Chapter 9 : "Love and the teror ( the dark is rise)

79 12 0
                                    

Orang bilang kekuatan cinta itu kuat, apapun bisa dilalui dengan cinta. Mereka juga bilang dendam itu kuat, bahkan sekuat larva gunung api yg mampu menghancurkan semuanya.

Lalu, yg manakah lebih kuat antara cinta dan dendam? Mungkin tak ada yg lebih kuat. Tapi kekuatan terbesar dari perasaan manusia adalah ketika cinta berubah menjadi dendam.

Ketika cinta itu sendiri yg menjadi pemicu sisi terburuk dari dirimu, maka tak ada yg bisa menghentikannya.

***
TAP ... TAP ... Suara langkah kaki Seokjin yg sedari tadi bolak-balik dari ruangannya menggema hingga para bawahannya menoleh dan berbisik membicarakannya.

" Baru pertama kali aku melihat Ketua tim seserius itu..."

" Memangnya kau tidak menyadari kalau kasus ini sangat sulit? Kasus ini bahkan hampir tidak memiliki petunjuk apa pun ..."

"Ya, aku dengar kalau Komisaris memberikan kasus ini kepada Ketua untuk menekannya. Kau tidak ingat kasus kematian adik Ketua 3 tahun lalu?"

" Aku tahu itu! Bukankah kasus itu memiliki banyak keganjalan namun ditutup sebagai kasus kecelakaan?"

" Hari itu, Ketua mengumpulkan banyak bukti, tapi Komisaris mendesaknya untuk menutup kasus itu dan mengeluarkannya dari kasus. Bahkan bukti-bukti yg dikumpulkan Ketua semuanya dianggap tidak ada artinya..."

"Jadi maksudmu, kasus ini untuk..."

"Ya, jika Ketua gagal memecahkan kasus ini dia mungkin akan kehilangan karirnya..."

"Apa? Sampai separah itu?"

"Tapi aku dengar ketua sudah mengirim seseorang untuk menyelidiki kasus ini secara terpisah. Itu artinya terlepas dari pengawasan pusat jadi kasus ini jadi lebih leluasa di selidiki..."

Mereka terus berbisik hingga ketika Seokjin menatap ke arah mereka, barulah mereka duduk di kursinya dan berpura-pura bekerja dengan serius.

***

Seokjin pun menghempaskan tubuhnya ke kursinya. Ia pun menghela nafas lalu kembali membuka file kasus dan mencoba menganalisanya.

" Ini benar-benar rapi, untuk pertama kalinya aku mendapatkan kasus tanpa cela seperti ini. Dia melakukannya tanpa jejak sedikitpun, seolah dia sudah merencanakan semuanya. Satu-satunya petunjuk adalah kandungan narkoba di tubuh korban." pikir Seokjin seraya menatap berkas seraya tangan kanannya menggosok dahinya dengan pelan.

Seokjin pun meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Halo, apa sudah ada perkembangan?" tanya Seokjin

"Tenang saja, aku sedang berusaha sekarang. Aku tahu kasus ini penting untukmu karena ini mungkin menyangkut kematian adikmu. Jangan khawatir aku akan melakukan yg terbaik."

"Baiklah, terima kasih banyak..." ucap Seokjin lalu menutup panggilan itu.

***

Di sebuah cafe yg tenang, Yoongi dan reporter Jennie Kim tengah duduk dengan dua cangkir latte menemani mereka.

" Jadi, kenapa kau ingin menemui ku?" tanya Yoongi

"Pertama, ini kartu namaku..." ucap Jennie memberikan kartu namanya

"Majalah Magis dan Misteri?" ucap Yoongi membaca kartu nama itu

"Ya, pada umumnya majalah kami membahas tentang hal-hal supranatural, misteri tidak terpecahkan. Yah ... seperti iblis, hantu, alien semua tentang hal yg diluar akal manusia." jelas Jennie

" Maaf, tapi berapa umur mu?" tanya Yoongi dingin

"Nde? 22 tahun memangnya kenapa?" ucap Jennie bingung

Blank spaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang