pięć | five
❝where's liam?❞
++
harry dan kelsie (eh, begitulah dia menyebut namanya) sampai di apartment harry yang lengang, meskipun koridor terdengar begitu berisik.
"gue punya apartment... wtf," kata harry sambil melihat sekelilingnya. "siapa yang bayarin apartment ini?" sambung harry sambil menatap gadis di sampingnya.
"orangtua kamu. siapa lagi," ucap gadis itu sama linglungnya dengan harry. "harry, kalau kamu butuh istirahat—"
harry mengangkat tangannya, menyuruh gadis itu untuk diam. "nggak, gue ga butuh istirahat. gue butuh penjelasan. tolong lo duduk manis disini, jelasin lo siapa, jelasin hidup gue gimana. tolong, kelsie... itu kan nama lo?"
gadis itu menggaruk-garuk lehernya penuh kebingungan, tapi akhirnya dia duduk juga. setelah harry melepas sepatu dan jaketnya, dia duduk di sofa seberang kelsie dan menunggu gadis itu untuk menjelaskan.
"a..." kelsie hendak mengeluarkan satu patah kata, tapi dia kembali bungkam. dia memikirkan kalimat-kalimat itu lagi dan menyusunnya agar terdengar lebih pantas. "ka-kamu mahasiswa, di university of east london. kita sama-sama ambil jurusan law and social science."
"bagus," kata harry asal. "maaf tadi gue sempet ngira lo pacar gue."
kelsie membelalak dan mendekatkan wajahnya pada harry untuk melihat apa cowok itu sedang waras atau tidak. "harry, kita memang pacaran."
mata harry seolah ingin lepas dari kelopaknya saat mendengar pernyataan gadis tadi. pacar? shit. gadis ini terlihat seperti gadis-gadis dari strip-club, meskipun cara bicaranya lembut sekali.
harry bergerak-gerak di sofanya dengan gelisah. kita memang pacaran. kalimat apa itu! harry melirik gadis itu lagi, lalu mengerang.
bagaimanapun, dia sedikit merasa bersalah karena sudah bersikap seperti 'oh-sangat-bukan-pacar' sedaritadi.
"maaf," kata harry. "gue, eh, aku..."
"nggak apa-apa kalo kamu mau ngomong gue-elo kayak tadi," kata gadis itu tersenyum. "aku tau kamu lagi pusing sama tugas. jangan pikirin aku, harry. tenang aja."
harry mengerang lagi. "ya ampun gue—oke, aku ga kenapa-napa... aku tadi di museum sama liam, trus kita lempar koin ke air mancur ga jelas, trus aku make a wish, trus aku ada disini. trus ada elo; kamu. aku respect kamu kalau memang kamu pacar aku tapi... ya ampun."
kelsie hanya terdiam, membiarkan harry mengoceh sesuka hatinya. gadis itu menganggap ocehan harry hanya berupa hasil dari stressnya. dia bahkan tidak kenal siapa liam.
"mana liam?" tanya harry setelah dia terdiam agak lama.
"siapa liam?" tanya kelsie balik.
harry mencelos begitu mendengar pertanyaan kelsie. "ada orang lain nggak yang gue—aku kenal disini?"
mata kelsie membulat dan tangannya terasa dingin. "emily russel... teman sekolah kamu dulu."
***
a/n
cute banget kali ya kalo harry ngomongnya jadi aku-kamu terus :(( *mimisan*