The Ending

645 26 1
                                    

Beberapa hari yang lalu.

Dilla yang sedang melihat Daniel dan Celliqa yang berada di samping kirinya kini beralih pada ponselnya yang bergetar di atas meja.

Sontak ia langsung mengambil ponselnya dan sekilas melihat Bella yang sudah menatapnya dengan tatapan menyelidik.

Demon.

Gue nggak tau kenapa, Dil. Tapi orang yang lo selidiki udah bergerak setelah lama vakum. Dan gue ngelihat mereka udah siap kali ini.

Dilla berusaha menetralkan ekspresinya, walau ia kaget saat membaca pesan singkat dari orang yang bernama Demon itu.

Ia segera membuka sebuah aplikasi dan langsung mengetik pesan untuk Bella.

Sebisa mungkin jangan ngebiarin Celliqa sendirian.

"Cie siapa sih yang nge-greet lo?"

Suara Yaya membuat pandangan Dilla teralihkan.

"Operator." jawab Dilla asal sambil mengetikan balasannya untuk Demon.

"Oh ya, lihat dong." kini Celliqa yang bersuara, membuat Dilla jadi tak konsen.

"Please, jangan kepo."

Tanpa Dilla sadari ia menjauhkan ponselnya dari jangkaun Celliqa, namun ia tidak tau kalau Marvin sudah ada di sampingnya.

Dan alhasil ponsel yang di tangan Dilla kini berpindah ke Marvin.

"Vin kembaliin." pinta Dilla karena ia takut Marvin tau apa yang sedang ia sembunyikan.

"Iya sebentar." ucapan Marvin membuat Dilla pasrah.

Dilla dapat merasakan aura aneh yang berusaha Marvin sembunyikan, namun tak bisa.

Marvin mengembalikan ponsel Dilla kepada sang pemilik. Baik Celliqa maupun Yaya sama-sama mengambil kesimpulan bahwa Marvin berusaha menyembunyikan rasa jealous-nya terhadap orang yang meng-sms Dilla.

Marvin pun segera duduk di hadapan Dilla, yakni tepat berada di samping Bella.

Menatap Dilla dengan tatapan menginterogasi, tentu Dilla risih dan memilih hengkang dari tempat.

***

Celliqa dapat merasakan bahwa ada apa-apanya di antara Dilla dan Marvin. Namun tidak ada klarifikasi dari keduanya, mungkin mereka memang tidak berpacaran karena ya Dilla memang masih menaruh hati pada orang yang jauh di mata.

Selama pelajaran berlangsung hingga bel pulang berbunyi, Celliqa melirik ke arah Dilla yang berusaha menghindar dari Marvin.

Seperti saat bel pulang, Dilla buru-buru mengemasi peralatannya dan setelah itu ia langsung keluar kelas.

Sempat Celliqa melihat Marvin sekilas, dan cowok itu hanya mendengus kesal tak lama setelah itu Marvin pun keluar kelas meninggalkan Celliqa, Bella, Yaya dan Farshal yang menatapnya heran.

"Kenapa lo nutupin hal semacam itu sama gue?"

"Dan kenapa gue harus ngasih tau itu ke lo?"

"Dill!"

"Gue capek, mau pulang."

Tentu Marvin tak membiarkan Dilla pergi begitu saja tanpa penjelasan yang jelas.

"Nggak sampai lo ngasih tau."

"Gini cara lo memperlakukan cewek yang katanya lo sayang?" tanya Dilla sinis.

"Kenapa? Lo gak terima?" balas Marvin sambil menyeringai, "Lo bilang lo gak sayang sama gue, ingat? Jadi gue gak perlu memperlakukan lo secara istimewa 'kan? Walaupun lo cewek yang gue sayang."

Somewhere Over The RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang