20

620 32 0
                                    

Celliqa tidak tahu keputusan yang di buatnya tepat atau tidak.

Yang ia tau hanya ia membutuhkan seseorang untuk membuatnya move on dari Farshal.

"Hahaha." Daniel tertawa hambat mendengar pernyataan dari Celliqa.

Celliqa menatap Daniel yang sedang tertawa namun--matanya tidak--itu dengan tatapan miris.

"Lo yakin?" tanya Daniel.

Celliqa mengangguk.

Daniel melihat iris cokelat milik Celliqa yang kontras dengan matanya. Celliqa sedang sakit, dan ia memang membutuhkan penyembuh.

"Oke." jawab Daniel akhirnya.

Tak bisa Celliqa pungkiri, ia tiba-tiba tersenyum tanpa ia sadari.

Tiba-tiba Daniel mendekat dan langsung mencium kening Celliqa. Berusaha memberikan keseriusan bahwa ia benar-benar menyayangi Celliqa. Dan ia akan berusaha membuat Celliqa mencintainya.

Secara tiba-tiba kerah Daniel di tarik dengan paksa.

Lalu Farshal segera mengeluarkan bogemannya ke wajah Daniel dengan geram dan penuh amarah.

Celliqa langsung bangkit dan berusaha memisahkan keduanya.

Apalagi wajah Daniel sudah memar akibat pukulan keras dari Farshal, walau hanya sekali.

"Lo apa-apaan?!" teriak Celliqa yang sudah memegangi Daniel.

"Lo tanya gue? Seharusnya gue yang tanya ke lo! Kenapa lo mau di cium sama Daniel?!"

Farshal yang tadi ingin ke dapur mengambil air minum tak sengaja melihat scene saat Daniel mencium kening Celliqa.

Tentu emosinya melonjak sampai ke ubun-ubun.

Sebenarnya ia sudah menolak ajakan Rio pergi ke rumah Celliqa. Namun Rio bilang Celliqa tak ada di rumah, dan dengan berat hati ia menyetujui ajakan kakak sepupunya itu.

"Emang kenapa kalau Daniel nyium gue?!"

Daniel melihat bahwa ada kekecewaan di mata keduanya, dan ia hanya bisa meringis kesakitan.

"Gue nggak pernah nyium lo, Cel! Dan kenapa lo bolehin orang asing ini nyium lo?"

Celliqa mendengus tak habis pikir, "Orang asing kata lo? Seharusnya lo lihat diri lo. Lo siapa gue sekarang? Dan asal lo tau, Daniel pacar gue."

Bagai ribuan jarum menghantam keseluruh bagian tubuh Farshal, sampai kedalam-dalamnya. Sakit. Itulah rasanya.

Mendengar bahwa orang yang di cintainya sudah mempunyai pacar membuatnya ingin lari ke ujung dunia, dan tak berharap dirinya di temukan.

Farshal merasakan bahwa setetes airmatanya telah jatuh membasahi pipinya. Dengan sigap langsung di hapusnya airmata itu.

Daniel dan Celliqa tak pernah menyangka bahwa Farshal akan mengeluarkan airmatanya, demi Celliqa.

"Lo mutusin gue tanpa mau dengerin penjelasan gue. Yang lo lihat bukan fakta sebenarnya, bibir gue sama Cara nggak pernah bersentuhan sedikit pun. Gue nggak pernah juga nempelin bibir gue ke sembarang pipi. Makanya waktu ngelihat orang yang gue sayang di cium sama orang yang baru datang di kehidupannya itu sakit bagi gue,

"Tapi ngedengar lo udah punya pacar baru, gue harap gue bisa senang dengarnya. Tapi harapan tetap harapan, gue berharap lo nemuin yang menurut lo pantas untuk ngebahagiain lo. Dan itu bukan gue, gue tau gue udah banyak nyakitin hati lo, ngebuat lo ngebuang airmata lo demi gue. Tapi percaya Cel, airmata lo nggak sia-sia."

Somewhere Over The RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang