"Dil, lo mau kemana?" tanya Celliqa pada Dilla.
Bel istirahat sudah berbunyi sejak sepuluh menit tadi. Dan Celliqa belum ada keluar kelas.
Jadi, melihat Dilla bangkit dari bangkunya ia jadi ingin ikut.
"Perpustakaan." jawab Dilla.
"Ikut." balas Celliqa.
Daripada harus sendirian di kelas.
Sebenarnya di kelas ada beberapa orang, tapi Celliqa tidak terbiasa seperti Dilla yang duduk diam menghabiskan waktu sendiri.
Setelah mendapat anggukan dari Dilla, ia dan Dilla akhirnya keluar dari kelas.
Di depan pintu mereka berpas-pasan dengan Marvin.
"Mau kemana?" tanya Marvin pada mereka.
Namun Celliqa hanya melihat bahwa Marvin hanya bertanya pada Dilla.
Dilla menoleh kepada Celliqa, dan Celliqa juga menoleh kepada Dilla dengan tatapan bingung.
Belum sempat Dilla menjawab pertanyaan Marvin, ada seorang junior cewek yang lewat di dekat mereka.
"Halo kak Marvin." sapanya sambil tersenyum manis.
Marvin membalas senyuman adik kelas itu, "Hai."
"Istirahat kedua mau makan bareng nggak kak?"
Celliqa yang melihat dan mendengar itu langsung melongo di buatnya, juniornya ini terlalu frontal. Bahkan Marvin aja kaget. Dilla? Jangan di tanya.
"Cel, gue duluan ya." pamit Dilla langsung meninggalkan Celliqa.
Celliqa melepas kepergian Dilla dengan tampang heran.
"Kak." panggil si junior.
Celliqa melihat bedge yang ada di seragam adik kelasnya itu, Zahra Almatara Riskan.
Marvin pun tersenyum, "Istirahat kedua kayaknya gue di kelas deh. Jadi kapan-kapan aja." tolak Marvin secara halus.
Zahra langsung mengangguk sambil tersenyum lalu permisi.
Sepeninggalan Zahra, mata Celliqa tertuju pada kertas yang di pegang Marvin.
"Apa tuh?" tanya Celliqa kepo, karena kertas itu berwarna merah muda dan ada gambar hati.
"Ini?" tanya Marvin sambil menunjukan kertas yang ada di tangannya, "Nggak tau, gue nemu di depan pintu loker gue."
"Isinya?"
"Kepo."
Celliqa mendengus kesal.
"Dari penggemar rahasia?" tebak Celliqa.
Marvin mengangguk.
"Jadi bener kata Bella kalau lo sering dapat surat ataupun cokelat dari penggemar rahasia lo." gumam Celliqa.
"Kalian ngegosipin gue?" tanya Marvin penuh selidik.
Celliqa langsung menggeleng.
"Ada namanya nggak?" tanya Celliqa berusah mengambil kertas di tangan Marvin.
Namun Marvin mengelak.
"Ya nggak ada lah, begs! Kalau ada sih bukan penggemar rahasia."
Lalu Marvin masuk ke dalam kelas meninggalkan Celliqa yang sedang kesal.
***
Bella sedang mengantri mengambil makanan, ia dan Yaya sepakat memilih sereal. Dan entah kenapa, antrian sereal kali ini lumayan panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere Over The Rainbow
FanfictionIbunya tidak peduli. Ayahnya apalagi. Keduanya sering bertengkar. Tapi tidak mau bercerai. Dan juga saling berselingkuh di belakang. Jadi sebenarnya, untuk apa ia hidup? ------ Cewek enam belas tahun ini merasakan nerakanya dunia, di saat remaja seu...