Lima, empat, tiga, dua, satu.
Dor!Bunyi pistol yang di tembakan ke udara adalah aba-aba untuk Celliqa.
Setelah di dengarnya bunyi pistol dari Dilla, ia segera berlari dengan sekuat tenaganya.
Begitulah caranya untuk melampiaskan kekesalannya, dengan berolahraga apapun yang bisa mengeluarkan keringatnya, yang bisa membuatnya melupakan segala beban yang di gendongnya.
Memangnya apa tujuan hidup itu? hhh...
Adakah yang bisa menjawabnya? hhh...
Dan untuk apa hidup itu? hhh...
Mengapa kehidupan itu ada? hhh...
Lalu, apa manfaat kehidupan itu? hhh...
Omong kosong!Priittt...
Celliqa mencapai garis finish, tepat saat peluit di tiup oleh Dilla.
Dilla melempar senyuman misterius ke pada Yaya dan Bella yang berada di pinggir lapangan.
"rekor!" seru Dilla, "45,10 detik,"
Celliqa menerima minuman yang di berikan Dilla, lalu ia sama-sama berjalan menuju tempat Yaya dan Bella.
"tetap gak bisa nyamain lo," balas Celliqa masih ngos-ngosan.
"maka dari itu, berusaha lagi," tambah Dilla menepuk-nepuk pundak Celliqa.
Celliqa hanya tersenyum tipis mendengar ucapan Dilla.
"cepetan ganti baju lo, gue udah capek berdiri nih!" keluh Bella.
Celliqa segera hengkang dari tempat itu, menuju ruang ganti, tanpa harus berpikir panjang lagi, ia segera mengganti bajunya. Setelah urusannya sudah selesai, langsung ia menuju ke tempat sahabatnya.
"abis ini mau kemana?" tanya Celliqa menyapa.
"makan yuk!" seru Yaya.
Bella dan Celliqa mengangguk setuju, karena perut mereka juga udah minta di isi.
"duluan aja, gue pengen balik dulu," itu suara Dilla.
"oke, ntar gue kasih tau kita dimana," balas Yaya.
Lalu Celliqa, Yaya, dan Bella ke tempat parkir terlebih dahulu, meninggalkan Dilla.
Mereka masuk ke mobil masing-masing, begitu juga dengan Celliqa yang masuk ke Marcedes Benz miliknya.
Celliqa menstaryer mobilnya, lalu di pasangnya seatbelt ke tubuhnya, setelah itu barulah ia meminjak pedal gasnya karena ia melihat mobil Jazz pink Yaya sudah melaju keluar parkiran.
Sebenarnya Celliqa tidak tau Yaya akan mengajak makan dimana, ia hanya mengikut saja, sama seperti Bella.
Celliqa melihat sisa bensinnya, sudah mencapai garis merah, ia harus ke pom bensin.
Segera di ambilnya ponsel yang berada di sampingnya, lalu mendial nomor Yaya.
"makan dimana?" tanya Celliqa langsung.
"BBQ and Steak, mau?" balas Yaya di seberang sana.
"ok," jawab Celliqa, "gue mau ke pom bensin dulu, kalian duluan aja,"
"ok," lalu sambungan telepon pun mati.
Celliqa segera membelokan mobilnya menuju tempat pom bensin
***
Selesai dari acara makannya bersama ketiga sahabatnya, Celliqa memutuskan untuk pulang ke rumahnya.
Sesampai di rumah dan sudah memarkirkan mobilnya ke garasi rumahnya, ia segera melangkah memasuki rumah mewahnya itu.
"dari mana kamu?" tanya seorang yang berhasil menghentikan langkah Celliqa namun sedetik kemudian ia melanjutkan langkahnha tanpa memperdulikan namanya di teriaki oleh orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere Over The Rainbow
FanfictionIbunya tidak peduli. Ayahnya apalagi. Keduanya sering bertengkar. Tapi tidak mau bercerai. Dan juga saling berselingkuh di belakang. Jadi sebenarnya, untuk apa ia hidup? ------ Cewek enam belas tahun ini merasakan nerakanya dunia, di saat remaja seu...