dwanaście | twelve
❝you don't wanna lose a stranger who claims to be your girlfriend.❞
++
kelsie memeluk harry saat cowok itu muncul di pintu apartmentnya. harry sempat merasa tidak nyaman, namun dia harus bersikap normal.
bersikap seperti pacar.
"duh duh, ada apa ini?" kata harry berusaha semanis mungkin..
kelsie terkekeh dalam pelukannya. "aku ga mau kehilangan kamu, harry."
tangan harry terasa membeku dan jantungnya berdebar.
mampus, harus ngapain gue.
"aku juga," kata harry lalu melepas pelukan kelsie. "kels, kalo aku boleh tanya, umur kamu berapa?"
kelsie mengerjap bingung, namun akhirnya menjawab juga. "dua puluh tiga. kenapa?"
anjrit, 17 sama 23 jauh bener.
oh, gue lupa kalau umur gue justru lebih tua. 25. ha. ha.
kelsie kembali memeluk harry. "harry, ya ampun."
"hey, kenapa sih?" tanya harry sambil melepas pelukan kelsie. "kayak aku mau mati aja dipeluk mulu."
kelsie meninju lengan harry pelan, lalu memeluk lagi. meskipun harry mengerang, kelsie tidak melepas pelukannya. "harry, aku selalu takut kalau kamu ada di dekat emily. please..."
harry mengangkat satu alisnya, sama sekali tak tertarik. "emang emily kenapa? kan cuma temen, lagian udah nggak sedeket dulu."
"iya, aku tau. maaf. kamu nggak tau rasa takutnya cewek itu bisa macam-macam," kata kelsie sambil tersenyum pahit. "aku terlalu takut kalo kamu suka lagi sama emily."
harry melongo sesaat sebelum membalas pelukan kelsie. "ya ampun. nggak lah," ucap harry berbohong.
god, mulut gue manis banget. tolong.
"oh ya, gue laper," kata harry jujur. "aku laper," koreksinya lagi.
kelsie tersenyum lalu memberikkan sepiring pizza sisa yang ia pesan tadi. selama harry makan, kelsie menceritakan tentang hari-harinya kemarin di kampus saat tidak ada harry.
"...dosennya juga bosen banget. oh ya, gimana? tadi kamu sama emily," kelsie mengubah topik secepat harry menelan makanannya.
harry menatap gadis itu lalu mendesah. "kita ke museum, plus pacarnya emily juga."
harry bersumpah dia bisa melihat kelsie tersenyum saat dia menyebutkan 'pacarnya emily'.
harry melanjutkan ceritanya sambil mengunyah. "terserah, sih, kamu percaya apa enggak. tapi aku ga bakal nyerah sampe aku bisa pulang. kamu mungkin ga bakal ngerti aku ngomong apaan, tapi ya udah lah ya"
kelsie mengendikkan bahunya dan menanggapi asal. "jadi kamu ke museum itu lagi buat make a wish lagi?"
harry mengangguk. "aku ga percaya beginian, sih, tapi ngga ada pilihan lain. dan sayangnya kolamnya udah dibongkar. stuck disini sampe tua gue hahah."
kelsie mematung sebentar lalu menatap harry dengan serius. "harry, aku ngambil kelas sejarah tambahan di kampus. i swear to god, air mancur itu memang nyata, dosen aku yang bilang. air mancur itu bisa mengabulkan semuanya."
mata harry membelalak dan harry menutup mulutnya dengan raut tak percaya. "kenapa ga bilang daritadi... dari kemarin... dari pertama kali gue disini..."
harry berusaha tidak meremas pizzanya dengan gemas dan kelsie melanjutkan ceritanya.
"dosen aku berperan dalam pembuatan kolamnya... kayaknya dia yang tau seluk-beluk museum itu. dan dia—apa ya sebutannya?—aku gatau, yang jelas dia pinter. cerdas. dan aku kenal deket sama dia," ucap kelsie.
"kelsie... anter aku besok ke dosen kamu."