Kerlap-kerlip lampu yg warna-warni menjadi pemandangan yg biasa di pusat kota yg ramai. Jalanan dipenuhi orang yg lalu lalang. Meskipun sudah malam tetap saja mereka terlihat sibuk berkutat dengan ponselnya.
Ditengah keramaian itu seorang gadis muda berjalan tak tahu arah. Perawakannya begitu berantakan dengan baju putih dan rambut terurai. Matanya melirik ke segala arah dengan pandangan penuh kebingungan.
Gadis itu adalah Kim Saeron yg baru saja bangkit dari kematian. Semua terasa baru baginya. Nafas, detak jantung, dan hasrat yg tak terbendung.
Hasrat yg begitu kuat hingga ia tak bisa mengendalikan dirinya. Hasrat gelap yg membuatnya selalu ingin melihat darah yg mengucur dari tubuh orang lain. Hasrat untuk merenggut nyawa.
Langkahnya terus mengitari gang demi gang. Hingga ia berjalan di sebuah gang gelap dan sempit, namun tak ada keraguan apalagi ketakutan di matanya. Ia terus melangkah maju tanpa tujuan. Seorang pria yg sedang mabuk terlihat berjalan sempoyongan di depannya.
Bukk! Bahu mereka pun bertabrakan dan membuat Saeron berhenti dan menatap pria itu dengan tatapan yg sangat janggal.
"Apa! Minggir sana!" ucap pria itu kesal seraya mendorong Saeron dengan tangannya
Namun Saeron malah memegangi tangan pria itu tanpa berkata apa pun. 1 detik, 2 detik ... amarah pria itu kian memuncak setiap detiknya.
"Apa-apan ini! Lepas!!" bentak pria itu seraya menarik tangannya
Tapi anehnya sekuat apa pun ia mencoba menarik tangannya, ia tetap tak bisa melepaskan tangannya dari cengkraman Saeron. Saeron pun mengangkat wajahnya dan tersenyum kaku dengan sinar mata penuh hasrat.
"Kau tertawa? Apa yang..."
BUKK!! CESSS .... pria itu tak dapat menyelesaikan kata-katanya karena tiba-tiba Saeron membenturkan kepalanya ke tembok hingga darahnya menyembur keluar. Pria itu hanya dapat memandang wajah Saeron yg tersenyum sembari menatapnya yg menanti ajal. Wajah Saeron kian buram, buram dan semakin buram hingga semuanya gelap.
Saeron semakin melebarkan senyumnya seraya memandangi pria itu yg tergeletak tak bernyawa lalu beralih pada kedua tangannya yg berlumuran darah. Senyumnya mengembang lebar seolah ia sangat puas dengan apa yg ia lakukan.
KYAAA!! Sebuah teriakan kembali mengalihkan pandangan Saeron pada seorang wanita dewasa berumur 30-an yg ketakutan saat melihat Saeron.
Saeron yg dibutakan oleh hasrat membunuhnya kian melangkahkan kaki mendekati wanita itu. Merasa terancam dan ketakutan, wanita itu pun berlari seraya berteriak meminta tolong.
"Tolong! Seseorang tolong aku! Tolong!" teriaknya namun tidak ada siapa pun yg datang.
Malam yg mencekam dengan bulan purnama tanpa di dampingi bintang di langit dan udara dingin yg menusuk hingga ke sela-sela tulang, membuat rasa takutnya yg menjalar kian menjadi-jadi.
Dia terus berlari, semakin jauh menembus gang-gang namun detak jantungnya tak jua tenang.
Hush, hush ... Nafasnya terengah-engah. Langkahnya terhenti di ujung gang karena dirinya kelelahan.
Di liriknya di lorong gang, tak ada bayang Saeron di sana. Ia pun menghela nafas lalu menyandarkan tubuhnya di pintu samping sebuah bar. Wajahnya pucat pasi, matanya berbinar dan bergetar karena ketakutan.
"A-Apa ... Apa yg ku lihat itu? Sebenarnya apa itu tadi?" gumamnya dengan tubuh gemetar
TAP ... TAP, suara langkah kaki yg mendekat membuat jantungnya kembali berdegup kencang. Ia kembali dirasuki perasaan takut yg besar. Ia begitu takut untuk mengangkat wajahnya dan melihat seseorang yg kini berdiri di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blank space
FanfictionKim Namjoon adalah seorang dokter sekaligus ilmuwan yg jenius. Ia menemukan berbagai terobosan besar di dunia medis hingga pada akhirnya ia kembali melakukan penelitian untuk menciptakan pil mempercepat regenerasi. Kejatuhan Namjoon pun dimulai saat...