnya ke arah meja Regard dan wanita tak di kenal itu.

Setelah selesai dengan tugasnya, ia melihat hasil jepretannya. Ada lebih dari lima foto yang berhasil ia dapatkan.

"Untuk apa?" tanya Yaya heran.

"Gue mau nyari informasi tentang mereka berdua." jawab Bella yang kini sudah menyimpan ponselnya.

Yaya memutar kedua bola matanya, "Lo gila?"

Somewhere Over The RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang