Orang bilang janji adalah hutang yg harus dibayar, namun sering kali hutang tidak dibayar dikarenakan bunga yg begitu besar.
Bagaimana aku bisa menepati janji jika kau menaruh banyak persyaratan di dalamnya yg sudah jelas terlalu tinggi tuk ku wujudkan?.
Janjiku untuk bisa pantas berdiri di sampingmu, bagaimana bisa ku wujudkan jika kau hanya melihat kekuranganku saja.
***
Semilir angin berhembus menerbangkan dedaunan pepohonan berwarna cokelat kemerahan yg berguguran. Bunga sudah lama layu digantikan dedaunan cokelat.Hari ini adalah hari pertama musim gugur. Dengan tenang seraya melihat satu per satu foto di dalam diary nya, Jisoo duduk di bawah pohon akasia yg sedang menemaninya dengan daun-daun yg berguguran.
Matanya memandang sekaligus mengenang masa-masa abadi yg terekam foto itu dan tersimpan di memorinya. Masa dimana kebersamaannya dengan Jungkook disaat mereka masih kecil.
Saat itu mereka masih sangat polos. Jungkook yg selalu ada untuk Jisoo tanpa tahu hal itu membuat gadis itu menjadi terbiasa dan jatuh hati padanya. Jisoo yg sangat lugu, menyerahkan hatinya pada pria yg selalu menilainya dari penampilan luar saja.
Saat itu mereka sangat dekat hampir tak bisa dipisahkan, hingga pubertas merenggut semuanya. Jungkook menjadi begitu angkuh akan ketampanannya dan menganggap Jisoo culun dan tak pantas berada di dekatnya lagi. Semuanya pun berubah hingga Jisoo tidak memiliki tempat lagi di hidup Jungkook.
***
Air mata Jisoo pun menggenang di pelupuk mata saat kenangan-kenangan itu terlintas di pikirannya. Jisoo pun melirik Jungkook yg sedang tersenyum bersama teman-temannya di kejauhan. Pikirannya pun kembali pada malam pahit yg ia lalui.
*Flashback ON*
Jisoo terdiam saat suasana di sekitarnya memanas. Jisoo hanya bisa terdiam menundukkan kepalanya seraya menangis pelan. Ia tak kuasa menatap wajah orang tuanya yg kecewa dan mungkin saja malu mendengar setiap hinaan tentang dirinya yg terlontar dari mulut Jungkook.
"Jungkook-ah! Jaga kata-katamu!" Bentak tuan Jeon kepada putranya itu
"Kenapa Ayah? Aku tidak mengatakan kebohongan. Bagaimana Ayah bisa memintaku bertunangan dengan gadis konyol seperti dia?" Ujar Jungkook
"Konyol? Bagaimana kau bisa berkata seperti itu tentang Jisoo? Apa kau lupa kalian sangat dekat waktu kecil! Dia itu calon tunangannya!" Ujar tuan Jeon
" Dekat? Itu dulu! Ayah lihat dia sekarang, memakai kacamata bodoh dan rambut dikuncir seperti itu. Lihat aku! Apa pria tampan sepertiku pantas berdampingan dengan gadis bodoh seperti dia?" Ujar Jungkook dan disambut tamparan keras dari ibunya.
"Ibu..." Ucap Jungkook seraya memasang wajah tak menyangka
"Apa itu caramu berbicara kepada orang tua? Siapa yg mengajarimu bersikap kasar seperti ini? Apa Ibu?" Ucap Nyonya Jeon
"Ibu, kenapa menamparku? Aku hanya mengatakan ketidak setujuanku terhadap perjodohan ini, apa itu salah?" Ujar Jungkook
"Tidak, tapi bukan begini caranya. Haruskah kau menghujamkan pisau di hati Jisoo di setiap kali kau berucap?. Kenapa kau jadi tidak menghargai perempuan seperti ini? Apa kau lupa kalau Ibumu ini juga perempuan? Bagaimana jika ada orang yg berkata kasar seperti itu kepada Ibumu, tidakkah kau akan sakit hati?" Ucap Nyonya Jeon
"Sudah, tidak perlu menjelaskan padanya. Dia sudah dewasa sekarang, setidaknya biarkan dia menggunakan otaknya itu untuk belajar menghargai perempuan." Ujar Tuan Jeon lalu menarik tanganan istrinya dan meninggalkan tempat pertemuan itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Blank space
Fiksi PenggemarKim Namjoon adalah seorang dokter sekaligus ilmuwan yg jenius. Ia menemukan berbagai terobosan besar di dunia medis hingga pada akhirnya ia kembali melakukan penelitian untuk menciptakan pil mempercepat regenerasi. Kejatuhan Namjoon pun dimulai saat...