Sepulang sekolah, Farshal mengantar Celliqa ke apartemennya. Setelah itu, Farshal langsung pulang dan Celliqa pun langsung masuk ke gedung apartemennya.
Celliqa menekan nomor tujuh belas di tombol lift yang tersedia, beberapa detik kemudian ia sudah sampai di lantai tujuh belas.
Hari ini adalah hari yang melelahkan bagi Celliqa, informasi yang ia dapatkan dari Dilla dan Bella membuatnya sesak dan sakit kepala.
Celliqa tak merasa heran saat ia masuk ke dalam apartemennya dengan keadaan pintu yang tidak terkunci.
Dengan santai ia melenggang masuk ke dalam apartemennya, ia membutuhkan tempat tidur.
Ia duduk dengan kasar di sofa yang berada di ruang tamu, ia masih belum sadar bagaimana apartemennya sekarang ini.
Sampai...
"Long time no see, anak ku."
***
Riska Altaric adalah seorang wanita berusia memasuki tiga puluh tahun yang masa-masa mudanya di habiskan untuk bekerja sebagai penari di sebuah klub malam dengan bayaran yang tidak terlalu besar. Menurut gosip yang beredar, ia adalah juga seorang yang bekerja sebagai one night stand. Asal usul keluarganya tidak begitu jelas, karena menurut kabar burung kedua orang tuanya sudah meninggal sejak ia masih kecil dan ia di urus oleh tantenya yang kini sudah meninggal.
Perempuan asli Indonesia ini sedang berbadan dua yang katanya adalah anak dari seorang pengusaha sukses, Regard Rahardian. Regard pun bertanggung jawab atas kesalahan yang menurutnya tak pernah di buatnya. Regard dan Riska menjalani hubungan di belakang Lily, istri sah Regard. Dan Regard juga Riska sedang me--Bella menghempaskan berkas yang di bacanya begitu saja ke meja. Lalu di tatapnya Dilla.
Kesal? Sudah pasti!
"Menurut lo, apalagi yang harus kita lakukan?" tanya Bella berusaha meredam amarahnya.
"Test DNA." jawab Dilla dengan nada tak yakin.
"Jadi lo ngira kalau si Riska itu bukan ngandung anak om Regard?"
Dilla mengangguk, "She's slut, hm more than you know."
"Gue nggak tau, Dill." balas Bella pasrah. Dia sudah bingung dengan kejadian yang terus mengganggunya apalagi Celliqa, sahabat sekaligus sepupunya itu.
"Ayolah, bukannya lo suka bertindak kriminal?" tanya Dilla.
"Kalau testnya membuktikan kalau itu anaknya om Regard, bukan Celliqa aja yang sakit Dill. Gue juga, kak Bhilly, bahkan mungkin nyokapnya Celliqa."
"Dan kalau ternyata itu bukan anaknya om Regard gimana dong? Kita bakal nyesal, gitu juga om Regard yang ternyata udah di bohongin."
Ada jeda sekitar beberapa menit, sampai Bella menatap Dilla penuh arti.
"Bagusnya, di sandera atau di culik?"
"Itu sama aja, begs!"
***
Regard menyeret Celliqa masuk ke dalam rumah, dan ternyata Lily sudah menunggu keduanya di dalam.
Celliqa tak mengerti mengapa ayahnya tau tempat persembunyiannya, dan apa maksud Regard membawanya ke rumah lamanya?
"Mau anda apa, Tuan Rahardian?" tanya Celliqa dengan tatapan tajam.
Regard menampar Celliqa, sampai ada bercak merah di wajah Celliqa.
Bukan mata Celliqa tak perih dengan perlakuan ayahnya, hanya saja ia harus bisa terlihat kuat di depan musuhnya.
"Kamu apa-apaan, Regard?! Dia anak kamu, kenapa kamu harus main tangan sama dia?!" Lily membentak Regard yang juga kaget kenapa ia bisa menampar anak bungsunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere Over The Rainbow
FanfictionIbunya tidak peduli. Ayahnya apalagi. Keduanya sering bertengkar. Tapi tidak mau bercerai. Dan juga saling berselingkuh di belakang. Jadi sebenarnya, untuk apa ia hidup? ------ Cewek enam belas tahun ini merasakan nerakanya dunia, di saat remaja seu...