Chapter 11 : " Reminder "

53 11 0
                                    

Seperti apakah itu masa depan? Kau dan aku tidak akan pernah tahu. Yg bisa kita lakukan hanyalah menerka apa yg akan datang di hari esok.

Kita terus mencoba menerka apa yg menunggu di depan sana, hingga kita tidak menyadari betapa pentingnya saat ini.

Kita tidak akan pernah mengetahui betapa pentingnya itu, sampai saat itu menjadi masa lalu. Masa lalu yg kemudian kita kenang dan kita ingat di masa mendatang.

Kita selalu lupa untuk menikmati dan menghargai saat ini. Saat dimana kita masih bernafas, tertawa, melihat, dan bersama orang-orang yg menyayangi kita. Padahal saat inilah yg akan paling kita rindukan kelak.

***
Suasana sekolah sama seperti biasanya. Sinar mentari yg hangat dan dedaunan yg bergoyang lantaran tiupan angin. Burung-burung yg berkicau dan juga para siswa yg bermain dan berbincang di Selasar.

Suasana ini tetaplah sama meskipun bertahun-tahun berlalu, karena ini sekolah dan sekolah akan tetap sama untuk selamanya.

Itulah yg dirasakan Saeron saat ia melangkahkan kakinya mengikuti seorang pria paruh baya yg memegang buku tebal dan tongkat di salah satu tangannya.

Saeron terlihat begitu senang karena ia kembali mengenakan seragam SMA. Rambutnya yg lurus terurai menambah indah cantik parasnya bersamaan dengan senyum manisnya yg tak berubah dari 3 tahun yg lalu.

Senyum Saeron begitu manis dan tidak kaku sehingga tidak ada yg akan merasakan keanehan pada dirinya.

***
Saeron pun berdiri di samping pria paruh baya yg sedang duduk di kursinya seraya membuka file siswa.

" Namamu Kim Saeron?"

"Ya.." jawab Saeron seraya tersenyum

" Baru saja kembali dari Amerika dan disini tinggal bersama seorang wali..."

"Ya, Dokter Kim Namjoon adalah wali saya sepenuhnya disini.." jawab Saeron

"Begitu, baru saja kembali dari Amerika pasti akan sulit bagimu untuk beradaptasi dan berbaur pada awalnya, tapi nanti kau pasti akan bisa bergaul dengan baik."

"Maaf, bisakah aku memilih kelasku sendiri?" tanya Saeron membuat gurunya menatapnya

***

Suasana kelas tetap terasa sama. Beberapa anak ribut dan berbicara dengan rombongannya masing-masing. Ada yg membicarakan aib teman mereka, membicarakan idol bahkan game.

Tapi diantara keributan itu ada keheningan di bangku pojok. Yap, siapa lagi kalau bukan Yoongi. Dia memang selalu tenang tapi kali ini beda. Dia yg selalu terlihat tidak peduli apa pun itu, kini tengah memerhatikan Taehyung yg duduk disampingnya Lisa.

Taehyung dan Lisa terlihat sangat bahagia. Tatapan dan senyum mesra mereka dapat membuat semua orang iri terhadapnya.

"Hei, kenapa? Cemburu dengan kemesraan mereka?" tanya Jisoo yg duduk di samping Yoongi seraya tersenyum dengan salah satu tangannya menopang dagu.

"Apaan sih berisik!" ucap Yoongi lalu menoleh ke arah ke jendela

"Kalau itu bilang saja ... mumpung aku duduk denganmu, kita juga bisa semesta mereka. Aku Jisoo rela mengorbankan diriku untuk melepas status jomblo mu." ucap Jisoo seraya memeluk tangan kanan Yoongi

Yoongi pun melayangkan tatapan tajamnya, saking tajamnya seolah sinar laser keluar dari matanya. Jisoo yg menyadari arti tatapan itu pun segera melepas pelukannya dari tangan Yoongi.

"Jangan galak begitu, padahal aku hanya ingin membantu." gumam Jisoo

"Dibandingkan mereka ... yg membuatku terganggu adalah kenyataan kau duduk di sampingku." ucap Yoongi dengan nada dingin

Blank spaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang