jedenaście | eleven
❝i almost forgot that i have a girlfriend.❞
++
harry tertidur di sofa emily saat mereka baru pulang. harry begitu stress dan capek, sehingga dia tidak mempedulikan gerutuan emily saat dia tiba-tiba menjatuhkan diri di sofa. dan cowok itu baru terbangun ketika hari sudah malam; sekitar jam setengah 9.
hal pertama yang harry lihat; tv yang menyala dan seorang gadis pirang yang sedang duduk di lantai, punggungnya bersandar pada lutut sofa, dan posisinya menutupi pengelihatan harry ke tv.
"em," panggil harry setelah matanya sudah terfokus penuh.
gadis di depannya ini langsung menoleh dan menyingkir. "hey. mau minum?"
emily memberikan segelas air putih yang tergeletak di meja pada harry. gadis itu memakai piama yang dia pakai tadi pagi; yang merupakan pemandangan biasa bagi harry. emily memang suka sekali pakai piama.
"si homo mana?" tanya harry sambil menegakkan badannya dan meneguk habis segelas air tadi. "oh, maksudnya luke. sorry. efek masih anak SMA."
cengiran tipis terlukis di bibir emily, membuat harry ikut nyengir juga. "luke pulang tadi jam 6. dia ada latihan band."
"widih, band apa?" harry mengerjap. "gila, gila. kalo ada mika disini, bakalan seru. luke anak band? keajaiban dunia."
emily nyengir. "iya, dia bikin band sama temen-temennya."
harry tertawa geli membayangkan temannya memainkan alat musik. "em, inget nggak kenapa gue sama mika manggil luke 'homo'?"
emily yang sebenarnya tidak tertarik dengan pembicaraan ini, hanya menggeleng.
"soalnya luke itu lembek. asli, dia suka nangis dulu kalo gue sama mika jailin. trus kalo dia di bully sama anak geng, dia ga pernah ngelawan, jadi gue sama mika yang maju. tapi anehnya dia polos banget sama pasrah gitu," kata harry sambil cengar-cengir. "lagian, gue ragu tuh si luke kuat ngangkat gitar."
"heh," emily menggerutu, tapi ujung-ujungnya dia tertawa juga.
"dan, dia ngga naksir siapa-siapa dari SD sampe SMP, aneh banget. makanya waktu kita ketemu angela, kita mati-matian cie-ciein mereka supaya luke baper dikit, eh tapi dia tetep ga doyan cewek. kocak gila," harry terkekeh sendiri dengan bayangan tawa mika saat mereka mem-bully luke habis-habisan.
"bagus. itu artinya aku yang luke taksir paling pertama," kata emily penuh kemenangan.
harry diam-diam memutar bola matanya dan menggerak-gerakkan mulutnya lagi seperti nenek-nenek sedang menggerutu. sempat hening sebentar karena harry tidak menanggapi lagi, sampai akhirnya hp-nya yang sedaritadi tersimpan di sakunya berbunyi.
"apaan nih? iPhone 7?" harry memandangi benda bergetar yang ia pegang sekarang. dia melihat layar hpnya yang begitu jernih dan bodinya yang sangat tipis.
"harry, angkat aja sih telponnya," gerutu emily karena ringtone hp harry begitu berisik.
harry melihat caller id-nya. terdapat tulisan 'kelsie' dan tanda hati berwarna pink. harry mengerang.
bersikap seperti pacar. bersikap seperti pacar.
"halo, sayang," kata harry, diikuti lidahnya menjulur seolah berkata, 'oops, apa itu tadi.'
"harry, kamu dimana?" suaranya begitu lembut sampai-sampai harry terharu. belum pernah dia mendengar cewek berbicara selembut ini.
"aku... masih di tempatnya emily. kenapa?" tanya harry sambil melirik emily yang kini meliriknya.
"nggak apa-apa. kapan pulang? aku pesen pizza tadi tapi kayaknya udah ga anget. masih mau nggak?"
"MAU!!! aduh baik banget si, ya ampun. ini on the way pulang ya, bye bye!"
harry segera meletakkan ponselnya di kantong celananya dan meraih jaketnya. dia melirik emily yang sudah bersiap-siap membukakan pintu.
"bye, em!" kata harry sambil tertawa, lalu berlari menuju basement tempat ia memarkir mobilnya.