osiem | eight
❝having a little reunion won't hurt❞
++
untuk beberapa saat, suasana hening. harry tidak bicara apa-apa lagi setelah itu. begitupun luke, yang enggan membuka topik.
"hey," tiba-tiba suara emily terdengar. "ada sirup leci. kalian nggak alergi leci, kan?"
luke nyengir sementara harry hanya memandangi gelas yang disajikan emily. harry melihat emily duduk di samping luke dari ujung matanya, yang membuatnya mendongak.
jangan peduliin mereka. gue harus balik dulu dari sini.
"guys, ini masa depan," kata harry membuka pembicaraan.
baik emily maupun luke, sama-sama melirik satu sama lain bingung.
"trus...?" ujar luke bingung.
"kita masih SMA, sumpah gue ga bohong kalian harus percaya sama gue," ucap harry mulai berapi-api. "ini masih 2014, tapi entah mengapa pengabulan doa gue membuat seolah-olah ini tuh 2022."
harry bahkan tak peduli dengan bahasanya yang sangat tinggi dan tatapan bingung dari kedua sahab-temannya.
"um, harry, kalo butuh istirahat... ada kamar kosong, kok," kata emily hati-hati.
"anjir kenapa daritadi pada nyuruh gue istirahat si. listen, gue sama liam BARU AJA TADI iseng-iseng lempar koin di museum deket sekolah; museum nasional st. john. gue minta hari ini untuk di skip; trus tiba-tiba gue kaya ketiduran gitu, trus bangun di bus trus ada cewek ngaku-ngaku pacar gue. dan kalian tau apa? BAM. gue melewatkan delapan tahun dalam sekejap."
emily dan luke sama-sama tak berkedip saat harry mengoceh, membuat harry semakin kesal dan ingin bergelung di kasur sambil menangis saja.
"mimpi kali," celetuk luke, yang disusul injakkan kaki dari emily.
"gue ga mimpi, mo. ini serius," harry menjambak rambutnya sendiri. "ini aneh, tau ga. aneh."
luke terdiam, lalu melirik emily dengan tatapan 'kita harus apa?'. harry bersandar pada sofa sambil mengerang.
"harry, aku tau ini nggak masuk akal, tapi aku sama luke bakal bantuin kamu," kata emily setenang mungkin.
"iya, ting," ucap luke dengan nada memancing. dan dia berhasil; harry tersenyum mendengar nama panggilan konyolnya dari luke, dan satu orang lagi, mika.
"coba minum dulu," kata emily sambil menyodorkan sirup lecinya. harry mendesah lalu meneguk minuman itu perlahan.
"oh iya, ada yang tau mika gimana kabarnya sekarang?" tanya harry tiba-tiba sambil cengengesan.
sebelum luke menjawab, emily sudah memotong. "pindah ke amerika. dan angela, dia lagi praktek ujian di kuliah kedokterannya sekarang."
"tau darimana? maksud gue, yah, kita kan udah... gitu deh," ucap harry salah tingkah.
"social media, harry," kata emily sambil memutar bola mata.
"yang jelas bukan facebook, ya," celetuk harry mengingat kelsie bahkan tak ingat apa itu facebook.
"facebook udah lama di blokir kali," luke menimpali. "jadi kangen waktu pertama kali di add nyokap gue, trus gue block akunnya ahahaha."
mereka bertiga terkekeh dan suasana mulai mencair. tiba-tiba harry merasa ini masih hari yang sama; duduk di kantin yang sekarang berubah jadi ruang tamu apartment emily, sambil mengobrol, minus mika dan angela.
lalu harry teringat bahwa dia kesini untuk satu tujuan. "oh ya guys, gue... kita, harus ke museum dan bikin wish lagi supaya semuanya kembali ke semula."
***
a/n
bahasa yang gue pake buat judul chapter itu bahasa Polish, gue pake bahasa itu karena itu bahasa tersusah nomor 1 di dunia hoho <3