Extra

249 14 2
                                    

Jadi, apa tujuan hidup mu?

Kesuksesan?

Kekayaan?

Atau kasih sayang?

Aku lebih memilih kasih sayang, mengapa? Karena jalan hidupku dulu, setelah di pikir kembali, sangat jelas bahwa aku kekurangan kasih sayang, orangtua.

Dulu.

***

Setahun sudah berlalu sejak Farshal menyapa Celliqa di Bukit Pelangi. Dan syukurnya, hubungan mereka membaik seiring berjalannya waktu.

Celliqa memandangi dirinya di pantulan cermin, gaun berwarna silver memanjang menutupi tubuhnya, ia tersenyum melihat pemandangan di depannya.

Tok.. tok.. tokk..

Lalu pintu kamar Celliqa terbuka, munculah sang Ibunda tercinta dengan celemek kesayangannya.

"Farshal udah jamuran nungguin kamu, masih belum puas dandannya?" semprot sang Ibu.

"Ini udah selesai kok Ma." balas Celliqa.

Lily memandangi anak bungsunya dari kepala sampai kaki, lalu ia tersenyum, "Pilihan Dilla bagus."

Celliqa tertawa renyah, "Setuju."

Lily tau ada sesuatu di balik tawa Celliqa, ia mendekat ke arah Celliqa lalu memeluk anaknya dengan penuh kasih sayang.

Celliqa menerima pelukan Ibunya dengan senang, ia tersenyum tanda bahwa ia kuat.

"Kehilangan sahabat memang berat, tapi, dia gak akan pernah hilang dari ingatan kamu, kenangan yang udah kalian buat adalah sebuah penghargaan yang harus kamu jaga. Sampai kalian bertemu lagi di esok hari." bisik Lily.

Celliqa mengangguk setuju, "Makasih, Ma."

Lily melepaskan pelukannya, di tatapnya mata anaknya itu, "Sekarang kamu ke bawah, buat kenangan indah sama Farshal."

Celliqa mengernyitkan dahinya, sementara Lily mengedipkan sebelah matanya dan segera keluar dari kamar Celliqa.

Celliqa menahan tawanya, lalu ia pun menyusul Ibunya dan turun ke bawah menemui Farshal.

***

Celliqa dan Farshal masuk ke sebuah Restauran mewah yang memang sudah di sewa, mereka menghadiri acara reuni sekolah setelah lama berpisah.

"Lihat siapa yang datang!" sorak Yaya saat Celliqa dan Farshal mendekati sekelompok manusia yang sedang berbincang-bincang.

"Ugh, serasinya." goda Bella sambil menyeringai.

"Kalian udah lama?" tanya Celliqa.

"Kita malah udah kenyang." jawab Abil.

"Alfa gak datang?" tanya Farshal mengenai keberadaan Alfa.

"I'm here." sebuah suara berat mengagetkan mereka, seperti biasa, Alfa datang sendiri.

"Lo gak sama Marvin?" tanya Farshal lagi sambil menautkan dahinya.

"Marvin bukan pacar gue." jawab Alfa cuek.

"Jadi dimana Marvin sekarang?" tanya Celliqa pada Alfa.

Alfa menatap teman-temannya heran, "Mana gue tau. Ko lo pada nanya Marvin sama gue."

Mereka tertawa mendengar pernyataan Alfa.

"Mungkin sakit buat Marvin datang ke sini." celetuk Bella membuat semua tatapan pasang mata menatap ke arahnya, "Gue gak salah ngomongkan?"

Mereka sibuk masing-masing, berusaha mengacuhkan apa yang di ucapkan Bella.

"Cel, lo hauskan? Gue ambilin minum ya." Farshal berusaha keluar dari lingkaran ke-awkward-an.

"Gue ikut."

***

Abil berjalan mengambil microphone yang sudah di sediakan, lalu ia menarik nafasnya dalam-dalam, "Malam teman-teman."

"Malam, Abil." balas mereka kompak sambil terkikik-kikik.

"Gue di sini buat wakilin ketua kelas kita yang gak bisa hadir, ya karena lo semua pada tau kalau dia super duper lagi menyibukkan dirinya. Jadi, gue pibadi mau ngucapin terima kasih buat kalian yang udah meluangkan waktu sejenak untuk datang ke sini, buat ngisi acara ini. Sekali lagi terima kasih."

Tepuk tangan meriah terdengar seantero ruangan. Lalu Abil meletakan microphone ke tempat asalnya.

Tiba-tiba lampu padam membuat ruangan menjadi gelap.

Celliqa melihat ke sekelilingnya berusaha mencari Farshal di tengah kepanikan banyak orang.

"Farshal." panggil Celliqa.

Dan saat itu juga, lampu kembali hidup.

"Hei, sweetheart." Celliqa membalikkan badannya melihat Farshal sudah duduk di kursi di depan panggung dengan keyboard di depannya. "Ingat ini?"

Treasure,

Farshal menekan tuts keyboard yang ada di depannya, Celliqa menatap Farshal tak berkedip.

That is what you are.

Seisi ruangan bersorak gembira menyaksikan adegan romantis tersebut.

Honey you're my golden star.

You know you can make my wish came true.

If you let me treasure you.

Farshal mengakhiri pertunjukan singkatnya itu, lalu di tatapnya mata Celliqa dari kejauhan, Celliqa yang di tatap tak bisa berkutik sedikit pun, seolah membeku.

"Cel, will you marry me?"

***

Akhirnya.

Lunas ya extra part SOTR.

Thanks yang udah rela nunggu, yang ngeinbox minta di buatin extra part. Makasih yang udah mau ngasih dukungan buat gak putus di tengah jalan.

Bye bye.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Somewhere Over The RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang