Chapter 19: " Pragma "

67 9 0
                                        

Suram, sunyi, sepi dan mencekam. Seperti tenangan sebelum badai datang. Seokjin berjalan tanpa mendengar atau melihat sesuatu.

Kini Seokjin telah berada di tangga yg menuju ke lantai 2. Dengan hati-hati ia melangkahkan kakinya menaiki anak tangga satu per satu sembari sesekali  melirik ke atas.

Tetap saja tak ada bayangan yg terlihat hingga ia berada di lantai 2. Tapi satu hal yg tidak diketahui Seokjin adalah selama ini dia tidak sendirian. Sebenarnya sejak dia memasuki sekolah, sedari itu ia terus di awasi melalui kamera CCTV.

Di depan layar monitor dengan senyum smirknya Saeron memantau pergerakan sang kakak sulungnya itu. Seakan ia sudah menunggu kedatangan Seokjin.

"Apa kau benar-benar ingin melakukan ini? Dia itu kakak kita. Kita bersaudara!" ucap Taehyung yg sedang berdiri di belakang adiknya

"Karena dia kakak kita, karena kita bersaudara makanya ini harus dilakukan." ujar Saeron

"Aku tidak mengerti. Kenapa kau ingin melukai kakak kita sendiri? Kenapa kau bisa tega melukai saudara sendiri?" tanya Taehyung

"Kakak, kenapa kau jadi emosional? Bukankah ini bagus jika kita bertiga melakukan ini bersama-sama? Kakak yg paling kuat, kakak  paling cerdas dan aku. Kita bertiga memulai dunia yg baru. Karena itu kita harus membuat kak Seokjin menjadi seperti kita." ujar Saeron lalu tersenyum lebar

"Aku benar-benar tidak mengerti jalan pikiranmu." ujar Taehyung dengan nada sendu dan parau.

"Kakak..." ucapan Saeron pun terhenti kala pintu ruangan tiba-tiba terbuka lalu Mino pun masuk dan segera menghampiri serta berbisik kepadanya

Sebaris senyum pun terlukis di wajah Saeron lalu ia melirik kepada Taehyung. Taehyung yg melihat itu langsung mengerutkan dahinya mencoba menerka-nerka apa alasan dibalik senyum mencurigakan adiknya itu.

Setelah Mino selesai berbisik Saeron pun hendak melangkahkan kakinya, namun langkahnya harus terhenti karena Taehyung menahan tangannya. Saeron pun berbalik dan menatap heran kepada kakaknya itu.

"Ada apa? Apa yg membuatmu tersenyum seperti itu?" tanya Taehyung dengan tatapan serius

"Bagaimana ya? Haruskah aku memberitahu kakak atau tidak?" ucap Saeron dengan memasang wajah manja seraya menyusuri wajah Taehyung dengan matanya

"Jangan bercanda! Katakan padaku!" ucap Taehyung sedikit membentak adiknya itu

"Iya, baiklah. Jangan membentak ku seperti itu ... Kami sudah menemukan Yoongi dan Saeron. Sekarang mereka bahkan bersama Hoseok. Cukup mengesankan mereka bisa menghindari CCTV dan bersembunyi selama ini, tapi itu tidak akan lama. Kak, aku sudah melepaskannya tadi ... sekarang aku tidak akan membiarkannya lagi. Kau tidak bisa menghentikan ku kali ini." ucap Saeron dengan nada bicara dan tatapan serius diakhir perkataannya.

Saeron pun pergi meninggalkan Taehyung bersama Mino yg mengekorinya. Taehyung terdiam sejenak. Entah apa gravitasi yg menyebabkan tatapannya terus jatuh ke bawah.

Begitu suasana ruangan menjadi hening sepenuhnya tanpa suara langkah kaki Saeron terdengar, perlahan Taehyung meraih ponselnya yg ada di saku celananya dan menghubungi Jisoo.

"Halo, ada apa?"

"Jisoo-ya, aku membutuhkan bantuan mu sekarang. Begini..."

"Baiklah, aku mengerti. Kau tenang saja.." ucap Jisoo lalu menutup telepon

Taehyung pun menatap layar ponselnya. Disana terdapat foto Lisa yg tersenyum ceria. Perlahan tetes demi tetes air matanya jatuh dan membasahi layar ponselnya.

"Maaf, hanya ini yg bisa ku lakukan. Aku harap ini benar-benar bisa melindunginya." benak Taehyung.

***

Blank spaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang